pulang

11.6K 1.2K 93
                                    














Alettha pov

Finally!

Akhirnya mas Doyoung pulang hari ini, dengan semangat gue pun membersihkan rumah dan membuat beberapa camilan dengan dibantu mbak Ilraa dan bang Myung. Selesai bikin kue, gue dan mbak Ilraa pun berniat buat menyapu halaman, serta teras rumah. Tapi, belum sempat gue menyapu, sapu yang ada ditangan gue ditarik paksa mbak Ilraa dan dia nyuruh gue buat duduk aja jagain Seokha.

Karna gue tau mbak Ilraa ini gak suka dibantah, gue pun mengiyakan karena selain capek gue juga merasa kalau si dedek gak bisa diem didalem.

"Seokha" panggil gue kepada Seokha yang lagi asik main mobil-mobilan bareng bapaknya, gue pun berjalan mendekat dan ikut duduk disebalahnya.

"Main apa hm?" Tanya gue dan mendapat cengiran lucu darinya.

"Mbem" jawabnya khas anak kecil, membuat gue gemas sendiri dan beralih mencubiti kedua pipi mbulnya.

"Ish lucu banget sih!! Mamih jual ya kamu" ucap gue yang sukses membuat dicemberut. Jadi, mas Doyoung itu sering dipanggil pi/papi sama Seokha dari kecil, dan sampai sekarang pun masih dan berlanjut lah dia memanggil gue mi/mamih. Ya gue sih seneng-seneng aja.

"Kamu jual Seokha, anak Doyoung buat abang ya" racau bang Myung sambil terkekeh. Gantian gue yang dibuat cemberut sama bapaknya.

"Lettha, mas Doyoung pulang!" mendengar pekikan mbak Ilraa, gue pun dengan segera beranjak bangun dan sedikit melihat kearah Seokha yang sepertinya minta digendong.

"Ayo sayang, kita sambut papih Doy" pekik gue girang dan dibalas tepukan tangan mungil dari Seokha. 

"Ikut gak bang?" Tawar gue, sebagai jawaban bang Myung cuman ngibas-ngibasin tangan layaknya ngusir  sambil monolog 'duluan'.

Dari jarak yang lumayan dekat, gue sudah melihat mas Doyoung lagi bincang-bincang sama mbak Ilraa. Gue pun mendekat kearah mereka, dan-

"Alettha!! Seokha kan berat ngapain kamu gendong-gendong!" Pekik emaknya yang ngebuat gue dan Seokha terkejut. Gue juga sempat melihat mas Doyoung menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

Dia emang gak suka kalau gue ngangkat yang berat-berat. Telebih Seokha yang sekarang beratnya udah ada 12kg-an.

"Ish bandel ya kamu!" dumel nya kemudian mengambil alih Seokha dalam gendongan gue.

"Hehe maaf mbak, tadi Seokha minta gendong ya aku turutin lah"

"Yaudah mbak mau ke dapur dulu" setelah ngomong gitu gue pun mendekat kearah mas Doyoung yang lagi senyum-senyum gaje kearah gue.

"Dih ngapain sih mas senyum-senyum kea orgil" tutur gue kemudian mencium punggung tanganya. Tanpa aba-aba gue pun ditarik masuk kedalam pelukannya.

"Mas kangen adek huhu...apalagi sama dia" sembari mengelus perut gue.

"Temen-temen mas dari kemaren ngomingin anak terus, yang udah bisa makan lah, lari-larian lah, didandanin pake pita-pita lah. kan mas jadi iri"

gue pun tertawa mendengar aduannya. Terus aku kudu otteokhe mas? Berojolin dedenya sekarang gitu?

"Ya sabar, sebentar lagi ko"

"Iya, ayo masuk. Aku laper" dan gue pun digiring dia masuk kedalam rumah.







Malam ini gue males banget makan, ntah kenapa napsu makan gue pergi gitu aja ketika Seokha dibawa pulang ama emak bapaknya. Mas Doyoung bahkan udah ngebujuk gue tapi tetep aja gue gak mau.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang