Selenophile T20🍃

803 37 0
                                    

Pagi-pagi sekali Jihan sudah bangun, ia menggeliat segera bangun dan memasuki kamar mandi. Sepuluh menit kemudian ia telah selesai mandi dan memakai seragam. Jihan mengambil ponselnya dan menuruni tangga.

Di meja makan ia melihat Arkie dan Tania yang sedang mengobrol. Jihan yakin mereka berdua menunggu Jihan untuk sarapan bersama, namun sayang mood gadis itu sedang tidak baik-baik aja.

"Sini sarapan dulu Han, Mama udah masakin kesukaan kamu. Bentar lagi Sam juga turun."

Jihan menatap Tania hanya datar, ia menghembuskan nafasnya lalu melewatinya begitu saja. Sebuah tangan mencengkram pergelangan gadis itu, Jihan mundur menepisnya dengan kuat.

"Lo nggak denger Mama bilang apa?" sentak Arkie dengan aura dingin, ia menatap tajam Jihan yang seolah tidak takut denganya. Justru gadis itu merasa tertantang dan muak sendiri karena melihat kaka kelasnya di sini.

"Denger masalahnya sama gue apa?" tanya Jihan balik dengan bersedekap dada. Tania melerai keduanya, namun Arkie segera menahanya agar diam disitu. Karena ia akan memberikan pelajaran untuk gadis pembangkang satu ini.

Kalau dibiarkan Jihan semakin melonjak dan Tania yang akan terus menjadi korbannya. Peyebab Jihan berubah karena gadis itu belum menerima kalau Arkie adalah kaka kandungnya.

"Masalahnya apa sama gue? Dia itu Mama lo Jihan! Sopan santun sedikit aja bisa? Mama bicara baik-baik sama lo. Tapi lo nggak dengerin dan pergi gitu aja," kesal Arkie menarik tangan Jihan untuk duduk di kursi. Jihan memberontak ia mencoba melepaskan tubuh Arkie darinya.

"Ar udah, biarin Jihan pergi," balas Tania yang menunduk, ia tidak tega melihat pertengkaran keduanya karena ulah Tania sendiri.

Jihan tersenyum sinis, ia bangun dari duduknya. Mendorong tubuh Arkie hingga terhuyung. Mau di apakan pun tetap sama, Tania tidak akan bersatu dengan Jihan. Sebelum Arkie datang pun sama mereka tidak pernah makan bersama ketika Tania dan Hendra pulang kerumah.

Jawabanya Jihan malas, ia lebih memilih menghabiskan waktunya dengan Sam. Cowok itu saja yang selalu sibuk pergi diluar sana, tak heran Jihan selalu kesepihan karena tidak ada yang menemani dirumah.

"Lo denger kan Mama bilang apa? Mama nggak suka  lihat gue makan bareng sama lo. Karena sebelum lo dateng kita nggak pernah makan bareng. Jadi jangan paksain gue buat deket-deket sama Mama. Karena gue nggak suka di paksa," ucap Jihan melenggang begitu saja dari hadapan Arkie. Sam turun saat mendengar suara ribut-ribut di bawah. Saat melihatnya hanya ada Arkie dan Mamanya. Sam segera menghampiri mereka dan bertanya sebenarnya apa yang terjadi?

"Ma, Mama kenapa? Tadi Sam denger ada suara ribut? Terus Jihan kemana?" tanya Sam lembut, ia mengelus punggung Tania dan menenangkannya. Karena perempuan itu menangis karena ulah Jihan.

"Mama nangis karena Jihan, dia marah karena gue suruh buat sarapan bareng," sela Arkie menatap Sam dengan sayu  bingung karena melihat Tania menangis seperti itu.

"Jihan nggak pernah makan bareng sama Mama, lain kali jangan di paksa, dia nggak suka," balas Sam mencium Tania dan izin berangkat sekolah tentu saja dengan Arkie.

"Kita pamit yah Ma, maafin sifat Jihan. Nanti Arkie bilangin."

Arkie dan Sam berpamitan pada Tania. Tania tersenyum mengapus air matanya kasar. Ia mencium kening Arkie dan Sam hanya melihatnya saja karena cowok itu sudah tauh kalau Tania tidak akan melakukan hal itu padanya.

Setelah keluar dari rumah Sean sudah berada di luar gerbang rumah Jihan. Ia mendekati Sean menyapanya dengan hangat, walaupun pagi ini ia sempat adu mulut dengan Arkie.

"Pagi, cantik banget sih?" goda Sean tersenyum manis menatap wajah Jihan yang cantik. Seketika Jihan yang mendengarnya salting dan mengerucutkan bibirnya sebal.

"Masih pagi udah gombal aja, buruan kita berangkat nanti telat gue males ketemu sama Ketos itu," bisik Jihan terdengar lirih, namun Sean masih mendengarnya.

"Gitu juga mantan lo, dulu lo pernah suka dan ngejalanin hubungan spesial sama dia. Mentang-mentang udah jadi mantan di jelek-jelekin."

Gadis itu mencubit pipi Sean keras. Setelah itu naik di atas jok motor Sean. Mereka berjalan menuju ke sekolah, meninggalkan pekarangan rumah Jihan. Begitu juga dengan Arkie dan Sam yang pergi ke sekolah bersama menaiki mobil milik Arkie yang diberikan oleh Tania semalam.

Sesampinya di sekolahan Jihan turun ia membuka helm milik Sean namun kesusahan. Sean yang melihat Jihan tidak bisa membuka helmnya berniat ingin membantu.

"Sini gue bantuin, susah banget kayanya yah?  Mau sampe kapan lo lepasin itu nggak bisa?" kekeh Sean melepas helm yang Jihan pakai. Kebetulan sampingnya mobil Arkie mereka sama-sama tiba saat beberapa menit yan lalu. Sam yang melihatnya tersenyum berbeda dengan Arkie yang menahan emosinya.

"Putus dari lo banyak yang ngedeketin Jihan. Pentolan sekolah kita aja gercep." sindir Sam keluar dari mobil, begitu juga dengan Arkie mereka akan masuk ke kelas bersama.

"Gue nggak peduli," balas Arkie berjalan mendahului Sam yang menertawainya. Sam menyusul Arkie yang sudah jauh. Beberapa kali Sam meneriaki cowok itu namun Arkie tak kunjung membalasnya.

Ternyata adegan Sean yang membantu Jihan melepaskan helm dilihat oleh semua murid SMA RENVARICA. Banyak dari mereka bersorak karena melihat gebetannya dekat dengan Jihan yang notabenya adik kelas dari Sean.

"Itu Jihan sama Ka Sean kan? Buset baru juga putus sama Arkei gercep banget tuh cewek."

"Definisi nggak tauh malu, semua cowok keren di sini di embet semua sama tuh Junior. Dasar nggak ada ahlak cuih."

"Lagian ka Sean juga mau gitu sama remah-remah ketombe kaya Jihan. Yang cantik kan banyak, kenapa harus dia?"

"Ka Sean pasti di paksa sama Jihan, dia kan tukang pelet, gampang mah bikin cowok luluh."

Semus bisikan dan cibiran itu mengarah ke Jihan yang sedang berdiri di parkiran. Sean juga mendengarnya, ia mengandeng tangan Jihan dan berjalan ke kelas gadis itu. Jihan sempat menolak dan berkata akan ke kelas sendirian tapi Sean memaksanya bahwa semua ini akan baik-baik saja selama Sean berada di dekatnya.

"Ka gue bisa ke kelas sendiri, mending lo pergi aja ke kelas lo. Semua cewek disini nggak rela liat lo nganterin gue."

"Nggak usah di peduliin urusan lo sama mereka apa? Karena gue deket sama lo gitu?"

Jihan menunduk ia merasa aman jika Sean berada di dekatnya. Dan cowok itu juga sabar mendekati Jihan saat masih berpacaran dengan Arkie. Tidak heran mulai sekarang Jihan nyaman ketika berada di dekat Sean.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Où les histoires vivent. Découvrez maintenant