(b)tanpanya

13.2K 1.4K 61
                                    



"Saya ikut"

"Jangan pak, nanti bapak ikut kena batunya"

"Jelas, itu resiko pekerjaan saya"

"Pak, kita mohon jangan. Tugas bapak udah selesai dari seminggu yang lalu"

"Ya terus? Saya gak boleh membantu anak buah sendiri gitu?"

"Bukan gitu pak, bapak dari kemarin udah cukup cemasin kita-kita"

"Saya gak cemasin kalian. Jangan geer"

Siapa yang tau jika setelahnya sebilah pisau tajam berhasil merobek kulit tangan bagian kirinya, bahkan setelahnya beberapa pukulan balok kembali menghantam kepalanya. Dan saat itulah ia dikatakan tak sadarkan diri hingga dua minggu lamanya.

Mentari pagi mulai menampakan sinarnya, memaksa masuk menerobos ke dalam kamar sang pemilik yang saat ini masih bergelung di dalam selimut hangatnya.

Namun berbeda dengan lain hari, gadis bernama Alettha itu kini lebih memilih untuk membuka matanya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia merasakan sebuah benda berat dan besar menimpa tubuhnya.

"Eunghh" erangnya seraya menggeser benda tersebut dari perutnya. Ia beralih menjadi berposisi duduk, kemudian dengan nyawa yang belum kembali hanya mampu mengucek-ucek matanya, 'tanpa mau mencari tau siapa yang berada di sampingnya semalaman ini'.

"Masih pagi, lanjut tidur aja dulu"

Heh?

Butuh beberapa saat hingga ia akhirnya mengalihkan pikirannya kepada suara berat seorang pria yang terdengar dari sampingnya.

Dan dengan keterkejutannya-

"Astagfirullah!"

-ia menendang sembarang arah kepada pria yang tertidur di sampingnya, membuat ia melotot terkejut dengan telapak tangannya yang menutupi mulut terbukanya.

"Mas Doyoung?"

"Ya Allah dek, sak-"

"Masssss" histeris Alettha dan menghambur ke pelukan Doyoung secara paksa.

"Mas kemana aja? Ini kenapa? Kenapa pada luka? Kamu kena apa? Udah diobatin lagi belum? Masih pada-"

"Adek" potong Doyoung ketika melihat wajah panik Alettha terhadap dirinya, namun Alettha sepertinya menulikan pendengarannya.

"Mas, tunggu aku ambilin air anget takut lukanya kenapa-kenapa? Kamu disana siapa yang jaga? Oh iya k-kam-"

"Alettha Lee!" Pekik Doyoung dengan suara yang sedikit meninggi namun tetap datar, membuat Alettha menciut seketika dibuatnya.

"Renandika" cicit Aletth ketika pandangannya menurun, ia menangis dengan memainkan kukunya. Kemudian meredam suara tangisnya sebisa mungkin, tak peduli dengan tatapan sedih yang Doyoung berikan kepadanya.

 Kemudian meredam suara tangisnya sebisa mungkin, tak peduli dengan tatapan sedih yang Doyoung berikan kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mas DoyoungWhere stories live. Discover now