Selenophile J10🍃

712 33 0
                                    


Percaya saja bahwa yang terbaik
Akan hadir diwaktu yang tepat

🍃❤_Na_❤🍃

Mereka sudah sampai di tempat camping sore hari. Suasana sejuk dan segar langsung menghadiahi di tempat itu. Semua anak laki-laki sibuk mendirikan tenda, Arkie sudah selesai sedaritadi. Menatap Jihan yang sedang termenung, masih memikirkan suara merdu tadi yang hampir membuat Arkie terbeku.

"Sore ini kalian istirahat saja yah, nanti malam acara akan diumumkan oleh OSIS. Kumpul disini sehabis maghrib."

"Siap pak." Setelah info dari Pak Narjo selaku kepala sekolah, Jihan masuk ke dalam tenda. Seyna yang sedang makan mie rebus dan Kane yang sibuk berdandan. Sedangkan Jihan sendiri malas untuk melakukan apa-apa.

Ia hanya berbaring di samping Kane yang sibuk berdandan. Pikiran Jihan melayang pada saat kejadian dimana ia dan Arkie bertengkar dilapangan. Masih membekas, terasa begitu nyata kalau Arkie memutuskannya secara tidak normal
Ia membenci laki-laki itu karena tanpa penjelasan langsung memutuskan untuk mengakhiri hubunganya begitu saja.

Ditambah lagi masalah Ka Vanya yang berselingkuh dengan Arkie dibelakangnya. Membuat emosinya memuncak begitu saja. Tak tahan ia menampar Arkie saat itu juga.

Malam ini semua siswi berkumpul di depan tenda masing-masing. Jihan bersebelahan dengan para anggota OSIS, termasuk Arkie dan yang lainnya. Ia meminta Kane untuk menukar tempat duduknya. Kane mengiyakan ia malah senang berdekatan dengan Jean. Jihan sendiri tidak bisa bersama Arkie terus menerus, semakin ia dekat lama akan melupakannya.

"Selamat malam semua, untuk agenda malam ini adalah penjelajahan. Kenapa nggak besok pagi ka? Biar beda dari yang lain. Untuk pasangan kalian nanti masuk kedalam hutan. Akan memilih sendiri yah."

"Semisal ka Reynand ngambil kertasnya satu, terus dia dapetin nama Mawar X ips 2. Ka Reynand berpasangan dengan Mawar. Paham semuanya?"

Semua murid menganguk dengan cepat, mengambil kertas didalam kotak dan melihatnya dengan pelan. Pelan. Jihan mengambil kertas paling akhir ia membukanya pelan, terkejut karena berpasangan dengan sosok yang ia hindari dari kemarin.

Kane berpasangan dengan Roy Xl Ips 3, Sedangkan Seyna beruntung karena berpasangan dengan Danu pacarnya sendiri. Untuk Sean ia dengan adik kelasnya Bernama Iren gadis pendiam dari X ips 2.

Semua murid mulai berpasangan dengan kaka kelas. Jihan masih membeku, tanganya masih membaca kertas putih itu. Zahra selaku bendahara OSIS mengernyit karena melihat Jihan yang hanya diam. Sam juga bingung melihat adiknya yang diam tak bergeming.

"Han lo sama siapa?" Belum menyelesaikan ucapanya, sosok laki-laki dengan obor di tanganya berdiri disamping Jihan. Kane melotot melihat Jihan yang berpasangan dengan mantannya. Semua yang mengerti kalau keduanya sudah putus. Bahkan Vanya juga tidak percaya kalau pasangan Arkie Jihan.

"Karena semuanya udah berpasang-pasangan. Silahkan dilanjut perjalanannya. Hati-hati yah jika ada kendala segera kembali ke pos."

Semua murid mengangguk mengerti. Mereka mulai memasuki area hutan dengan takut. Tangan Jihan ditarik oleh Arkie, bahkan cewek itu belum menyadari kalau keduanya sudah bersama. Arkie masuk kedalam hutan dengan Jihan. Gelapnya malam ini, hanya bulan yang sebagai penerang jalan mereka. Jihan takut ia reflek memeluk erat lengan Arkie.

Diam-diam Arkie tersenyum tipis, ia berjalan berpencar dengan yang lainnya. Agar segera menemukan bendera yang disuruh oleh anggota lainnya.

"Jangan cepet-cepet dong ka, gue takut. Ini juga ditengah hutan. Yang lain berpencar kita nggak ada temen."

"Lo takut?"

"Yah enggak cuma dikit aja. Lagian nanti kalau ada serigala atau macan gimana?" Ujar Jihan dengan nada ketakutan. Raut wajah cewek itupun tegang karena mereka berpisah dari teman-temannya.

"Ada gue, jadi ayok kita cari bendera banyak-banyak."

Arkie mengacak rambut Jihan pelan, mereka berjalan cukup jauh. Terlihat dari kejauhan bendera berkibar karen sepoi angin yang berterbangan. Arkie berjalan mendekat, ia meraih bendera itu dan mendapatkannya.

"Nih pegang benderanya. Jangan sampai ilang yah "

Jihan menerima bendera pemberian dari Arkie. Cowok itu menarik tangan Jihan dan pergi dari tempat itu. Limabelas menit kemudian Arkie sudah mendapatkan 5 bendera tapi ia tidak menemukan jalan pintas. Pos darurat pun Arkie tidak melewati.

"Ka kita kok nggak nemu jalan keluarnya yah? Gimana mau pulang." Jihan berbicara dengan nada khawatir. Ia mencengkram lengan Arkie dengan kuat. Hawa dingin menusuk kulit Jihan yang hanya memakai kaos pendek saja. Arkie melepas jaket OSIS nya ia memakaikanya di tubuh Jihan, agar gadis itu tidak sakit.

"Nggak usah khawatir kita baik-baik aja."

Mereka berjalan sampai di air terjun, Arkie duduk di bebatuan besar. Mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Reynand. Ia akan meminta pertolongan pada cowok itu. Baru saja menekan tombol telfon, batrainya sudah habis terlebih dahulu. Arkie berdecih ia menarik tangan Jihan agar duduk di sampingnya.

"Ka gue beneran takut, gimana kita pulangnya?"
Jihan menangis, Arkie dengan sigap menenangkannya dan memeluk Jihan. Meyakini gadis itu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Selagi ada Arkie Jihan aman.

"Jangan nangis, selama ada gue lo aman."

Dua jam berlalu Arkie duduk di bebatuan itu, ia membawa Jihan naik ke atas lagi. Mungkin mereka malam ini akan tidur di sini. Baru besok pagi mereka berjalan kembali ke tenda.

"Kita tidur disini, lo nggak apa-apa kan?"

"Tapi gue takut, nanti kalau ada apa-apa gimana?" Tanya balik Jihan dengan isakan yang suda meredah.

Arkie membersihkan daun kering yang berserakan itu. Ia melihat pohon pisang tidak jauh darinya. Arkie menyuruh Jihan untuk tetap diam disitu. Sedangkan Arkie nanti akan mengambilnya sebagai alas mereka tidur untuk malam ini. Jihan sempat menolak, ia takut Arkie akan terjatuh. Dengan bujukan Arkie akhirnya Jihan mengiyakannya dengan terpaksa.

"Gue janji akan baik-baik aja. Tingguin sebentar aja yah." Arkie bangkit dari duduknya. Ia menyebrangi sungai kecil, kakinya tidak sengaja menginjak batu yang licin. Arkie terjatuh, kepalanya menghantam kerasnya batu. Darah segar langsung mengalir dari pelipisnya.

Jihan melotot tajam, melihat Arkie yang terjatuh di sungai. Ia menghapus air matanya kasar, berjalan pelan turun dari atas dan mendekati Arkie. Arkie meringis ia duduk dengan pengelihatan yang buram.

Suara tangisan Jihan semakin nyaring terdengar. Arkie memfokuskan pengelihatannya saat Jihan hendak menghampirinya. Gadis itu langsung memeluk Arkie dan menangis dalam dekapannya.

"Gue bilang apa sih ka? Nggak perlu turun buat cari daun itu. Gue bisa tidur tanpa alas apapun. Kenapa lo keras kepala banget sih?"

"Maaf Han, gue takut lo nggak nyaman." Suara Arkie melemah. Jihan memapah cowok itu dan membawanya naik ke atas bukit. Mendudukan Arkie di tanah dan bersender pada pohon mangga yang lebat.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang