Arthur Pendragon

54 5 0
                                    

  Gândul va fi mai greu, cu atât inima este mai puternică, curajul cu atât mai mare, cu cât forța noastră scade.

(Thought shall be the harder, the heart the keener, courage the greater, as our strength lessens.)

Aici stă liderul nostru toți, valabilul om în praf

(Here lies our leader all cut down, the valiant man in the dust)

eímai megálos, den tha fýgo, allá skopévo na xaplóso dípla ston kýrió mou, apó ton ántra pou agapoúse tóso polý.

(I am old, I will not go away, but I plan to lie down by the side of my lord, by the man so dearly loved.)

***

Para Dewan telah sepakat. Para  Lord and Lady Methrion juga sepakat. Daniel Pendragon akan menjadi raja Atlantis berikutnya. Jutaan penduduk yang berasal dari seluruh wilayah berkumpul di depan halaman istana. Mereka menyambut Raja yang baru.

"Arthur telah kembali!" Teriak salah seorang dari mereka dan diikuti sorakan dari yang lainnya.

Daniel berjalan diantara mereka dan didampingi ketiga Sorcerer Supreme. Mereka melempari bunga dan semerbak aroma wewangian. Begitu banyak kereta-kereta yang bawa oleh Pegasus berterbangan membawa pemimpin dari tiap-tiap wilayah. Griffin menghinggapi ujung-ujung tiang yang menjulang tinggi. Banyak kebudayaan berkumpul di istana. Beberapa menyerupai Mesir dan Nusantara, patung-patung raksasa dengan khas Babylonia dan bangunan-bangunan intelektual Yunani.

Di dalam istana suasananya sedikit berbeda. Di luar dengan penuh sorak-sorai sementara di dalam merdu dengan spiritualitas. Paduan suara para Elves menggema di seluruh ruangan menyanyikan kisah-kisah Arthur.

"Tunggu!" Teriak Alex dari langit-langit. Dia turun dengan menunggangi Singa Galeon.

"Darimana saja kau?" Lord Ahran  kesal.

"Maaf, ada sedikit kendala di jalan. Sekarang silahkan dimulai penobatannya."

Ketua Dewan berjalan menuruni bangku kekuasaannya. Pelayan membawa mahkotanya. Paduan suara menghentikan alunan melodi mereka. Sorak-sorai diluar perlahan menjadi bungkam seiring ditutupnya gerbang emas istana.

Suasana berubah drastis menjadi sakral. Alex menghirup napas dalam dan melihat temannya yang sedang menaiki tangga bawah tahta. Sungguh rentetan kejadian yang tak dapat terelakkan yang menuntun mereka sampai ke sini. Sesuatu yang menggiring mereka dan menghantarkan mereka, apakah ini takdir? Mungkin demikian. Dia juga tak dapat menyangkalnya lagi.

"Tunggu!" Seseorang berteriak di belakang. Semua mata menatap kearahnya. Pria bertubuh kekar dan rambut panjang yang dikuncir ke belakang berjalan mendekati tahta.

"Ku rasa tidak cuma aku," dia berhenti di hadapan Lord and Lady Methrion. "Ku rasa tidak cuma diriku yang meragukannya."

"Apa yang kau lakukan?" Kata Lady Yavanna "ketua dewan telah memutuskan..."

"Keputusan ketua Dewan saat ini hanyalah sebuah desakan dari berbagai pihak dan dukungan dari rakyat. Apa saat ini tahta telah diputuskan lewat demokrasi?" Dia mengangkat alis kanannya.

"Mungkin iya!" Sahut Alex.

"Hah! Lucu sekali jika kebenaran diputuskan oleh semuanya, biar anjing ku juga memberikan suara nanti."

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang