Selenophile🍃M

978 54 0
                                    

Jangan berlebihan, sewajarnya saja
Semua bisa mengecewakan pada waktunya

Jihan Haneula Siregar
🍃❤__________❤🍃
_
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa votmen!

Happy reading❤


Keesokan paginya Jihan berangkat sekolah, walaupun cewek itu sedang demam. Ia duduk dikursi menunggu Sam untuk membuatkannya sarapan. Kalian tanya Mama Jihan kemana? Tentu saja sudah pergi lagi  entah kemana? Bahkan Jihan tidak keberatan jika Tania sekalian tidak perlu pulang. Yang ada di pikiran Mamanya itu hanya Hendra, yang lain seakan tidak di perdulikan.

"Nih makan nasi goreng, gue bangun dari subuh baru kelar bikin cuma satu piring buat lo." Sam berhasil memasak satu piring nasi goreng untuk adiknya tersayang, Sam tidak ingin Jihan merasa sedih karena tidak ada sosok yang menjaganya. Maka dari itu Sam yang selalu memperhatikan apa yang Jihan mau, menuruti semua keinginan gadis itu, termasuk mengizinkan untuk memperjuangakan Arkie.

"Makasih abang, ayok makan bareng. Nanti gue nggak habis, ini banyak banget"

Jihan menyeret Sam agar duduk di sampingnya. Ia terlebih dahulu minum air putih baru disusul memakan masakan Sam. Tangan Jihan terulur menyuapi Sam, cowok itu tidak menolak. Mereka tersenyuml lebar, Sam bersyukur masih memilik Jihan yang ada dalam hidupnya, termasuk Jihan juga beruntung memilik kaka seperti Sam. Yang selalu memprioritaskan apapun yang menyangkut Jihan.

Mereka telah selesai sarapan pagi bersama, Sam meletakan piring dan gelasnya di dapur. Beranjak pergi dari rumahnya untuk segera berangkat sekolah. Senyum Jihan mengembang melihat motor kesayanganya sudah ada dirumah. Mungkin kemarin Sam meminta motor Jihan agar dikembalikan oleh Sean. Ia menaiki motor itu dan siap untuk berangkat sekolah. Tiba-tiba Sam mencegahnya menyuruh Jihan turun dari motor.

"Turun! Jihan lo denger gue bicara apa nggak sih?"

"Gue mau berangkat sendiri, lo jangan ributin deh."

"Lo lagi sakit, nanti kalau jatuh, kepleset, otak lo kejedot aspal, gagar otak gimana?"

Gigi Sam saling bergesek, ia tertekan karena sifat keras Jihan yang tidak mau menurut. Selalu saja membangkang perkataanya. Lihat padahal niat Sam baik, ia tidak ingin Jihan kecelakaan karena tidak fokus menyetir.

"Itu urusan gue, urusan lo apa? Pokoknya titik gue mau berangkat sendiri, gue masih sakit, belum lumpuh. Nggak usah takut." Ujar Jihan angkuh, ia menjalankan mesin motornya berjalan pergi meningalkan Sam yang menahan emosi.

"Jihan Biadap, tungguin gue woy!" Teriak Sam menaiki motornya dan keluar menyusul Jihan yang terlebih dahulu di depan.

Dengan hati-hati Sam mengekor di belakang motor Jihan, ia memperhatikan setiap langkah yang Jihan lakukan. Berharap adiknya itu selamat sampai sekolahan dengan Sam. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan mereka sampai di sekolahan tepat waktu. Jihan dan Sam memarkirkan motornya di parkiran, mereka berjalan beriringan dikoridor.

Tatapan Jihan menjelajah mencari sosok cowok tampannya yang belum terlihat. Hingga dirinya sudah di depan pintu kelasnya.

"Arkie tadi di toilet, nggak usah di cariin. Kalau nggak enak badan langsung ke UKS. Minta anterin Kane, atau Sey jangan diem aja."

Setelah mengucapkan itu Sam mengacak rambut Jihan, ia pergi menuju kelasnya. Jihan mencebikan bibirnya sebal, ia berbalik masuk kedalam kelas, duduk di samping Kane yang sedang bermain ponsel.

Haciu

Kesekian kali dari tadi perjalananya di jalan. Ia bersin, menatap nanar wajahnya dicermin yang Kane punya. Kepalanya terasa berat, sebelum berangkat ke sekolah tadi Jihan sempat meminum obat Flue untuk meringankan gejalanya. Namun yang ada dirinya mengantuk sepagi ini.

"Ihh Jihan mah, kalau bersin di tutup dong nanti takut nular." Kane memberikan Jihan tissue untuk menutupi hidungnya yang bersin terus. Sey menatap Jihan dengan kasihan, temanya jadi tergangu karena terus-terusan bersin.

"Han lo nggak mau istirahat di UKS aja?" Ajak Sey, saat melihat Jihan menelungkupkan wajahnya di meja.

"Nggak apa-apa Sey, cuma bersin belum batuk." Balas jihan membuat Sey ingin memukulnya.

"Tapi tadi gue denger  kaka kelas ada yang bilang kalau kak Arkie sakit, sekarang dia ada di UKS. Makanya dia nggak ikut jaga di gerbang." Aduh Sey mengoda jihan saat mata gadis itu berbinar, ketika mendengar nama Arkie.

"Buruan bawa gue ke UKS, gue lagi sakit." Balas jihan menyentuh tangan Sey yang bersedekap dada.

"Ayok Kane bawah Jihan ke UKS, kasihan nih anak takut nanti tambah parah."

"Sey! Lo doain gue kenapa-kenapa?"

"Nggak gitu Han, cuman rada bilang, bukan doain."

Akhirnya mereka keluar dari UKS dengan membantu Jihan berjalan, berlagak seperti sedang sakit beneran. Padahal mereka hanya berpura karena ingin membantu Jihan dekat dengan siapa lagi kalau bukan Ka Arkie.

Sesampainya di UKS Jihan merebahkan tubuhnya di ranjang, ternyata benar kalau Arkie sedang istirahat disini. Kali ini kesempatan Jihan lebih banyak dari biasanya.

"Sana pergi, nanti istirahat bawa makanan kesini. Buruan gue mau berduaan sama Doi." Bisik Jihan dengan lembut, ia mengibaskan tanganya seperti sedang mengusir sesuatu.

"Dasar Jihan, ayok Sey. Biarin mereka berdua disini? Gue duluan han. Cepet sembuh."

Jihan mengangguk mantap, Kane keluar menutup pintu. Membiarkan Jihan menghabiskan waktu berdua nya dengan Arkie. Ia tersenyum melirik Arkie yang sedang menutup mata, benar cowok itu ternyata sedang tertidur.

"Tidur aja ganteng, apalagi kalau bangun." Gumam Jihan tidur menyamping menatap Arkie yang tidur tenang. Pagi ini sampai nanti istirahat ia akan bersama Arkie, semoga saja nanti Sam tidak ke sini untuk menemui Jihan. Tapi tidak mungkin pasti nanti cowok itu bertanya pada Kane dan Sey, dan mereka berdua akan menjawab jika Jihan berada di UKS.

Arkie mengeliat ia menelisik UKS, terkejut karena melihat Jihan sudah ada disampingnya. Cewek itu tersenyum lebar, menampilkan gigi putihnya.

"Hay ka Alkie." Sapa Jihan ia duduk bersilang, mengibaskan rambutnya, seakan ia menunjukan bahwa Arkie harus menatapnya.

"Ngapain lo disini?" Tanyanya ketus, Arkie ikut duduk, menghadap ke arah Jihan langsung.

"Ngepet, nggak liat lo gue santai disini?"

"Kalau ada orang yang nanya tuh jawab yang bener, inget gue senior lo dan ketua osis disini?"

"Bangga lo jadi ketua osis? Gue yang nggak jadi apa-apa juga biasa."

Kepala Arkie mendidih, tidak biasanya Jihan memangil dirinya dengan sebutan 'lo'. Sudah tauh dirinya disini Senior, dengan seenak jidat memangil tanpa embel-embel Ka. Seketika emosi memuncak, Arkie sangat kesal, ia ingin menendang jauh jihan di hadapanya.

"Arkieeeeee, sayangku. Ya ampun lo kenapa ha?"

Seorang cewek berlari tergesa-gesa memasuki pintu UKS tanpa mengucapkan salam. Dia memeluk erat tubuh Arkie, mengecup pela kedua pipinya berganti hingga beberapa kali. Jihan menelan ludahnya kasar, ia memalingkan wajahnya. Dia terlalu terlihat di mata Arkie bahwa Jihan cemburu melihat keduanya.

__________
Vanya pavola p❤

TBC!Salam penulis amatir❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC!
Salam penulis amatir❤

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now