S2 start

8.6K 909 199
                                    























"Adek, abang Jae...cepetan!!" Teriakan Alettha menggema diseluruh penjuru rumah. Rutinitas pagi yang dilakukan nya ketika anak-anaknya mulai beranjak menduduki bangku sekolah.

Tak lama setelah teriakannya, terlihat Yoora serta Youngjae yang masih berpakaian acak-acakan. Membuat Alettha diambang pintu menganga karena perilaku kedua anaknya.

"Ya Allah, itu bang Seokha udah nungguin dari tadi tapi kalian belum rapih juga?" Emosi Alettha tak tertahan. Melihat bunda nya kesal entah mengapa Youngjae dan Yoora malah tertawa dan beralih memeluk sang ibu.

"Hehe, maaf bun...tadi kita rasis dulu sebentar" ucap Youngjae tanpa merasa bersalah.

Masih dengan kesal, Alettha pun bergegas merapihkan pakaian kedua anaknya dan membantu Yoora membenarkan tantanan rambutnya.

"Pakai sepatu nya di mobil aja, kasian  bang Seokha sama abang Youngjin nungguin kalian" tutur Alettha dan kembali membantu anak-anaknya membawa sepatu mereka.

Keduanya telah berdiri di depan mobil milik Seokha. Terlihat sang empu nya menatap jengkel Yoora dan Youngjae.

"Halo bang Soekha yang ganteng surendul" puji Youngjae setelahnya ikut duduk bersama kembaran nya yang sudah memasang earphone seraya memejamkan matanya.

"Gak tertarik gue di puji lu"  tutur Seokha yang membuat Youngjae memberenggut. Ditariknya paksa sebelah earphone milik Youngjin, membuat pria itu mendengus dan menepis kasar kembarannya.

"Rese" gumamnya.

"Kalian hati-hati ya...nanti kalau udah ketemu bang Seokjun tolong 'jewerin gitu disuruh bunda"

Ketiga anak serta keponakan nya dengan semangat mengangguk dan menyalimi ibu serta bibi mereka.

"Mamih gak bareng aja?" Tanya Seokha sebelum benar-benar menjalankan kendaraan nya.

Alettha menggeleng sebagai jawaban seraya tersenyum.

"Kalian duluan aja, bunda mau nyoba pake mobil ayah. 'Udah lama tuh gak kepake"

"Ouhh iya, karatan dah itu mobil ga dipake-pake"

Alettha terkekeh mendengarnya sebelum mobil di depannya itu telah benar-benar pergi.




































Sinar mentari sangat terik. Membuat Alettha yang tengah ikut kegiatan ibu-ibu persit mengeluh lelah dan mendudukan dirinya dibawah pohon rindang.

Sepatu yang dipakainya ia jadikan alas untuk duduk demi menjaga bagian rok belakang seragamnya agar tidak kotor. Dan setelahnya ia hanya memperhatikan senior serta juniornya yang masih asik melakukan cocok tanam di sekitaran batalyon.

Sedang asiknya melamun, sebuah tepukan kecil mendarat dibagian pundak kananya. Diliriknya sang tersangka yang tengah mengikuti arah pandangnya ke seberang.

"Ngagetin anjir!!" Sarkas nya dan menepis tangan yang masih bertengger manja dipundaknya.

Dia Yuta. Masih ingat?

"Jangan ngelamun!" Tegur Yuta ketika kembali kedapatan Alettha yang melamun.

Alettha berdecak, dan setelahnya tersenyum sebagai balasan.

"Gimana anak-anak sama pekerjaan lu?" Tanya Yuta.

"Anak-anak baik, kerjaan juga lagi gak padet jadi masih bisa lah nyempetin waktu buat anak-anak" mendengarnya Yuta manggut-manggut.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang