renungkan

31K 2K 118
                                    


































Pagi hari setelah kejadian malam panjang kemarin akhirnya kedua pasangan itu telah sadar dari tidur nyenyaknya. Gak, bukan Keduanya yang tidur nyenyak lebih tepatnya cuma Doyoung yang tidurnya nyenyak. Sedangkan Lettha gak bisa ikut tidur nyenyak karena sering ngilu akibat ulahnya Doyoung yang brutal dan bringas. Seharian Lettha dihajar habis-habisan oleh sisi liarnya Doyoung. Bahkan setelah siangnya Doyoung ambruk, gak berselang lama sore sampai ketemu malam Doyoung hajar lagi istrinya. Hmmm mazz:)

Sekarang ini Doyoung masih asik dengan kegiatan molornya, sedangkan Lettha sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu, namun ia tak kunjung berniat untuk bangun akibat rasa ngilu yang telah dilakukan Doyoung terhadapnya.

"Sialan, ini gimana gue bangunnya" gumam Lettha pelan sambil memukul-mukul kasurnya. Merasa ada pergerakan disebelahnya, Doyoung pun beranjak membuka mata dan menemukan Lettha yang tengah mendumel ria seorang diri dengan keadaan berbaring dan masih belum mengenakan pakainnya. Ralat,pakaiannya sudah tiga kali dirobek habis oleh bapak Doyoung:)

Tercetak jelas sebuah senyuman kecil dari bibir Doyoung sebelum ia menarik istrinya itu kepelukannya.

"Bukannya bersih-bersih malah ndumel" ucap Doyoung sambil mencari posisi senyaman-nyamannya. Sedangkan Lettha hanya mendecak dan kembali memukul dada bidang Doyoung.

"Aku gak bisa bangun, sakit. Om hajar aku seharian penuh tanpa ampun" rengek Lettha sambil mengubah panggilan untuk Doyoung menjadi om dan berusaha melepaskan pelukan Doyoung

"Kan kamu sendiri yang bilang pingin punya dedek, kalo ngelakuinnya sebelum aku berangkat mana puas. Dan lagi jangan panggil aku om. Aku bukan om kamu" ucap Doyoung disertai kekehan.

"Ya tapi gak gini juga, baju kesayangan gue lo robek tiga kali hah!! Lo ngelakuin ini ke anak kecil ya gak beda jauh lah lo sama om om pedo" Oke untuk saat ini lupakan bahwa mereka adalah sepasang suami istri.

"Nanti saya beliin lagi sama yang lebih bagus dan mana ada om pedo seganteng saya"

"Baju itu gak ada yang bisa nyamain, itu baju spesial tau! Om ganteng dari mananya? Muka datar macem triplek gitu juga"

"Spesial? Dari mantan ya? Ouh mau ditambah? Oke saya gak keberatan" ungkap Doyoung dan lagi, tanpa persetujuan dari Lettha,  mereka/ ralat Doyoung melakukannya(lagi) dikamar mandi:)

*skip aja ya, Doyoungnya kedoyanan kalo dilanjut














"lusa dateng lo ama Doyoung ke tujuh bulanan calon anak gue" ucap seseorang disebrang sana-Taeyong.

Hari sudah mulai menjelang sore, namun Lettha hanya mampu menyandarkan tubuhnya disofa ruang tamu sambil bervia telfon dengan abangnya.

"Iye insyaallah gue dateng, lagian gue dateng dan gak dateng pun acaranya tetep bakal jalan kan"

"Heh!! Masa lo gak mau hadir diacara kakak lo sendiri? Adek macam apa lo?!!"

Merasa diteriaki Lettha pun menjauhi ponselnya dari telinga sambil berdecak dan saat itu pula bertepatan turunnya sang tuan rumah Doyoung menuju tempat Lettha berada sekarang.

"Males hadir kalo lu aja pelit makanan sama gue, lagipun gue nikahan aja lo gak dateng, kakak macam apa lo ini?"balik ulang Lettha yang langsung membuat Taeyong berdecak sebal, sedangkan Doyoung yang mendengarkan pun hanya mengangkat alis tanda acuh dan mulai menduduki dirinya disamping Lettha dan mengganti saluran televisi.

"CK!! KAN WAKTU ITU GUE LAGI GAK DI INDO DODOL!! LAGIAN LO NIKAH MENDADAK AMAT SETAN!!" Merasa telinganya akan meledak pun Alettha membuang ponselnya sembarang dan tentu langsung mendapat tatapan aneh dari Doyoung. Menarik nafas dalam-dalam Lettha pun kembali mengambil ponselnya yang terjatuh dilantai.

"Bisa budeg gue lama-lama" gumam Lettha sebelum kembali menempelkan ponselnya ketelinganya.

"HEH LO TUH YA KALO DIKASIH TAU MALAH DIEM AJA, JAWAB WOY"

"LAMA-LAMA GUE BUDEG YA ONCOM!!" Teriak Lettha kencang disertai tutupan telfon sepihak yang sontak membuat Doyoung terkejut.

Mengatur nafas sambil mengelus-elus dada Doyoung pun melirik sang pelaku yang kini tengah melipat tangan didada sambil cemberut, menyebabkan bibirnya maju beberapa centi.

'Lucu' batin Doyoung sebelum memulai aksinya.

"Untung saya gak punya riwayat penyakit jantung atau asma"

Belum mendapatkan respon Doyoung pun berdeham dan-

"Diem!!" Tukas Lettha dengan lirikan tajamnya yang sontak membuat nyali Doyoung sedikit menciut.

"Bun" panggil Doyoung tiba-tiba dengan sebutan 'bun. Ada perasaan aneh dalam diri Lettha ketika dirinya dipanggil dengan sebutan itu. Naluri ingin memiliki anaknya malah keluar kembali setelah mendengar kalimat tersebut. Merasa diabaikan, Doyoung pun melirik Lettha dan menemukan sang istri tengah melamun.

Tau apa sebabnya Doyoung langsung menarik kepala Lettha agar masuk kedalam pelukannya. "Gak usah dipikirin, kalau emang rejekinya pasti besok udah dikasih" hiburnya. Yakali pak baru sehari besoknya langsung dapet:)

"Ck, mana ada sekali nyoba langsung jadi" decak Lettha sambil mendekat dan lebih membalas pelukannya. Seperti ini mereka terlihat bagai pasangan yang sudah saling mencintai sejak dulu, nyatanya diantaranya sampai saat ini belum dapat dikatakan adanya cinta. Perasaan nyaman? Sudah pasti tentu, belum tau kalau cinta dan sayang:')

Merasa lucu dengan ucapan Lettha, Doyoung pun dengan gemas mencubit kedua pipi Lettha. "Kenapa kamu ngebet banget sih pingin punya anak disaat umur kamu aja belum ada 20?" Tanya Doyoung masih sambil mencubiti pipi Lettha.

"Gak tau, setelah nikah entah kenapa aku malah kepikiran tentang bayi terus. Aku juga takut nanti kayak mamah gara-gara suka nunda anak, akhirnya dikasihnya jadi lama" jawab Lettha kemudian menangkup wajah Doyoung tanda ia ingin pembicaraan yang lebih serius.

Merasa permintaan Lettha mulai serius Doyoung pun mengangguk tanda mengerti. "Saya jus-" belum sempat berbicara Lettha telah menahan ucapan Doyoung dengan menaruh telunjuknya tepat dibibir Doyoung.

"Mana ada orang nikah manggilnya saya-kamu" potongnya.

"Iya, maksud aku emang kamu gak cape apa masih muda gini bukannya kuliah malah ngurusin rumah sama anak. Dan kalaupun kamu mau hamil cepet,kamu pasti tau resikonya kan?" Ucapan Doyoung sontak membuat Lettha melepaskan tangkupannya dan kembali merenung.

Bukan ini jawaban yang ia inginkan. Iya, memang ia sempat berpikir untuk kuliah, namun ia juga sempat berpikir panjang untuk tidak melanjutkan kuliah karna satu perihal. Sebelum ia menikah musuh masih sering mendatanginya, apalagi ia termasuk jajaran siswa yang dahulu suka mencari keributan. Apakah nanti jika ia kuliah dan membuat keributan, mencari musuh, Doyoung akan tetap membantunya? Tidak. Ia ingin hidup tenang mulai sekarang. Menikmati hidupnya dengan suami, anak, dan kebahagiaan. Hey, semua orang juga tau bahwa Alettha Lee Renandika ini merupakan siswa terpandai didaerahnya. Lama bergelut dengan otaknya akhirnya Alettha menemukan jawabannya.

"Aku tau resikonya, dan aku bakal tetep kekeh pingin punya anak sekarang" tegas Lettha sambil menatap lekat mata Doyoung. Dalam hati sebenarnya Doyoung bahagia/ ralat sangat bahagia malah. Sudah lama ia menginginkan hadirnya seorang anak, dan dengan adanya Lettha impiannya itu akan segera terkabul. Namun sisi lainnya ia takut akan bahayanya jika Lettha mengandung diusianya yang masih tegolong sangat muda, seperti yang kalian ketahui rahim remaja seumuran Lettha itu sangat rentan mengalami keguguran atau semacamnya. Ya salahkan Doyoung juga mengapa ia memilih menikahi gadis remaja seperti Alettha?

Menatap kembali mata teguh Lettha ia pun akhirnya luluh. Jika sudah seperti ini ia bisa apa? "Iya, nanti kita lebih usaha ya" ucapnya yang langsung mendapat pelukan hangat dari Lettha. Dan desiran aneh itu kembali datang dalam diri Doyoung, membuncahkan perasaan hangat yang membuatnya nyaman setiap berada disisi Lettha.










Buntu EFEK UJIAN!









Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang