The Elements of the world

98 19 2
                                    

"Akan kuberitahu tujuan kalian berlatih selama ini. Latihan fisik, itu membangkitkan potensi Mana yang ada di dalam diri kalian untuk membentuk sebuah medan energi atau Aura."

"Apa benar begitu, Master?" tanya Daniel.

"Ya, pejamkan mata kalian, tenangkan diri."

Dengan suasana hening dan sepi, hanya suara tetesan air kolam yang terdengar.

"Tenangkan pikiran."

Begitu tenang rasanya. Aku menjadi tenggelam dalam pikiran, gambaran-gambaran masalalu serta imajinasi terlintas dipikiranku. Tiba-tiba tubuhku menjadi berat, seperti ada tekanan yang keluar dari dalam. Ku coba untuk membuka mata, dan terlihat tubuhku dibalut cahaya putih yang terang.

"Buka mata kalian." Kata Master.

Daniel dibalut cahaya hijau, Louis dengan cahaya jingga, dan Violet, emm, itu warna apa?

"Kenapa warna Auraku seperti kuning ke emasan?" tanya Violet.

Master tiba-tiba mematung dengan mulut menganga.

"K-kau, itu, Aura itu..."

"Ada apa Master?"

"Aku ingin bertanya siapa Ayahmu?"

"Ayahku, dia pelatih beladiri."

"Apa Ayah dan Ibumu itu orangtua kandungmu?"

"Itu, tidak bisa ku jawab."

Kami semua memandanginya.

"Aku malu mengatakannya."

Master tersenyum lembut.

"Kenyataan terkadang tidak sesuai dengan apa yang sering kita inginkan. Tapi, itu bukan sesuatu yang menghalangi kita untuk mengetahui tentang jati diri kita. Apa kau mengerti?"

Violet menusapkan tangannya ke matanya, "Ya, Master."

"Ceritalah."

"Aku pernah mendengar percakapan orangtuaku, dan Ibuku berkata bahwa aku bukan anak mereka."

"Lalu?"

"Tidak, aku tidak tahu lagi."

"Maaf sudah membuat perasaanmu terluka dengan menanyakan hal itu. Karena Auramu itu sesuatu yang begitu besar."

"Apa?" tanya kami serentak.

"Alex auramu itu putih, persis seperti apa yang dimiliki Merlin. Kau Violet, kau perlu tahu kalau Aura yang kau punya itu adalah Aura Nirvanna."

"Hah, Nirvanna?!"

"Ya, kau adalah seorang Nephilim."

"Nephilim?" tanyaku.

"Keturunan para Nirvanna."

Nirvanna punya keturunan, hah, Violet keturunan Malaikat? Kebohongan apa lagi ini.

"Begini, saat ini kita fokus untuk belajar dulu. Setelah ini, kalian boleh menggunakan perpustakaan di sana." Master menunjuk kumpulan buku di pojok aula.

Fokus, tenangkan pikiran. Semua ini memang nyata, bukan mimpi. Hal ini selalu menggangguku, antara kenyataan dan mimpi yang sulit ku bedakan. Mungkin ini terdengar aneh, tapi hal ini nyata. Atau aku memang terlalu bodoh menganggap mimpi itu sebuah kenyataan. Ah, memuatku pusing saja. Tenangkan pikiran, pikiran yang jernih membuat pribadi menjadi lebih baik.

Tekanan energi mulai terasa kembali, muncul dari dalam. Lebih fokus, dan rasakan energi ini. Semakin dalam, semakin halus rasanya. Semakin ku lepaskan kegelisahanku, rasanya energi yang kurasakan ini mejadi semakin halus, menyebar hingga keseluruh tubuh dan meresap.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang