first moment

11.7K 1.2K 50
                                    


















































"Sayang jangan kesana!" Peringat Alettha yang saat ini tengah memantau Seokjun yang sudah bisa kesana kemari. Saat ini Seokjun tengah belajar berdiri untuk pertama kali, namun kali ini Doyoung tidak bisa bersamanya mengingat ia tengah bertugas. Sudah 3 bulan Alettha tinggal berdua dengan Seokjun, dan selama itu pula Alettha mengamati perkembangan Seokjun seorang diri.

Namun kali ini Alettha sedikit kewalahan mengingat Seokjun adalah bocah yang aktif sebelum waktunya. Seperti saat ini, bayi berusia 7 bulan itu tengah mengerjai ibunya dengan bersembunyi dikolong meja makan. Sontak hal itu membuat Alettha yang sedang menyapu halaman menjadi cemas hingga menangis, bahkan ia sempat bertanya kepada tetangga apakah mereka melihat Seokjun, dan tentu tidak ada yang tau mengenai keberadaan Seokjun sekarang.

Alettha berniat menghubungi Doyoung, namun diurungkan niatnya tersebut ketika ia melihat kedatangan Doyoung didepan pintu dengan senyumannya. Namun senyuman itu seketika pudar ketika melihat raut wajah Alettha.

"Assalamualaikum, kenapa dek?" tanya Doyoung. Alettha tengah menetralkan deru nafasnya sampai pernyataan nya tersebut sontak membuat Doyoung melebarkan matanya.

"tadi terakhir kamu liat Seokjun dimana?" Tanya Doyoung sambil mencari keberadaan Seokjun dihalaman depan rumahnya.

"Tadi aku lagi nyapu, dia aku kasih mainan tapi baru aku ngalihin pandangan 5 detik Seok-Seokjun udah gak ada" isaknya kembali, membuat Doyoung makin gencar mencari keberadaan Seokjun.

"woy Doy dah pula- ehh lu ngapa dek?" Ujar Yuta yang saat itu tengah melintas melewati rumah Doyoung, namun niat ingin menyapa malah tak sengaja melihat Alettha yang menangis sesegukan dengan Doyoung yang terus mencari disekitar halaman.

"Bang Yut, abang liat Seokjun gak?" Tanya Alettha membuat Yuta membelalakan matanya seketika.

"Hah? Seokjun ilang? Kok bisa?" Ujar Yuta kemudian ikut membantu Doyoung mencari, Alettha yang sudah tau jawabannya hanya mampu terduduk dan menangis sejadi-jadinya.

"Udah lo cari dibagian dalem rumah belum Doy?" Tanya Yuta kepada Doyoung yang raut wajahnya sudah mulai frustasi.

"Belum"

"Yaudah gue cari didalem" dan selanjutnya Yuta melenggang masuk kedalam rumah Alettha.

Ia mengitari sekitaran ruang keluarga namun tak menemukannya hingga kemudian ia beralih kedapur. Saat tengah mengitari bagian meja makan, tanpa sengaja ia mendengar suara anak kecil bersin.

"Hatciiiii-" tentu hal itu membuat Yuta sedikit terkejut dan menatap bawah meja makan dengan horor. Dengan sangat hati-hati ia pun membungkukan badannya dan sedikit membuka tirai meja.

Matanya melotot ketika menemukan seongok bayi kecil tengah asik mengemut buah stoberi serta semangka dibawah meja makan dengan damai.

"Bujuk dah tong, gak liat apa emak bapak lu lagi panik nyariin lu diluar!" ujar Yuta kemudian beranjak keluar memanggil Doyoung dan Alettha.

"Woy Doy!" Teriaknya, membuat Doyoung segera memberhentikan aktifitasnya dan berjalan menuju Yuta, tak luput Alettha dengan wajah yang benar-benar sudah kacau.

Yuta menggiring Doyoung dan Alettha menuju meja makan seraya berkacak pinggang. "Gue nemuin anak curut dibawah, kayaknya dia lagi main petak umpet ama emaknya tapi gak ketemu-ketemu" ucapnya ngaco, membuat Doyoung mendengus sebal kemudian membuka sedikit tirai meja tersebut.

"Seokjun!" Pekik Alettha kemudian menarik Seokjun keluar, sedangkan Seokjun hanya tertawa kecil dengan tangan yang memegang stoberi.

Dapat terdengar hembusan nafas lega dari Doyoung dan Alettha, bahkan ia kembali menangis. entah didapatkan dari mana buah stoberi dan semangka yang sekarang sudah membuat baju putih Seokjun menjadi merah itu Alettha tak peduli, yang terpenting Seokjunnya sudah ketemu.

Alettha pov

Sekarang ini gue lagi dikamar bareng sama Seokjun yang lagi tidur sambil meluk mas Doyoung, kejadian tadi siang itu bener-bener membuat gue takut bakal keilangan lagi sama Seokjun. Sumpah gue gak ngerti diusia Seokjun yang baru masuk 7 bulan tapi dia udah bisa merangkak kesana kemari. Bahkan sekarang dia udah mulai berdiri-berdiri, bahkan mamah sama bunda pun juga kaget ngeliat perkembangan Seokjun. anaknya kak Yuna-Riyan aja diusianya yang baru masuk 1,5 tahun baru bisa belajar jalan.

Entah kekuatan dari mana anak gue bisa kayak gini. Sekarang gue udah bisa bernafas sedikit lega pas tau mas Doyoung dikasih libur 4 hari sama komandannya. Seenggaknya selama hari itu gue gak akan sendiri dalam menjaga Seokjun. 3 bulan ditinggal dia tuh bener-bener membuat gue stress akan perkembangan Seokjun.

Ditengah lamunan gue sebuah tangan menyentuh salah satu pipi gue, membuat gue melihat kearah pemilik tangan itu berada. kelihat senyum yang jadi candu bagi gue itu tengah menatap gue dengan mata khas kurang tidurnya.

"Gak usah dipikirin terus, sekarang kan Seokjun udah ketemu" ujarnya lembut, membuat gue menggeliat dalam usapan tangan besarnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Gak usah dipikirin terus, sekarang kan Seokjun udah ketemu" ujarnya lembut, membuat gue menggeliat dalam usapan tangan besarnya.

"jujur mas, aku sedikit kewalahan tanpa kamu 3 bulan ini"

"Sekarang aku udah pulang, kita jaga Seokjun bareng-bareng. Oke" ucapnya kemudian menarik gue untuk ikut masuk kedalam pelukannya, dimana ada si unyil Seokjun yang tengah tertidur.

Alettha pov end






malamnya keluarga Alettha datang bertamu kerumah, Minrae dan Seokjun sedari tadi tertawa bersama hingga membuat siapa saja yang mendengarnya jadi ikut tertawa. Bahkan papah Taeyang sudah beberapa kali menghapus jejak air matanya yang menggenang akibat mendengar tertawaan dari dua balita tersebut.

"Ya ampun, kakek udah gak kuat ini" ucap papah Taeyang kemudian memangku keduanya dalam dekapan.

Alettha yang menyaksikan itupun tak luput dalam kamera ponselnya, dan dengan segera mengabadikan nya.

"Njun udah berat banget Tha, udah berapa kilo?" Tanya papah Taeyang.

"Udah mau 8 kilo lebih pah"

"Ish ko berat banget sih? Kamu kasih apa?" Tanya mamah Siera.

"Asi, susu formula, sama makan buah ma"

"Pantes pipinya bisa mbil" ucap Taeri kemudian menekan kedua pipi Seokjun hingga mengerucut layaknya ikan.

"Gimana Doy sama kerjaan kamu?" Tanya papah Taeyang kepada menantunya.

"Alhamdulillah lancar terus pah"

"Oalah...bagus deh"

Ditengah-tengah obrolan keluarga tersebut, Seokjun merangkak dan menghampiri Alettha, tersenyum sampai memperhatikan deretan gusinya yang belum ditumbuhi gigi sampai seucap kata lolos dari mulut mungilnya.

"Nda-yah" girangnya membuat semua yang mendengarnya mendadak mengehentikan aktifitasnya dan menatap Seokjun takjub.

Terlebih Alettha, ia menatap Seokjun dengan sorot mata bahagia dan segera memeluk putranya. Pertama kalinya Seokjun mengucapkan kata yang Alettha dan Doyoung nanti-nanti. Memang tidak masuk akal mengingat usia Seokjun sekarang, namun hal itu membuat semua orang menganggapnya bayi ajaib.







'Anak siapa sih anjir? Gemay!'






'Emang dasar turunan emak nya, gak bisa diem!'


















Mager melanda ku huuuu:(

vote dan komen brayy untuk masa depan ku dan mas doy~

Mas DoyoungOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz