Selenophile🍃S

906 40 7
                                    

Menaruh harap pada manusia adalah
Seni paling sederhana untuk menderita

Jihan Haneula Siregar
🍃❤___________❤🍃
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa votmen!
Happy reading

Sean yang tadinya ingin tidur terganggu karena suara bisik anggotanya yang mengombali seorang cewek yang Sean beum melihatnya. Ia bangun berjalan mendekati ketiga gadis itu.

"Hay ka Sean " sapa Jihan ramah, ia tersenyum manis ke arah Sean yang menatap Jihan tepat ke arah roknya.

"Han lo belum ganti? Itu kependekan makannya semua cowok disini liatin lo kaya tadi." Timpal Danu dari dalam warung sembari membawa mangkuk mie rebusnya.

"Pake." Suruh Sean memberikan jaketnya ke arah Jihan, cewek itu menerimanya dengan baik.

"Kita pamit dulu yah ka, makasih nanti secepatnya gue ganti roknya biar nggak pendek."

Kane menarik tangan Jihan menjauh dari warung itu. Sey mengikutinya di belakang, sebelumnya ia mengambil sepatunya yang sempat melayang. Mereka bertiga keluar dari jalanan, sempat bingung ingin pergi kemana akhirnya mereka semua memutuskan untuk pergi ke salon.

Yah ketiganya berencana ingin mewarnai rambut, sesuai keinginan masing-masing. Hampir memakan watu banyak mereka menemukan taxi yang melintas, ketiganya langsung masuk ke dalam taxi itu dan bergegas pergi dari area sekolahan.

Sesampainya di salon Retika, mereka turun tidak lupa untuk membayarnya dan tersenyum satu sama lain. Sebelum benar-benar masuk kedalam salon itu, Jihan terperangah baru kali ini ia memasuki salon yang cukup besar hampir menyerupai Mall yang berada di carelful.

"Ada yang bisa kami bantu mba?" Ujar pegawai dengan rambut di cepol, sangat natural dan cantik.

"Kita mau warnain rambut mba, ombre yah tapi." Kane menatap contoh rambut yang pegawai tadi memberikan sebuah foto rambut yang sangat cantik.

"Saya mau yang ungu sama biru tosca dong mba, Kane gue duluan yah. Bay." Jihan melesat saat sudah menemukan warna yang di sukainya, sedangkan Seyna juga sudah di urus oleh salah satu pegawai lainnya. Menyisahkan Kane yang bingung, akhirnya ia memilih hanya bleching saja.

Hampir setengah jam mereka menghabiskan waktunya disalon. Mereka selesai pukul 3 sore dan segera untuk pulang. Jihan bercermin ia tersenyum, menatap indah pada rambutnya yang lurus dan berwarna.

"Gas lah kita ngafe habis ini, jangan belagu mau pulang aja gak nyenengin." Jihan keluar salon itu diikuti oleh kedua temannya, mereka telah selesai membayar. Dan sekarang menunggu kendaraan yang lewat.

Bersyukur sebuah minibus berhenti tepat di depan salon, mereka naik sembari memegang cermin yang berada pada tanganya. Jihan membuka ponsel ia terkejut karena pesan dari seseorang, Arkie cowok tampan itu mengirimkan pesan pada Jihan. Dengan cepat Jihan membuka pesan itu dan ternyata.

ArkiesnaAres
Pesan ini telah dihapus

Jihan meremas ponselnya kuat-kuat, hampir saja di bahagia mendapat pesan dari calon pacarnya. Tapi mendadak lenyap karena pesan itu telah dihapus. Mungkin saja Arkie salah kirim, atau apa Jihan hanya tidak mengerti kenapa cowok itu melakukannya.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now