Epilog

257 41 59
                                    

㋛︎

"Katanya, kita bertemu untuk berpisah"

"Katanya, kita bertemu untuk berpisah"

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

㋛︎

17 July 2017

Papan mading yang dilapisi kaca itu menjadi pusat perhatian banyak siswa-siswi dengan bawahan biru dongker. Layaknya magnet penyita perhatian, semua bergerumul sejak pagi tak membiarkan koridor lengang. Masih hari pertama ajaran baru, manusia-manusia berseragam itu hanya semangat dari pagi sampai siang, selebihnya, bahkan sampai hari esok--mereka akan kembali mengeluh.

Pemuda berhidung bengir dengan tatapan kosong memandang mading itu tak beranjak barang sejengkal meski banyak dari siswa-siswi yang berdesakan hendak melihat daftar kelas mereka. Tatapannya kosong, melamun. Dua kepalan tangan yang sengaja disembunyikan di saku celana biru dongkernya bahkan tak bergerak keluar sama sekali saat tubuh pemuda itu hampir linglung karena banyak senggolan dari banyak sisi tempat ia berdiri. Entah apa yang ada di pikiran pemuda berlabel nama Alfadama Harsa--yang tetap berdiri kokoh tanpa berniat pergi dari tempat yang membuat pemuda itu jengkel.

Ck!

Alfa berdecak. Ia ingin beralibi tengah mencari daftar namanya di mading meski sudah ia temukan namanya berada di deretan kelas VII 1, ternyata mencari ketenangan dengan menatap mading--yang Alfa pikir adalah hal sederhana-- sama rumitnya.

Beberapa minggu yang lalu. Alfa berduka. Tepatnya, keluarganya berduka karena kehilangan sosok pemimpin yang mereka miliki. Sosok Ayah.

Ayahnya meninggal beberapa minggu yang lalu, dan anak itu bahkan tak memasang ekspresi sedih sama sekali. Yang ia coba renungkan di depan mading sekolah yang mulai sepi adalah--ia khawatir dengan kembarannya--Yuna. Pasti anak itu akan kesulitan memulai sekolahnya dengan status baru-- anak perempuan tanpa ayah. Pasti Yuna akan merasa kesepian dan mengalami duka yang begitu mencekik karena tanah Ayahnya bahkan masih basah. Pasti hal-hal menyedihkan tentang Ayahnya akan mengganggu proses belajar Yuna. Pasti Yuna tengah menangis semalam sampai matanya bengkak karena biasanya Ayahnya yang akan mengantar ke sekolah, tapi kali ini, di sekolah barunya Yuna harus berangkat sekolah sendiri. Bahkan kembarannya yang durhaka malah meninggalkan Yuna pagi tadi saat sarapan.

"UWANJING!! SINI GAK LO! LO HARUS BAYAR PAJEK KARENA UDAH DUDUK DI TEMPAT FAVORIT GUE!!"

Alfa menggerakkan sedikit lehernya ketika embusan angin membelai area belakangnya, diikuti suara nyaring yang membuat gendang telinganya nyaris pecah.

Laki-laki yang memiliki rambut agak tipis klimis di ujung koridor tampak mengatur napas. Kemudian kembali berlari saat melihat orang yang mengejarnya kembali mengambil ancang-ancang.

RECAKAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα