6 || Kata

278 75 86
                                    

㋛︎

Kata pelipur mungkin tak langsung menghibur. Tidak juga menyembuhkan luka.

Karena itu hanya sebatas kata, tapi banyak orang yang bertahan karenanya.

-R E C A K A-

.
.
.

㋛︎

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

㋛︎

Serangkai takdir menyakitkan selalu mengiri langkah perjalanan dunia yang bernama kehidupan, tapi katanya hidup saling berdampingan bukan? Jika ada takdir yang menyakitkan, maka Tuhan selalu memberi obat sebagai penyembuh luka.

Sama halnya dengan jamkos hari ini. Kebetulan Bu Pia selaku Guru Biologi tidak masuk kelas dan hanya memberi beberapa tugas yang harus anak muridnya kerjakan.

Gata kembali meneliti jawaban dari tugasnya dengan kembali membaca ulang tiap-tiap soal dan jawaban miliknya. Jari jemarinya terus membolak-balikkan buku paket biologinya dan membaca keseluruhan kata di dalam buku.

Masker berwarna hitam senantiasa menutupi area pipinya yang terkena rotan semalam. Ia mendesah pelan, jangan sampai kali ini kelolosan lagi, pikirnya.

Mungkin benar yang Ibunya bilang, Gata harus lebih giat belajar.

Sementara Alfa sibuk menggambar. Ia sudah menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik dan tak mau repot-repot memeriksa seperti yang dilakukan Gata, laki-laki itu masih fokus pada gambarannya sampai ia mendengar helaan napas dari sebelah.

Alfa melirik sinis. Tatapan tajam ia layangkan pada Gata yang masih sibuk membaca dengan serius. "Udah sih jangan belajar mulu, jamkos ini."

"Tetep aja gue butuh nilai bagus," jawab Gata. "Supaya masa depan gue cerah, gak kayak muka lo, butek!"

"Ngelunjak nih anak didiemin, lama-lama gue lelang juga lo ke tukang batagor," sungut Alfa. "Udah kalo sakit ke UKS sana. Mumpung jamkos."

Saat Alfa bertanya kenapa tiba-tiba Gata mengenakan masker hitam ke sekolah anak itu menjawab bahwa dirinya sedang terserang pilek. Tapi tentu saja Alfa tidak memercayai ucapan Gata begitu saja. Pasalnya tahun lalu saat musim hujan, Gata pernah diserang flu parah yang membuat ingus di hidung Gata tak berhenti mengalir, bahkan sampai mengganggu pelajaran karena Gata berisik dengan pileknya. Dan saat itu ia bahkan tidak menggunakan masker sama sekali.

Alfa percaya laki-laki itu sakit. Tapi mungkin sakit fisik yang lain. Maka dari itu Alfa menyuruhnya pergi ke UKS daripada melihat Gata terus memaksa dirinya sendiri untuk belajar.

Gata menatap heran Alfa yang hanya melihatnya tanpa kedip. Ia meringis sebentar. "Ngapa lo liatin gue kayak gitu? Lo suka sama gue?"

"Idih, sarap!" umpat Alfa dan berlagak mual. "Jijik banget lo ngomongnya. Udah sana ke UKS sebelum gue tendang beneran mental nyampe Turki lo."

RECAKANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ