Selenophile🍃 B2

817 35 5
                                    

Aku hanya berusaha terlihat utuh
Walau nyatanya sudah hancur separuh

Sean Alkhilo
❤🍃__________❤🍃
Happy reading
_
_
_
_
_
_


Bola basket memantul tak beraturan di lantai lapangan. Gadis itu menyeka keringat yang sedaritadi bercucuran, ia beberapa kali mendesis saat bola basketnya mendarat tidak mulus. Ia bangkit mendrible beberapa kali lalu melemparnya hingga bola itu berhasil masuk ke keranjang dengan mulus.

Jihan terduduk lemas di lantai, sepulang sekolah tadi ia menghindar dari Arkie. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermain basket, dari pada menangisi Arkie yang lebih membela Vanya dari pada dirinya. Ia melamun merasakan sakit dihatinya kian melebar. Jawabanya dia cemburu, dia tidak menyukai Arkie dekat dengan perempuan lain. Mau bilang Jihan egois? Silahkan dia akan egois jika sudah menyangkut tentang kekasihnya.

Benda dingin menempel di pipi kiri Jihan, ia mendongak menatap sang pemilik mata bening itu. Jihan sangat menyukai mata Sean yang bening, perpaduan cokelat terang. Ia mengambil botol itu membukanya lalu menenguk minuman dingin itu. Rasanya sangat segar dan nikmat.

"Mau sampai kapan disini?"

Sean duduk di samping gadis itu yang sudah berbaring dilantai lapangan, tidak memikirkan kaosnya yang sudah kotor karena debu disini.

"Mau pulang tapi males, gimana dong?" Tanyanya terkekeh. Ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, suara Sean nyaris tak terdengar. Jihan yang budeg atau Sean yang berbicara lembut?

"Ck! Ini udah sore loh. Nanti kalau diculik gimana? Kasihan ortu lo nanti bingung mau cari kemana."

Tak mendapat respon dari Jihan, Sean ikut berbaring disampingnya. Tanganya  ia gunakan sebagai bantal, tatapannya menyorot ke arah langit. Sepoi angin menerpa wajah Jihan dan Sean, hembusan nafas cewek itu terdengar jelas ditelinga Sean. Ia tersenyum mengacak rambut Jihan dengan pelan.

"Ka Sean."

"Iya?"

"Lo itu ganteng, tajir, paket komplit. Tapi kenapa belum punya pacar, jangan bilang lo gay?"

Sean membelak, memiringkan tubuhya menghadap ke arah Jihan langsung, menarik wajah Jihan agar menatap Sean yang sedaritadi hanya terkekeh.

"Karena cewek yang gue suka gitu Jihan Haneula Siregar, gimana dong? Dia udah punya pacar, banyak yang suka, bar-bar. Hoby main basket. Bikin rusuh, cantik apalagi kalau senyum gimana hm?"

Jihan tercekat? Tubuhnya menegang karena ucapan Sean yang seakan menyihir Jihan yang tadinya bernapas. Ia menarik napas pelan menghembuskannya berulang kali dengan menyentuh dadanya. Jihan memejamkan matanya kuat-kuat, ia pikir ini hanya sebuah halusinasi. Tapi tangan kekar seseorang mencubit pipi Jihan hingga memerah.

"Lo nggak boleh suka sama gue ka, gue itu cengeng, suka ngambek, nggak bisa diem. Suka ngabisin duit sampai Mama marahin gue. Yang ada nanti lo bangkrut kalau pacaran sama gue." Jihan berkedip, ia melirik Sean yang disebelahnya. Ia bangun mendudukan tubuhnya menghadap ke Sean.

"Gue juga sadar kali Han, lo pasti nggak bakalan suka sama gue. Tipe cowok lo kaya Arkie, Ketua OSIS, rajin, pinter, kebangaan semua guru. Disiplin. Sedangkan gue? Duh males ngomonginya."

"Insecure yah? Sama kok gue juga. Kayanya gue sama Ka Arkie nggak cocok. Gue terlalu ngejar dia ka, nggak bisa bebasin ka Arkie buat temenan sama siapa aja. Gue cemburu sama siapapun yang deket sama dia."

Sean tersadar dia juga terlalu mengejar Jihan, kemanapun cewek itu pergi Sean selalu mengikutinya. Dia tahu segalanya tentang Jihan, mulai dari rumah. Sampai kemarin cewek itu pergi ke gereja dengan Sam. Sean ada dari kejauhan melihat keduanya. Tidak sampai disitu ia juga mengikuti Jihan yang pergi ke sebuah restoran hingga bertemu Arkie. Semenjak menyukai Jihan, Sean lebih suka keluar kelas untuk melewati kelas gadis itu. Kadang juga berpapasan ketika dikoridor membuat Sean kesemsem.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Kde žijí příběhy. Začni objevovat