Prolog

1K 153 298
                                    

㋛︎


Tuhan tidak bicara untuk menjelaskan mengapa langit malam harus gelap. Manusia pun tidak perlu mengeja untuk memberitahu mengapa mereka tidak sempurna.

Ini hanya sepenggal kisah manusia yang mencari kata sempurna dalam kamus kehidupan, menata sebaik mungkin hal-hal yang lengkara ketersediaannya dalam takdir.

Mereka lupa, hidup bukan hanya tentang bahagia,

Bernapas!


-R E C A K A-

.
.
.

㋛︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

㋛︎

DUNIA memiliki banyak arti. Sebagian orang menganggap dunia itu indah, sebagian lainnya menganggap dunia adalah neraka--siksaan tanpa belas kasih. Manusia tumbuh dengan karakter yang telah dunia buat, entah baik atau jahat tak ada yang berbeda. Mungkin alasan mengapa hidup adalah pilihan, adalah mereka dipaksa memilih menjadi baik atau buruk untuk menghadapi dunia.

"Bisa gak lo berhenti megang pantat gue?" sinis Alfa. Ia melirik kesal ke belakang, di mana Gata teman kelasnya terus saja terdorong ke depan karena antrian batagor yang cukup padat.

Gata menoyor pelan kepala Alfa. "Geer lo, jomblo! Lo gak liat situasi gue kejepit gak bisa ngapa-ngapain gini? Masih sempet-sempetnya lo ngomongin pantat lo yang tepos! Mang, saya batagor goceng!"

"Body shamming lo kampret!"

"Bacot! Buru bilang ke Mamang pesenan kita, entar kesalip mulu!"

Alfa merotasikan bola matanya malas. Banyak anak yang terlihat mengantri di tiap tukang dagang, sebenarnya di luar gerimis, tapi karena wajah Alfa tepat di depan panci penggorengan gerobak batagor membuat wajah tampan laki-laki itu berkeringat karena panas dari uap.

"Lah Bang. Batagor buat saya kapan?" tanya Alfa saat dikiranya Mang Adi tengah menggoreng batagor untuk dirinya dan Gata, kenyataannya saat mau Alfa ambil, Mang Adi malah memberinya untuk murid lain.

"Bentar, ini satu lagi," sahut Mang Adi yang keliatan sok sibuk.

"Tuh kan! Payah lo mesen batagor. Kesalip mulu njir," ujar Gata tidak sabaran. "Mang, jangan sampe saya beli gerobak-gerobaknya nih!"

"Jadi kalo udah kesalip, apakah harus syahadat lagi?" sambung Alfa.

"Lo mau gue makan idup-idup di sini?"

Alfa hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan Gata. Butuh beberapa sekon sampai akhirnya mereka mendapatkan batagornya.

Bunyi sesuatu yang jatuh mengalihkan banyak atensi murid yang ada di kantin. Tak lama terdengar suara teriakan membuat kantin yang semula sudah heboh karena antrian makanan, menjadi tambah heboh karena teriakan melengking dari siswi tersebut. Hampir seluruh manusia yang ada di kantin berbondong-bondong keluar untuk melihat apa yang terjadi, termasuk Alfa dan Gata.

RECAKAWhere stories live. Discover now