Seokjun?

16.4K 1.4K 338
                                    

*(mulmed anggep aja mas Doy ya:v)








Alettha pov

Sekarang gue udah dirumah sakit, tapi saat dicek sama asistennya kak Jungwoo katanya gue baru pembukaan tiga. Sumpah, pembukaan tiga aja rasanya gue mau pingsan gimana nanti pas pembukaan 10.

Dari tadi mas Doyoung gak berhenti-berhenti mengelus perut gue sambil berdoa. Menghibur gue kalau sesekali mulas itu kembali lagi. Gue sebenernya disuruh jalan-jalan dikit gitu biar rasa mulasnya gak terlalu kerasa, tapi setiap gue jalan malah rasanya ada yang pingin maksa keluar gitu. Dan jadilah gue duduk dikursi lipat ditemani mas Doyoung yang berlutut dihadapan perut gue.

"Adek sabar ya, kasian bunda" ucapnya kemudian menggenggam tangan gue erat. Kentara banget kalau dia juga takut, bahkan sekarang raut wajahnya gak bisa didefinisikan karena terlalu sulit ditebak.

"Mas" panggil gue dan diapun langsung menengadah kearah gue.

"Ya kenapa?"

"Gapapa"

"Kenapa gak? Ada yang sakit? Aku panggilin Jungwoo?"

"Gak mas"

"Terus?.." ujarnya khawatir, bahkan gue liat air mata udah menggenang dipelupuk kedua matanya.

"Aku sayang sama mas, maaf kalo aku suka ngerepotin atau galak" ucap gue sambil terkekeh, tapi gue kayaknya malah nambah raut mukanya jadi tambah sayu.

"Gak usah bilang maaf, aku cuma mau kamu fokus buat anak kita. Aku mau buat lembaran cerita tentang keluarga kita. Kamu harus kuat. Kalo gak kuat nanti aku marah" ucapannya membuat gue seketika tenang, gue senyum kemudian mendorong tengkuk kepala belakangnya dan menciumnya.

Dia awalnya kaget, tapi lama-lama dia ngebales. Bukan balesan orang nafsu, melainkan kayak sentuhan yang gak ngebolehin gue buat pergi ninggalin dia. Dan dapat gue rasakan ada air mata yang lolos dari matanya.

Karena kehabisan nafas, gue pun melepas pagutan dan menghapus air mata dia. Ngeliat dia nangisin gue membuat gue merasa kalau dia bener-bener cinta sama gue.

Cklek

Pintu ruang inap gue terbuka, menampilkan mamah,papah dan a' Taeyong. Terharu gue tuh, bahkan mamah sama papah rela dateng jauh-jauh dari ternate demi nyemangatin gue.

"Lettha" ucap mamah sambil berlari kecil menghampiri gue, dengan sigap mamah meluk gue, kembali membuat air mata gue tumpah lagi.

"Kamu harus kuat, jangan nyerah. Kamu mau kan anak kamu nikmatin indahnya hidup didunia kayak kamu?" Ucapan mamah membuat gue terisak dan mengangguk dalam-dalam.

'Gue harus kuat, anak gue harus dilahirkan ke dunia dan dibesarkan dengan tangan gue dan mas Doyoung. Alettha Lee Renandika itu kuat gak lemah'

mulas itu datang kembali, kali ini bahkan rasanya lebih hebat dari sebelumnya. Gue kembali meremas tangan mas Doyoung yang masih setia menggenggam gue.

"Adek, kasian bunda...jangan nakal nanti ayah ngamuk"

"Cucu omah pingin cepet-cepet ketemu ayah bunda ya? Kalau gitu jangan bandel oke"

Ya begitulah ucapan-ucapan para orang-orang yang menyemangati gue. Mamah merubah atensi gue untuk mendengarkan ceritanya. Tepat sebelum cerita dimulai, ayah dan bunda mas Doyoung datang. Dan mulailah mamah bernostalgia tentang gue, membuat mulas yang hebat ini sedikit demi sedikit teralihkan.

"Dulu waktu mau lahiran kamu, mamah udah seneng banget mau ngelahirin anak laki-laki lagi.." ucap mamah menjeda.

"Laki-laki?" Tanya A' Taeyong.

Mas DoyoungWhere stories live. Discover now