selenophile K11🍃

669 31 1
                                    

Aku sosok orang yang tidak banyak bicara
Terlihat tidak peduli, namun sangat mencintai

Sean Alkhilo
❤🍃_____❤🍃

Arkie memejamkan matanya saat pusing dikepalanya semakin menjadi. Ia menyentuh lukanya dengan darah yang mengalir. Jihan bingung ia tidak mengerti harus melakukan apa ketika melihat kondisi Arkie yang sekarat.

"Ka jangan tidur, gue mohon lo harus kuat. Kita pulang ke tenda baru besok pagi."

"Kepala gue pusing Han."

Jihan sudah tidak tahan. Ia melepas jaket Arkie untuk menyelimuti tubuh Arkie. Sedangkan Jihan merobek kaos di bagian bawahnya hingga setengah badan. Ia melilitkan kain itu di kepala Arkie, menahan darah yang terus mengalir. Jika Arkie dibiarkan bisa saja cowok itu mati karena kehabisan darah.

"Pake jaket gue, nanti lo dingin."

Jihan menggeleng keras, Arkie lebih membutuhaknnya dari pada Jihan. Ia meletakan kepala Arkie di pahanya sebagai bantal. Arkie tersenyum tipis sebelum mata itu terpejam.

"Ka! Ka lo denger gue kan?" Tanya Jihan menepuk pipi Arkie berulang kali. Arkie terbangun lagi, ia menyentuh pipi Jihan dan menghapus air matanya. Jari-jari Arkie bergerak menyingkirkan rambut Jihan yang berterbangan.

"Maaf udah bikin lo kecewa, maaf Han, gue brengsek. Gue belum bisa bicara yang sebenarnya. Dan gue takut lo kecewa."

Ingatan Jihan terlempar pada hari dimana semuanya berakhir. Arkie yang memutuskannya karena mencintai Jihan hanya karena kasihan. Jihan mengingat jelas momen itu, hari ini pun dia masih membenci Arkie, Namun rasa sayangnya mengalahkan semua itu.

Walaupun sering dikecewakan tapi dia tetap menyayangi Arkie. Seolah masalah itu tidak berarti apa-apa untuk Jihan. Karena Jihan sudah terlanjur mencintai Arkie, apapun yang cowok itu lakukan tidak pernah Jihan anggap serius. Walaupun sudah menyakiti hatinya. Jihan tetaplah Jihan.

"Jujur gue nggak bisa benci lo ka, keputusan lo buat akhiri hubungan ini nggak bisa di tawar lagi. Gue udah belajar lupain lo, tapi hasilnya nihil nggak bisa. Karena dari awal gue yang duluan suka sama lo. Gue yang berjuang dihubungan ini, dan lo? Sama sekali nggak pernah mikirin perasaan gue sedikit pun karena selalu deket sama Vanya."

"Maaf Han, selalu bikin lo hancur."

Jihan menelan ludahnya kasar. Ia menahan tangisanya agar tidak pecah. Seolah yang dikatakan oleh Jihan adalah hal benar. Dan Arkie menerimanya dengan senang hati. Percuma jika Jihan meminta Arkie untuk memperbaiki hubungan ini. Yang ada ia ditertawakan oleh laki-laki itu karena terlalu berharap pada nya.

"Padahal yah ka, gue sayang banget sama lo. Setiap larangan ka Sam, gue nggak peduliin. Selagi gue bisa deket sama lo, gue lakuin."

"Gue juga kaka lo Jihan, lo harus tauh itu." Batin Arkie menghela napas berat.

Sampai kapan Akie harus merahasiakan hubungan yang sebenarnya dengan Jihan. Apa harus menunggu gadis itu mengetahui terlebih dahulu. Agar semuanya terungkap? Soal Arkie yang memutuskan Jihan begitu saja. Padahal hal itu tidak benar, yang benar karena status mereka itu kaka adik. Hanya Arkie yang mengetahuinya. Jihan belum mengetahui apapun soal ini.

"Maaf yah, bibir gue cuma bisa bilang kata itu. Maafin gue Jihan. Gue udah bikin lo kecewa terus."

Jihan menarik napasnya dalam-dalam. Kenapa susah-susah ia menyesali. Bukankah hal buruk seperti ini harus dilupakan. Seharusnya Jihan baik-baik saja saat ditinggal oleh Arkie. Namun rasanya tidak bisa, Jihan terlalu kuat untuk melupakannya begitu saja.

"Karena gue baik jadi gue maafin." Ujarnya dengan senyum tipis, ia menghapus air matanya sendiri dan mulai memejamkan mata. Jihan tertidur setelah lima menit kemudian.

"Good Night Han." Bisik Arkie memejamkan matanya ikut tidur. Mereka berdua tidur dalam keadaan kecewa, tentang hubunganya yang berakhir dengan duka. Tanpa penjelasaan Arkie yang jelas Jihan menerimanya.

Kalau saja bukan masalah itu, Arkie tetap mrencintai Jihan dan akan terus menyayanginya. Tapi sayang,  takdir berkata lain. Mereka mau tidak-mau harus memutuskan hubunganya. Tanpa keinginan dari Arkie sendiri, cowok itu melakukannya karena keterpaksaan.

***

Anggota OSIS dan guru serta murid lainnya memutuskan untuk mencari Arkie dan Jihan besok pagi. Karena hari sudah malam, takut justru mereka tidak menemukan jalan pulang. Setelah diberitahukan Jihan dan Arkie hilang. Sean hendak mencari Jihan sendirian ke dalam hutan.

Baru saja melangkah suara buyuyuk mengintruksi agar Sean tetap diam ditempat. Sean mencibir, ia khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Keduanya, terutama Jihan cewek yang Sean sukai.

"Mau kemana lagi kamu Sean? Semua orang panik disini karena hilangnya Jihan dan Arkie. Terus kamu sekarang juga mau menghilang? Menyusahkan kami para staf?"

"Nggak gitu bu yuyuk cantik, saya cuma mau coba cari Jihan. Siapa tauh aja ketemu." Jawab Sean meyakinkan bu yuyuk agar memperbolehkannya.

"Besok, sekarang tidur! Jangan sampai saya berbuat kasar sama kamu! Masuk tenda sekarang!"

Sean ngacir masuk ke tendanya. Mario dan Abi kaget saat mereka berdua sedang makan di dalam tenda. Takut ada OSIS yang melihat dan melarangnya untuk makan. Alesan klasik karena sudah malam.

"Woilah ngagetin aja. Gue kira OSIS yang tadi sempet marah-marah ternyata lo sama buyuyuk."

"Sialan tuh guru, padahal gue mau cari Jihan. Ehh udah ketahuan aja."

Danu yang sedang meminun kopi menahan tawanya. Seketika semua teman Sean pun sama menertawai Sean karena ketahuan dengan bu yuyuk karena ingin mencari Jihan.

"Lagian ini juga udah malem, besok pagi juga bisa kan Se? Nanti kalau lo yang ilang gimana? Kita juga yang susah. Pe'a banget sih?" Kesal Danu yang hampir mencubit Sean gemas.

Sean meliriknya tajam. Yang dikatakan Danu juga benar. Kalau malam ini ia tidak menemukan Jihan, justru dirinya yang hilang. Maka menyusahkan OSIS dan teman-teman yang lainnya

Tapi ia juga tidak bisa diam begitu saja ketika Jihan hilang di hutan. Takut gadis itu jatuh ke jurang atau hal lain yang membahayakan. Jika Jihan besok tidak ditemukan, Sean akan mencarinya sendiri hingga bertemu dengan gadis itu.

"Udah  mending kita carinya besok aja. Pasti ketemu kok nggak mungkin enggak. Lagian Jihan ilang kan sama Arkie? Kalu nanti nggak ketemu. Lo bogem aja tuh ketos karena nggak becus jagain Jihan." Pintah Abi menepuk pundak Sean.

"Bener tuh, ini baru ide yang baik. Kalau lo udah nggak sanggup kita masih ada bos." Lanjut Arkhan menyemangati Sean yang membisu begitu saja.

Jika Jihan hilang dan besok pagi tetap tidak ditemukan. Orang pertama yang akan Sean hajar adalah OSIS dingin dan galak itu. Karena saat mereka berangkat menjelajah Sean melihat Jihan dan Arkie bergandengan tangan masuk kedalam hutan dengan semangat menatap mantan pacarnya lalu tersenyum yang kecut.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang