monas

14.9K 1.3K 135
                                    












Saat ini usia kehamilan Alettha sudah memasuki bulan ke-6. *iya dipercepat ama authornya:)

Sudah jarang terdengar keluhan seperti mual dan ngidam. Doyoung pun juga jadi lebih sering bekerja kekantor pusat daripada ikut bertugas keluar, mengingat usia kandungan Alettha yang sudah mulai perlu banyak bantuan. Bahkan Alettha sudah tidak diperbolehkan terlalu ikut sibuk oleh tugasnya sebagai seorang persit.

Weekend ini mereka habiskan untuk keluar rumah dan berkumpul bersama para tetangga, sedari tadi Alettha tak henti-henti nya mengunyah buah bersama dengan Yuna. Dan ya, Yuna-istri Yuta telah melahirkan seorang putra bernama Riyan yang saat ini usianya sudah menginjak 4 bulan.

"Tha, jangan makan nanas" cegah Yuna ketika Alettha ingin memakan nanas.

"Kenapa? Takut keguguran?" Tanyanya yang langsung mendapat anggukan dari Yuna.

"Ya Allah mbak, gak ada ihh sejarahnya nanas bikin keguguran atau pendarahan lainnya"

"Tapi kata orang-"

"mbak, kata mamah Siera dulu mamah ngidam aku itu nanas loh" ucap Alettha kemudian memasukan sepotong buah nanas kemulutnya.

"Ihh tapi mbak takut, gak usah dimakan lagi deh. Mbak singkirin ya nanasnya"

"Mbak ihhh jangan" tegas Lettha sambil berusaha menggapai piring berisi nanas tersebut.

Merasa ada yang aneh dengan perutnya, ia pun meringis pelan sambil memegangi perutnya. Membuat Yuna panik dan langsung memanggil Doyoung.

"Kenapa Yun?" Tanya Doyoung dengab raut khawatirnya.

"Ini bini lo batu, udah gue bilang jangan makan nanas" omel Yuna. Doyoung pun langsung menatap Alettha tajam sambil berusaha membantunya berdiri.

Merasa dipojokan ia pun berdecak. "Apasih mas? Orang perut aku sakit gara-gara anak kamu nendang kenceng banget!"

"HEH!!" kaget ketiganya, iya ditambah kedatangan Yuta yang sejak tadi sedang menguping pembicaraan mereka dibelakang tubuh Doyoung.

"Demi keamanan aku tetep gak nginjinin kamu makan nanas. Ayo pulang aja, kita istirahat" tugasnya kemudian berpamitan dengan Yuna juga Yuta.

Diperjalanan Doyoung tak henti-hentinya mengoceh, membuat Alettha mendengus sebal yang kesekian kalinya.

Alettha pov

Ntah kenapa mas Doyoung jadi bawel banget, padahal tadi si dedek cuman nendang tapi dianya ngoceh udah kaya nge rap. Sampe pusing sendiri gue dengernya. Gue merasakan perut yg kembali ditendang, kali ini tendangannya lebih keras dan bertubi-tubi. Membuat gue mau gak mau harus berhenti dan duduk sebentar.

"Kamu itu ya he-" potong mas Doyoung yg langsung menghampiri gue ketika melihat gue yang terduduk dipinggir jalan sambil memperhatikan muka pucet gue.

"Bawel, anak kamu nih nendang-nendang terus!!" Ketus gue kemudian mencoba buat ngontrol diri. Nih baby tau aja bapaknya lagi gue omelin.

Kaget karena gue bentak, mas Doyoung pun nyamperin gue dan ikut duduk disamping gue, ntah ada apaan dia cuma merhatiin gue sambil senyum-senyum ganteng. Karena kesel gue raup aja muka gantengnya, dan dia malah ketawa.

"Ngapain ketawa hah?" Tanya gue dengan sewotnya. Dan lagi, dia cuma senyum ganteng.

 Dan lagi, dia cuma senyum ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang