extra chap III : Mas Doyoung

2.8K 260 52
                                    















Doyoung menatap batu nisan didepannya dengan pandangan berkaca. Nafasnya terdengar kasar, mencoba menahan air matanya agar tidak lolos didepan batu nisan tersebut.

Tangannya mengelus batu nisan tersebut dengan lembut, sebagaimana ia pernah mengelus lembut punggung tangan cantik milik wanita tercintanya. Senyumnya merekah ketika mengingat semua kenangan-kenangan yang telah berlalu dengan sangat cepat. Baginya.

"Sayang, kemarin aku udah melepas seluruh jabatan. Aku juga mau istirahat dengan damai kayak kamu, disamping kamu. Sebagaimana saat kamu masih disampingku" Gumam Doyoung pada nisan tersebut.

Ia ingat pesan kekasihnya tujuh tahun lalu, ia berjanji untuk tidak menangis jika berkunjung ke makamnya. Bahkan hingga hari ini ia mencoba untuk menepati janji tersebut.

Namun, Doyoung tetaplah Doyoung. Pria itu menangis karena merindukan kekasihnya, sang istri tercinta. Kekasih dunianya, dan semoga kelak juga menjadi kekasihnya di surga nanti.

"Seokjun sebentar lagi menikah, sebentar lagi Saera akan jadi menantu kamu. Dan daftar keinginan kamu buat jadi besanan sama Wonwoo bakal kewujud, semua karena putra kamu. Seokjun"

"Untuk kembar, kamu jangan khawatir. Mereka benar-benar menjaga amanah kamu. Yoora sebentar lagi masuk dunia perkuliahan, dia mau ngejar karir yang sama kayak kamu. Jadi psikolog. Siyeon? Ahhh anak gadis itu semakin pinter aja setiap harinya, udah berapa banyak medali sama piala yang dibawa pulang. Kamu banggakan? Ya pasti lah, kamu ibunya dan aku ayahnya"

Curahan hati Doyoung pada hari ini bagai dijawab oleh Alettha diseberang sana, hujan mengguyur area pemakaman tersebut. Membuat Doyoung dengan senang hati menerima guyuran air tersebut. Air yang selama ini Doyoung anggap sebagai jawaban dari Alettha atas semua ceritanya.





Malam hari yang sejuk. Doyoung duduk sendiri diayunan kayu milik Siyeon yang ia buat dulu. Tangannya sibuk menatap layar ponsel yang tengah memperlihatkan status pesan milik anak-anaknya.

Pertama ia membuka status pesan milik Seokjun. Tak banyak, hanya unggahan foto Seokjun dan Saera yang tengah makan malam kemarin. Namun, senyum Doyoung terukir ketika melihat unggahan terakhir milik Seokjun.

Putra sulungnya tengah memainkan gitar lengkap dengan sebuah lagu. Doyoung tersenyum membaca caption milik Seokjun, 'lagu ambyar nya bunda'.

Sesuai caption Seokjun, lagu yang dinyanyikan Seokjun adalah lagu yang paling Alettha sukai semasa hidupnya. Jika ada waktu Alettha akan langsung mendengarkan lagu tersebut, sebagai obat lelah dan penyembuh lukannya. Langsung saja Doyoung menonton unggahan tersebut dengan perasaan menghayati.

And oh, my love
I'm holding on forever
Reaching for the love that seems so far

So, I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my love

Overseas, from coast to coast
To find a place I love the most
Where the fields are green
To see you once again
My love

"Huftttt" Helaan nafas Doyoung terdengar. Ia menatap ke langit dimana bulan mulai tertutup awan mendung. Air matanya kembali ingin tumpah, dengan segera ia menghapus cairan bening tersebut dengan kasar.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang