Selenophile N14🍃

621 30 1
                                    

Semoga ada hasil yang memuaskan
dibalik prosesmu yang ditertawakan

Jihan Haneula Siregar
🍃❤_______❤🍃

"Bay sayang, Mama tinggal yah." Tania meninggalkan ruangan Arkie dengan tangisan yang pecah. Jihan bingung setengah mati, kenapa Mama nya seperhatian itu dengan Arkie. Sampai mau menjemputnya segala. Dan meninggalkan Jihan dan Sam dengan seribu pertanyaan.

"Ma! Ma jangan pulang dulu. Ini ada apasih?" Jihan mengejar Tania tanpa berpamitan pada Arkie dan kedua orang tuanya. Sam mengekor ia keluar dari ruangan Arkei swtelah berpamitan.

Tania masuk kedalam mobil ia menghapus air matanya dengan paksa. Melihat Jihan seperti tadi rasanya  menyakitkan, gadis itu belum mengerti semuanya karena Tania belum menceritakan kejadian yang sebenarnya. Jihan masuk kedalam mobil, menutup keras pintu itu dan beralih menatap Mamanya dan terakhir Sam.

"Mama kenapa sih? Aku bener-bener nggak ngerti sama ka Sam yah Ma. Mama memperlakukan Arkie layaknya anak Mama sendiri. Jemput aku habis pulang dari camping langsung kerumah sakit dan nemuin Arkie. Besok mau jemput dia pulang, Mama kenapa?" Tanyanya dengan frustasi. Jihan menahan tangisanya yang hampir pecah. Melihat respon Mamanya yanh diam tak berkutik.

"Besok Mama jelasin semuanya ka kamu. Sekarang kita pulang."

Tania melirik Jihan sesaat dan fokus kembali ke jalanan. Mereka semua dimobil diam. Mencerna omongan Tania yang terlihat absurd. Baik Jihan maupun Sam merasa bingung akan tingkah laku mamanya yang tidak bisa ditebak. Sesampainya di rumah Jihan masuk tanpa berbicara lagi dengan Tania. Ia menutup pintu keras, Sam hanya bisa menghela napas berat. Siap menerima kabar buruk untuk besok pagi.

"Kesel. Kesel. Kesel! Kenapa sih jadi ribet gini?" Gumam Jihan masih tidak paham dengan apa yang ia lihat hari ini. Tentang Mamanya, Vanya yang mendorong Jihan hingga tersungkur. Semua hal itu berputar-putar di fikirannya tidak bisa berhenti sama sekali.

Notifkasi chat dari Sean, membuyarkan lamunan Jihan yang hendak bertanya pada Sam. Ia mengurungkan niatnya tidak jadi.

SeanAlkhilo
Han gimana kondisi lo? Sorry yah tadi pagi gue nggak bisa nolongin lo. Kaki gue sakit

JihanHaneula
Makasih❤ kalau nggak ada ka Sean, gue nggak tauh gimana lagi.

SeanAlkhilo
Sama-sama, besok berangkat sekolah?

JihanHaneula
Berangkat dong, ngapain dirumah bosen doang

SeanAlkhilo
Gue nggak deh kayanya, kaki masih sakit
Nggak bisa buat jalan. Lo nggak jenguk gue?"

JihanHaneula
Hahah, ka Sean bisa aja. Nanti yah kalau Jihan nggak sibuk. Soalnya besok Mama ada acara.

SeanAlkhilo
Nggak usah dipaksain kalau nggak bisa
Lain kali aja, btw Arkie gimana?"

Seketika Jihan teringat pada kejadian semalam dengan Arkie. Dari jatuhnya Arkie, Jihan yang menangis takut Arkie akan meninggal. Hingga keesokan paginya Sean tiba-tiba datang. Semuanya terjadi begitu saja. Jihan tersenyum, merasa bahagia karena dipertemukan dengan orang baik-baik seperti mereka.

JihanHaneula
Dia baik-baik aja kok. Makasih juga udah nolongin ka Arkie. Kalau nggak mungkin dia udah tewas karena kekurangan darah.

SeamAlkhilo
Gue mau tidur dulu, sambung nanti lagi yah Han
Maaf nggak bisa nolongin lo tadi pagi."

Jihan membaca pesan dari Sean. Sean merasa bersalah tidak bisa membawa Jihan ke tenda. Hingga Arkhan dan Satria yang membawanya. Gadis itu bangkit memutuskan untuk mandi, tubuhnya sudah gerah karena panasnya hari ini sangat berbeda dari biasanya. Setelah selesai mandi Jihan akan tidur hingga malam nanti. Mungkin tidur bisa mengurangi rasa pusingnya dikepala karena ucapan Tania.

Di rumah sakit Arkie tertegun. Penjelasaan Rizal mampu memusingkan kepalanya. Pria paruh baya itu berkata, besok pagi Arkie akan tinggal di rumah Tania. Arkie sempat menolak, namun Rizal tetap memaksaanya. Bagaimana Arkei bisa menjelaskannya pada Jihan saat bertemu dengan cewek itu.

"Arkie nggak mau Pa, Arkie tetep mau tinggal dirumah Bunda."

"Arkie! Jangan membangkang, kamu harus ikut Mama kamu. Dia sudah lama berpisah dari kamu sejak kecil. Kasihan dia Arkie." Ujar Rival mencoba membujuk agar Arkie mau.

"Arkie mau ngomong apa samaJihan nanti Pa. Dia matan Arkie, kita putus karena takdir Arkie yang pahit. Nggak bakalan bisa bersatu dengan Jihan." Kirana memeluk Arkie, dia sebenarnya juga tidak rela kalau Arkie ikut dengan Tania dan tinggal dengan perempuan itu. Sejak kecil Arkie sudah bersamanya. Berat rasanya berpisah dengan laki-laki itu sampai selamanya.

Dan hanya meninggalkan Vanya, Kirana sudah menyayangi Arkie seperti putra kandungnya. Merawat dan membesarkan Arkie dengan kasih sayang. Tapi kenapa justu cowok itu akan hidup dengan Mama kandungnya. Bagaimana Kirana bisa menerima ini dengan baik?

"Arkie sayang Bunda nggak? Kalau Arkie sayang, turuti apa kata Mama Tania yah. Kamu pasti bisa lewatin ini semua. Jihan akan memahami kamu Arkie."

"Tapi tetep aja Bun, aku jauh sama Bunda, sama Papa dan sama Vanya. Aku nggak mau Bun, bilangin sama papa."

Kirana mengelus punggung Arkie menenangkan Arkie yang terisak. Arkie berat melakukan hal ini, dia takut kalau nanti akan mengecewakan Tania dan sekeluarga terutama Jihan. Gadis itu akan sangat kecewa karena Arkie merahasiakanya. Dan memilih menutupi hal penting ini.

Berkata seakan tidak mencintai Jihan, mengarang kalau Arkie menyukai hanya jarena kasihan. Semua hal bodoh itu Arkie lakukan untuk menutupi hal ini dari gadis itu. Jihan cinta pertama Arkie, berakhir dengan tragis. Sebelumnya tidak pernah merasakan arti bahagia yang sebenarnya.

"Terima yah Ar, kamu pasti bahagia, dengerin omongan tante Tania. Jangan ngelawan kalau dibilangin. Kamu juga harus akrab sama Sam dan Jihan mereka keluarga asli kamu."

"Arkie coba nerima semua ini. Bunda harus sehat terus walaupun nggak sama aku. Nanti kalau aku kangen telfon bunda boleh yah?"

"Boleh dong, itu malahan bagus. Ini udah sore Bunda, papa sama Vanya mau pulang buat mandi dan bawain kamu makan malam. Kamu sendirian nggak apa-apa kan?"

Arkie tersenyum." Aku udah dewasa Bun, berani kok. Bunda pulangnya hati-hati yah."

Kirana mencium pipi Arkie lalu bepamitan pada anaknya. Vanya menarik tangan Kirana agar cepat keluar dari ruangan itu. Air matanya sudah kering karena menangis sejak Arkie menghilang. Dia sangat menyayangi kakanya itu. Arkie selalu menuruti apa mau Vanya. Laki-laki itu dengan sabar selalu mengikuti apa kemauanya.

Berat jika Vanya jauh denganya. Siapa yang akan mengantarnya ke sekolah, menemaninya belanja,
Tidur bareng, nonton bioskop, ke Mall. Dan masih banyak lainnya. Vanya mulai sekarang akan melakukannya sendiri, tanpa Arkie yang menemani di sampingnya. Dia harus baik-baik saja tanpa ada nya sosok kaka sebagai pelindung dan menyayangi. Vanya kuat dan harus bisa.

"Bunda pamit, kamu jaga diri yah. Kalau butuh apa-apa panggil suster."

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now