Selenophile🍃T

902 44 4
                                    

Sejak saat itu bagiku
Janji adalah omong kosong

Jihan Haneula Siregar
🍃❤________❤🍃
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa votmen

Happy reading

Seorang cowok masuk kedalam Cafe ia berdiri tepat di hadapan Jihan, duduk di kursi dan meletakan laptopnya di meja. Sebelumnya meja yang Jihan duduki sudah di bersihkan terlebih dahulu. Arkie cowok itu memesan Mokacino dan mulai fokus mengerjakan tanpa memandang Jihan yang sedang entah Arkie sendiri tidak mengerti.

Jihan mengernyit saat sepasang sepatu terjulur di bawah meja, ia membulat mendongak pelan-pelan menatap Arkie yang memakai hodie hitam. Sungguh ingin sekali Jihan mengumpat karena ketampanan cowok ini.

"Lo ngapain disini ka? Lo sengaja mau jemput gue?" Tanya Jihan masih setia menatap wajah dingin, tanpa senyuman itu.

"Cantik rambut di warnain kaya gitu?" Tanya Arkie menatap ke arah rambut Jihan yang diwarnai. Ia menyentuh lalu melepaskannya begitu saja

"Terserah gue dong, lagi pula nggak ada yang mau marahin, kecuali gue punya pacar. Banyak yang ngatur." Dengusnya menatap Arkie yang duduk diam di depannya.

"Yah udah mulai sekarang lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan, apalagi tawar-menawar!" Ujarnya dingin tanpa ekspresi senyum sedikitpun.

Deg

Jihan membelak jantungnya berpacu sangat cepat? Dia tidak salah dengar kan kalau Arkie menembak Jihan untuk menjadi pacarnya?

"Mulai besok gue nggak mau lihat lo warnain rambut, cantik nggak kaya jamet iya!" Ujar Arkie sibuk mengerjakan tugasnya yang masih banyak. Tanganya berselancar di keybord, sesekali berhenti menatap Jihan yang hanya terdiam.

"Lo serius nembak gue?" Tanya Jihan memastikan pendegaranya tidak keliru.

"Hmm,"

"Jadi mulai sekarang kita pacaran? Puji Tuhan gue seneng banget."

Rasanya Jihan hampir menangis karena keinginannya terwujud. Ia tersenyum lebar, pipinya bersemu, jantungnya hampir meledak karena ucapan Arkie. Jihan bercermin di ponselnya, ia merapikan rambutnya yang berwarna, menurutnya ia cantik ketika rambutnya di ombre seperti ini. Kenapa Arkei tidak menyukainya.

"Padahal gue cantik loh kaya gini ka. Tapi kenapa lo bilang kaya jamet?" Ujar Jihan mencebikkan bibirnya sebal, menatap Arkie yang fokus pada laptopnya.

Jihan sebal ia merasa tidak di perdulikan oleh Arkie, ia menelungkupkan wajahnya kembali. Teringat tentang masalah yang sempat membawa moodnya turun. Ia bahagia bisa berpacaran dengan Arkie, namun ia takut kalu hubunganya tidak baik. Bisa saja mereka mencibir Jihan karena beda keyakinan dengan Arkie, dan dirinya insecure karena perkataan manusia itu.

Arkie menghela napas berat, ia menatap Jihan yang terdiam. Arkie mengelus puncak kepala gadis itu menguncirnya lagi dengan karet gelang yang sisa satu di tanganya. Jihan mendongak tersenyum dan menyentuh rambutnya yang sudah di cepol oleh Arkie.

"Ihh kok dikuncir sih?" Tanya Jihan menyembunyikan senyumannya, padahal dalam hati ia bahagia karena Arkie peduli pada Jihan.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now