Selenophile🍃 Q

878 37 10
                                    

Kalau pernah selamat melewati hujan badai
Kenapa harus menggigil melewati hujan gerimis

Jihan Haneula Siregar
🍃❤__________❤🍃
_
_
_
_
_
_
_
_
Vote tidak membuat jempolmu kesleo
Jangan lupa votmen!

Happy reading❤

Setelah mendengar cerita dari Sam, Jihan melamun ia merasakan sebagian hidupnya terasa hambar. Ia ingin sekali memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis. Tidak seperti ini, Hendra dan Tania yang selalu tidak di rumah. Kenyatan baru lagi mengenai papa kandungnya, rasanya Jihan ingin menemui papa nya itu.

"Gue ngehindar dari lo, karena takut lo kecewa sama keadaan ini. Gue juga belum siap kasih tauh semuanya."

"Gue mau ketemu sama Papa, abang harus anterin gue ketemu sama dia."

"Han, Papa udah punya keluarga baru, sebenarnya lo punya dua kaka. Tapi gue nggak tauh yang jelas mana."

Jihan melotot mendengarnya." Lo serius? Pasti kalau dia disini bakal nggak betah, soalnya kan gue berisik. Mungkin aja minta balik lagi tinggal sama Papa. Kira-kira siapa yah bang?"

"Nggak tauh, habis Papa bilang gitu. Mama narik tangan gue buat pulang. Nggak sempet ngucapin selamat tinggal."

"Gue jadi pengen tinggal sama Papa dari pada Mama." Ujar Jihan lirih, ia membayangkan betapa sayangnya Papa Jihan pada dirinya. Selalu diantar jemput kesekolah. Pergi jalan-jalan bersama. Dan rasanya sepertinya menyenangkan.

"Udahlah mending lo istirahat aja, gue ma kerjain tugas, Good night." Sam pergi dari kamar Jihan, cowok itu sibuk mengerjakan tugas-tugas yang akhir-akhir ini sangat menumpuk. Dan minggu depan semua tugas itu harus sudah selesai.

Jihan menatap ponselnya yang berdering karena pangilan telfon dari Arkie. Cowok itu menghubungi Jihan lebih dari limabelas kali. Dan tidak ada panggilan terjawab satu pun. Ia dengan malas menggeser tombol hijau, mendengarkan ocehan Arkie yang tak bermutu.

"Lo beneran pulang sama Sean?" Tanya Arkie dingin ia benar khawatir saat melihat Jihan pulang bersama laki-laki lain yang Arkie tidak kenal.

"Hmm."

"Jangan bohongi gue Jihan! Pulang sama siapa tadi? Gue lihat lo boncengan sama cowok?"

"Gue males ngomong sama lo Ka."

"Jangan ditutup telfonnya, gue belum selesai bicara."

"Kalau lo nelfon gue cuma bahas gue pulang sama siapa, mending nggak usah. Urusa aja tuh Ka Vanya, dia kan butuh lo."

"Lo cemburu sama Vanya?"

"Nggak buat apa cemburu, udah gue mau tidur
Jangan usah ganggu."

"Jangan marah, gue cuma sayang sama lo doang."

"Blushit! Kalau sayang sama gue, kenapa tadi pulang sekolah nggak jemput?"

"Vanya pingsan makannya gue bawa kerumah sakit."

"Vanya pingsan  aja lo langsung gercep, sedangkan gue sakit lo biasa-biasa aja gitu?"

"Kata siapa gue nggak peduli sama lo, hmm?"

"Kata siapa? Kata gue lah bego, tauh ah gue matiin  nih telfon. Nyebelin!"

"Gue ada di depan rumah lo! Cepet bukain pintu."

Jihan melotot ia bangun berlari menuruni tangga sampai kakinya tersandung dan jatuh. Ia bangkit merasakan lututunya sakit dan berdarah. Dengan segera ia membukakan pintu untuk Arkie yang membawa beberapa kantung pelastik di tangannya.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now