1 || Pemuda Tanpa Teman

622 122 238
                                    


㋛︎

My mind is too loud, i can't hear your bullshits!

-R E C A K A-

.
.
.

㋛︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

㋛︎

"Buka bajunya!"

Dua temannya itu mengangguk menuruti kata laki-laki gendut dengan donat di tangannya, lantas mendekati Dafi yang terlihat sudah kesakitan.

Dafi menyentak salah satu tangan dari anak buah Noval--si gendut tukang bully-- dan berusaha menjauh meski sadar tubuhnya sudah tersudut tembok belakang sekolah. "Udah gue bilang gue gak punya duit," ujarnya lirih.

"Bohong! Masa ke sekolah gak bawa duit, emangnya lo gak minta ke emak lo!" sahut Noval sembari mengunyah gigitan terakhir dari donatnya. "Ups! Gue lupa. Lo gak punya emak."

Tawa ketiga orang itu berhasil membuat telinga Dafi panas, dadanya berdesir menahan amarah, tapi yang ia lakukan hanya diam, seperti memang sengaja tidak memberontak. Laki-laki itu terlalu lelah berdebat dengan tukang rundung sekolah.

"Gue bilang buka bajunya! Cari duitnya, cepet!" seru Noval, membuat dua babu kesayangannya itu kembali mendekati Dafi.

Dafi sudah pasrah ketika dua orang itu mulai menggerayanginya, ia tidak akan melawan kecuali jika mereka sungguh ingin membuka baju Dafi.

"Bilangnya gak ada duit," ucap salah satu anak buah Noval, ia menampar Dafi keras. "Nih, bos!"

"Lima puluh ribu?" tanya Noval kecewa. Ia berdecak. "Dasar miskin! Masa cuma segini?"

Dafi tersenyum miring mendengar penuturan Noval. "Karena gue gak punya nyokap. Lo sendiri? Nyokap lo mana kok minta duitnya ke gue?"

"Anjing!" Noval menendang kepala Dafi keras hingga membentur tembok. Laki-laki itu meludah pada rerumputan dan mencabut rumput itu kasar lantas memasukkannya paksa pada mulut Dafi. "Berani lo ngomong kayak gitu ke gue?"

Kemudian Noval menekan rahang Dafi kuat-kuat. "Dengerin gue ya bangsat! Gue minta duit ke lo karena tujuan lo ke sekolah ya buat ngasih gue duit!"

BRAKK!!

Sebuah tas melayang ke kepala Noval. Wajah laki-laki itu spontan memerah padam, matanya mendelik kesal.

"Miskin banget sih minta duit ke orang! Eh gentong! Porsi makan lo pasti banyak banget sampe harus malakin anak-anak?" teriak perempuan berkuncir kuda dengan poni menghiasi wajah manisnya.

"Yuna?" Wajah Noval yang tadinya hendak marah besar mendadak hilang tergantikan rasa was-was. "Lo ngapain di sini?"

"Bacot banget! Lah lo ngapain masih ke sekolah? Lo gak tau badan lo segede pom penampungan aer?" Gadis cantik yang dipanggil Yuna itu mendecih kesal, dan mengambil tasnya yang sempat melayang tadi. "Menuh-menuhin gedung sekolah aja."

RECAKAWhere stories live. Discover now