Selenophile🍃 G7

673 33 3
                                    


Darimu aku banyak belajar
Tentang sebatas kagum dan tau diri

Jihan Haneula Siregar
🍃❤_____❤🍃

_
_
_
_
_
_
Happy reading
Jangan lupa votmen!

Pagi ini semua siswa maupun siswi berteriak heboh karena kedatangan Jihan dan kedua teman-temannya. Setelah kemarin gosip karena Arkie menyukainya karena pura-pura, semua murid di SMA ini seketika tertawa melihat kondisi Jihan. Tidak untuk sekarang, ketiga perempuan itu berdiri menghadap tiang bendera. Terutama Jihan yang sangat berbeda, Baju ketat, rok sangat pendek. Rambutnya yang di cat lagi. Dan kaos kaki sangat pendek.

Arkie keluar dari ruang OSIS ia membawa beberap formulir eskul untuk dibagikan oleh juniornya. Langkah Arkie terhenti saat teman-temanya berteriak heboh dan menatap ke arah lapangan tanpa berkedip. Sedikit tertarik, ia turun dari tangga, menelusuri beberapa cowok yang berkerumun. Menyusahkan Arkie melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Tubuh Arkie mematung menatap mantan pacarnya yang berubah 360 derajat. Arkie berkedip seluruh formulir yang ada ditanganya berjatuhan ke lapangan.

"Gimana gue nggak bilang lo cewek rendahan? Pakaian lo aja mencerminkan semuanya."

Jihan memutar bola matanya malas, ia memainkan kuku nya yang semalam baru saja di chat oleh Seyna. Menulikan pendengaran Jihan yang sebenarnya ia sedikit tersinggung karena ucapan Arkie. Namun ia dengan cepat menahan.

"Urusan lo apa?" Jihan mendongak menatap Arkie yang datar dan berwajah dingin. Dulu sebelum mereka putus, Jihan selalu candu memandang wajah Arkie yang tampan. Tapi sekarang hal itu tidak boleh terjadi.

"Urusan gue apa? Gue ini ketua OSIS di SMA ini, urusan gue itu hangusin cewek nakal dan gak punya atitude kaya lo. Masih kurang jelas?"

"Haduhh Sey, kuping gue panas. Berasa ada yang ngomong tapi nggak ada orangnya." Jihan terkekeh, menutup kedua telinganya dan melirik Seyna yang sama saja ikut tertawa. Kane tersenyum manis melambaikan tanganya ke arah Jean yang menghampiri.

"Kane? Kok lo tumben pake baju kaya gini?" Tanya Jean tak percaya Kane memakai baju yang ketat.

"Iyah biar kelihatan murahan aja ka, padahal sih menurut gue ini biasa aja. Takut ada yang kesindir ah, nanti nanges."

Kane tertawa dan melirik Arkie yang mengepalkan tanganya. Jihan terkekeh geli mengelus pipi Arkie dengan lembut. Arkie yang merasa Jihan mempunyai dendam, dengan segera menepis tangan mungil itu dengan kasar.

"Jauhin tangan kotor lo dari muka gue!"

"Hei, udah cuci tangan tadi, emang lo nya aja yang nggak karuan. Udah deh tugas lo masih banyak mending pergi dari sini. Ganguin aja!" Ketusnya menatap wajah Arkie yang menghalangi sinar matahari menyengat wajah Jihan.

Seyna tersenyum memandang keduanya dengan tatapan yang berbeda. Menurutnya Arkie berbohong perihal perasaanya pada Jihan, sebenarnya Cowok itu menyukai Jihan dengan tulus. Tapi entah cowok itu justru menutupinya. Berbicara bahwa Jihan murahan dan segala macam. Membuat Jihan marah dan bali memarahi Arkie, menurut Seyna ketika melihat interaksi keduanya.

"Gimana bisa move on setiap harinya selalu berdekatan." Batin Arkie berbalik memunguti formulir dan berjalan tergesa-gesa pergi dari lapangan. Senyum Jihan luntur, ia berkedip tetesan air matanya jatuh.

Bohong Jika Jihan tidak rindu dengan Arkie, apalagi kebersamaan mereka cukup baik. Tidak mudah bagi Jihan untuk melupakannya begitu saja.

Bu yuyuk datang dengan aura wajah marah, gunting besar sudah berada di tanganya. Dua anggota OSIS dibelakang menahan tawanya. Beliau maju menarik rambut Jihan pelan.

"Kamu itu! Mau sekolah atau jadi jalang ha?" Suara sentakan bu yuyuk menggelegar. Jihan memejamkan matanya, sangat rendah ka dirinya dihadapan guru gempal ini? Salah dirinya juga sih memakai pakaian yang super sexsi hanya untuk menarik perhatian Arkie saja.

"Ibu pikir aja sendiri." Balas Jihan memutar bola matanya malas.

"Jihan! Ibu sudah muak melihat tingkah kamu yang semakin menjadi, kamu itu dibaiki malah ngelunjak yah?! Pantas Arkie sangat membenci mu."

"Apa masalah ibu sama saya? Kalau saya nggak boleh memakai pakaian ketat, apa kabar dengan ibu? Bukankah perilaku guru mencerminkan perliaku muridnya? Jangan salahkan saya bila pakaian saya seperti ini, urus saja urusan anda yang belum becus!"

Jihan meraih ranselnya dan menarik tangan Seyna dan kane pergi dari lapangan. Dua OSIS itu diam tidak berani menegur Jihan yang pergi begitu saja. Mereka bertiga menuju kantin, dan tanpa sengaja bertemu dengan gerombolan geng Valeri. Jihan tersenyum manis menatap Sean yang membalas senyumannya.

"Hay semua, Jihan duduk disini boleh kan?"

"Duduk aja Han, kali minta izin." Balas Satria menyesap rokoknya. Seyna tersenyum lebar, duduk disebelah Danu yang sedang meminum es teh milik Satria.

"Ihh ayang, itu kan bukan punya kamu. Beli sendiri dong, jangan pelit."

"Berasa jomblo anjir." Cibir Kane mencebikan bibirnya sebal melihat Jihan dan Seyna saling berbicara dengan pacarnya.

Abi tertawa gelak melihat muka Kane, dengan niat baik ia memberikan semangkuk bakso miliknya yang baru saja ia beli. Ia duduk menyodorkan makananya, Kane membalasnya dengan senyuman menerimanya dengan baik.

"Makasih ka Abi, sayang banget deh, lain kali jangan sungkan-sungkan yah."

Mereka sibuk berbicara satu sama lain. Jihan dan sean yang membahas acara camping sekolah yang beberapa hari lagi akan diadakan. Sedangkan Seyna dan Danu berencana akan jalan setelah pulang sekolah ini. Samudra serta Arkie dan yang lainnya memasuki kantin. Semenjak kejadian kemarin, Sam sudah berbaikkan dengan Arkie. Bertengkar lama-lama juga tidak baik untuk pertemanan mereka.

Semua penghuni kantin seketika histeri ketika kedatangan anak OSIS.  Berbisik tentang hubuNgan Jihan dan Arkie karena berakhir tidak baik. Ada yang merasa bahagia karena bisa mendekati Arkie lagi, ada yang prihatin tentang keduanya.

Mata Arkie fokus menatap Jihan yang membelakanginya cewek itu sibuk berbicara dengann Sean. Arkie menghela napas mengalihkan tatapanya pada segerombol cewek yang sedang bergosip membahas Arkie dan Jihan.

"Sumpah demi apapun gue bahagia karena Jihan putus sama ka Arkie."

"Yah iyahlah lagian mereka mana cocok. Jihannya aja nggak sadar diri, memalukan!"

"Ho'tuh pantes aja Ka Arkie bilang murahan, hobynnya aja nempel sana sini, sama cowok lain. Kere banget nggak sih?"

Semua murid perempuan itu tampak senang karena bercerita tentang Jihan. Jihan sendiri geram, ia naik pitam karena di gosip oleh teman satu angkatannya. Ia bangkit melangkah mendekati ke empat cewek itu.

Brak

Suara gebrakan meja mengalihakan atensi penjuru kantin. Keempat gadis itu terlonjak kaget lalu menatap Jihan sinis.

"Siapa yang lo bilang murahan? Nempel sana-sini sama cowok siapa?!"

Salah satu cewek beralis tebal angkat bicara, memandang Jihan tanpa rasa takut sedikitpun.

"Masih kurang jelas kalau kita gosipin lo genit sama Ka Sean? Jihan-jihan masih aja nggak sadar. Lo itu murahan! Belum putus satu minggu sama ka Arkie udah cari yang lain aja buat cadangan."

🍃🍃

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Where stories live. Discover now