10 || Kematian

257 64 70
                                    

㋛︎

Hal paling berani yang pernah saya lakukan adalah,
Tetap hidup, ketika saya ingin sekali mati.

-Julliete Lewis-

-RECAKA-
.
.
.

-RECAKA-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

㋛︎

MATI adalah tragedi paling besar yang terjadi pada dunia. Beberapa manusia takut pada kematian karena mereka akan meninggalkan dunia. Pernah dengar kata-kata kita manusia hanya hidup sekali? Frasa itu tidak benar, sebenarnya mati-lah yang hanya sekali, karena manusia sudah hidup berkali-kali.

Tapi terkadang hidup bukan hanya tentang bernapas, lantas diberikan sebuah kamuflase berupa kebahagiaan dan keterpurukan. Hidup lebih rumit dari apa yang kita pikir, takdir memberi bahagia bersama luka, lalu masa lalu menyeret kenangan dan trauma bersamanya. Tuhan juga menitipkan perasaan membuat manusia hidup dengan banyak warna termasuk hitam.

Sebagian manusia hidup dengan jiwa yang berusaha dimatikan berkali-kali karena sebuah goresan pedih bernama ketakutan. Ketakutan akan takdir yang tak pernah bisa masuk dalam bagian ekspektasi besar yang kita impikan.

Mereka lebih memilih mati sekalian, daripada hidup, tapi dengan jiwa yang sudah lama membusuk.

Pandangan pemuda itu terlihat tenang menatap langit malam bertaburan cahaya dari jendela gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Bibir itu mengisap nikotin sisa setengah dan mengembuskannya membuat udara sekitar dipenuhi asap. Berharap ribuan kepulan asap dari nikotin yang ia isap bisa ikut membawa pergi sisa-sisa kisah memilukan yang pernah terjadi dalam perjalanan hidupnya dari pikiran.

Alfa mengedarkan netranya dan menemukan Janu dengan hoodie berwarna coklat tua mendekat dengan senyuman lebar. Lantas ia buang sisa rokok yang ada di jarinya ke sembarang arah setelah ia matikan bara apinya.

Janu menatap Alfa dengan mata memicing, dua tangannya ia biarkan tenggelam di dalam saku hoodienya yang kebesaran. Ia lantas mengalihkan atensinya pada putung rokok yang Alfa buang. "Ngerokok lagi?"

Alfa meringis sebentar tanpa meng-iyakan perkataan Janu. "Sekali ini doang, yaelah."

"Sekali tapi diulang terus," ujar Janu. Laki-laki itu duduk di samping Alfa di bangku taman. "Rokok itu gak baik buat kesehatan lo, Alfa. Organ lo bisa rusak, inget ada keluarga lo yang harus lo lindungi."

Alfa tersenyum kecil, pikirannya mendadak berpendar memunculkan satu persatu kenangan masa lalu saat Janu menyebut kata keluarga. Alfa bukanlah orang baik, orang lain hanya mengenal dirinya sebagai Alfadama Harsa, pemuda tampan cukup berprestasi yang jago beladiri dan olahraga. Pemuda yang jarang sekali tersenyum namun sangat peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Tanpa tahu bahwa ada hidup seseorang yang ia sudah hancurkan.

RECAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang