Selenophile🍃Y

866 35 3
                                    

Bukan ingin menjadi lebih baik dari orang lain
Tapi aku ingin lebih baik dari diriku yang dulu

Mikael lansaladon Arkiesna Ares
🍃❤_____________❤🍃
_
_
_
_
_
_
JANGAN LUPA VOTMEN!

HAPPY READING❤

Pagi-pagi sekali Arkie sudah berada di kamar Jihan, cowok itu panik saat Jihan mengirimkan pesan bahwa ia tidak berangkat sekolah. Sehingga dengan bergegas Arkie datang menemui Jihan sepagi ini. Sam sudah berangkat sekolah, sebelum Arkie datang. Sekarang giliran Jihan yang ditemani oleh Arkie berdua di kamar.

"Ka, ini udah siang lo ketua OSIS kan? Kedisiplinan lo ketat? Berangkat sekarang, atau mau gue usir?" Ancama Jihan berhasil, Arkie menggendong tas ranselnya berjalan mendekat ke arah Jihan dan mengecup kening gadis itu.

"Jangan lupa diminum obatnya, abis itu istirahat yang cukup. Kalau butuh apapun telfon gue."

"Iyah, buruan sana. Kasihan Vanya nungguin  lo." Bisik Jihan di telinga Arkie.

"Nggak usah pancing emosi gue ini masih pagi."

Arkie menutup pintu ia sebenarnya berat meninggalkan Jihan saat sakit di rumah sendirian. Sebenarnya ia juga bingung, kenapa kedua orangtuanya tidak pernah terlihat. Apa mereka tidak menghawatirkan Jihan? Karena gadis itu sedang sakit. Orang tua macam apa mereka? Menelantarkan anak kandungnya sendiri.

Disekolah Arkie memasang wajah datar, ia memasuki kelas. Duduk sebangku dengan Vanya, Sam yang melihat Arkie baru datang ke kelas meliriknya dengan tajam. Dia sudah dua kali membuat Jihan hujan-hujanan dan berakhir demam. Kali ini ia tidak akan mudah membiarkan Arkie  mendekati Jihan lagi.

"Gue minta lo jauhin Jihan!" Nada tegas Sam mampu memalingkan pandangan Arkie dari Vanya. Tadinya Arkie sedang berbicara dengan gadis itu mengenai kejadian kemarin. Suara dingin Sam mengalihkannya.

Sedikit terkejut sedetik Arkie tersenyum, mulai merasa jengah dengan sifat Sam yang terlalu ikut campur sama hubungannya dengan Jihan. Arkie sempat berpikir kalau Sam memiliki perasaan lebih dari seorang teman, mungkin yah Arkie hanya menebaknya saja.

"Lo siapanya?!"

"Gue nggak sudi Jihan diperlakukan layaknya wanita rendahan sama Lo. Cowok yang nggak punya perasaan!"

"Atas dasar siapa lo nuduh gue memperlakukan Jihan seperti wanita rendahan?"

Sam memutar bola matanya, menatap Arkie dengan kesal. Temannya ini selalu menutupi cara liciknya sendiri.

"Nggak usah sok nutupi! Lo itu pacar Jihan, kenapa lo selalu sama Vanya? Bahkan kemarin dia nungguin di halte sampe pulangnya kehujanan. Lo nggak mikir?!" Mata Sam memerah, ia sudah tidak tahan melihat Jihan selalu mengalah pada Arkie. Adiknya itu selalu menerima jika Arkie memperlakukannya buruk. Seperti kemarin meningalkannya sendiri di halte sampai gadis itu pulang dengan hujan-hujanan. Kaka mana yang tidak tega adiknya diperlakukan seperti itu?

"Lo suka sama Vanya?" Tanya Arkie mampu membungkam mulut Sam saat itu juga.
Dikatakan Sam suka lebih dari itu. Dia kaka Jihan, mengorbankann apapun untuk adik satu-satunya. Melindungi Jihan layaknya sebagai ratu.

"Lebih dari itu, jadi menurut gue lo nggak pantas lagi dapetin Jihan."

Arkie mengepal, buku jari-jarinya memutih. Tatapannya setajam pedang, emosinya meledak-ledak saat mendengar ucapan dari Sam yang menyuruhnya untuk berjauhan dengan Jihan. Tidak Ayahnya tidak Sam mereka berdua membuat emosi Arkie semakin mengila.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt