11 || Retak Bersama Waktu

212 54 93
                                    

㋛︎

Dunia memberi luka. Lantas semesta menugaskan sang waktu untuk menjadi teman.

Tapi waktu terus berjalan melewati kita tanpa menyembuhkan.

-R E C A K A-
.
.
.

-R E C A K A-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

㋛︎

Dafi memandang jenuh hujan di luar. Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit lalu, namun koridor masih sepi karena hujan yang mendadak berjatuhan membasahi bumi membuat para siswa-siswi lebih betah di kelas.

Tidak dengan Dafi.

Laki-laki itu lebih suka menyendiri. Ditemani sepi yang membeku. Dibanding bersama keramaian yang membuatnya kaku.

"Lo suka hujan?"

Mata Dafi melirik sekilas, tak begitu terkejut menemukan Yuna--si gadis pengganggu yang selalu datang tiba-tiba. Dafi menggeleng pelan, "enggak."

"Berarti kita gak cocok," jawab Yuna kalem, nadanya masih terdengar riang meski sebenarnya datar. Dafi menatap gadis itu dari samping. Yuna benar-benar memiliki garis wajah hampir sama seperti Alfa. Bedanya gadis itu terlihat lebih banyak bicara ketimbang kembarannya.

"Karena gue suka hujan," lanjut Yuna yang membuat Dafi tersenyum kecil.

Gue juga suka hujan.

Tapi itu dulu, sebelum hujan merenggut segala kehidupan normal yang ia miliki. Sebelum trauma yang mengambil alih hari-harinya yang kosong, menjadikannya potongan-potongan kecil yang begitu menyakitkan bagaikan serpihan kaca.

Dafi semakin lekat menatap gadis di sampingnya. Yuna memiliki wajah yang jauh lebih cantik jika dilihat dari dekat. Bulu matanya lebih lentik dari yang ia perkirakan sebelumnya. Pipi gadis itu pun sedikit chubby.

Tak banyak yang Dafi tahu tentang Yuna. Gadis itu cukup pintar, hanya saja tak begitu aktif dalam perlombaan. Tidak seperti Janu dan Maureen.

"Ekhem!" Alfa tiba-tiba merangkul Yuna, berdiri di tengah-tengah keduanya dan menatap Dafi sinis. Laki-laki itu seperti tak ada habisnya memandang semua orang dengan tatapan seperti itu. "Lo tau gue siapa?"

"Alfa," jawab Dafi datar.

"Lo tau gue siapanya dia?"

Dafi mengerutkan Dahi tak paham. Matanya mengerjap beberapa kali karena bingung.

"Abangnya galak. Jadi jangan macem-macem!" seru Alfa lantas mengalihkan perhatiannya pada Yuna. Dahinya berkerut samar saat melihat Yuna yang nampak gusar dengan ponselnya. "Ngehubungin siapa, sih? Pacar? Serius banget."

RECAKAWhere stories live. Discover now