kisah Yuju

13K 1.2K 10
                                    







Pagi-pagi buta sekali kediaman Alettha dan Doyoung telah kedatangan tamu, tanpa sebab atau apa Yuju datang kerumahnya dengan keadaan berantakan dan isakan. Membuat Alettha dan Doyoung bertanya-tanya apa yang menyebabkan Yuju seperti ini.

"Ju, cerita lo kenapa?" Ujar Lettha lembut sembari menepuk-nepuk bahu sahabatnya tersebut. Bukannya mereda, tangisan Yuju malah semakin menjadi-jadi. Saat itu juga Doyoung datang membawa segelas air dan memberikannya kepada Yuju.

"Ayo minum dulu, baru lo cerita"  setelah itu dengan dibantu, Yuju pun minum dan mulai mereda isakannya.

"Tha" tutur Yuju parau kemudian beralih memeluk Alettha. "Gue sakit Tha, bukan tubuh aja yang sakit, tapi jiwa gue Tha" isaknya sesegukan, membuat Doyoung dan Alettha tambah khawatir.

"Ju, maksud lo apa? Dan kenapa lo pagi-pagi gini kerumah gue? Mana keadaan lo yang kayak gini? Apa maksud lo yang sakit?" Tanya Alettha bertubi-tubi, Doyoung yang sedikit mulai paham langsung beralih menenangkan Alettha yang terlihat seperti ingin menangis.

"Tha g-gu-"

"Yuju!! Maksud lo apa hah?!" Bentak Alettha kemudian melepaskan pelukannya paksa dan mencengkram kedua bahu Yuju kuat.

"Dek" peringat Doyoung,  memaksa melepaskan cengkraman kuat pada bahu Yuju. Yuju hanya mampu menutup matanya rapat-rapat, bersiap merasakan rasa amarah Alettha.

"Yuju!!" Bentaknya kembali.

"Gue hamil" gumam Yuju pelan, terkejut Alettha pun lemas seketika, menyebabkan cengkraman pada bahu Yuju melemas perlahan.  Bagai terkena sengatan listrik, amarah Alettha memuncak, menyebabkan kerefleksan ia yang menampar Yuju.

"Ale!" tegas Doyoung kemudian menjauhkan Yuju dari Alettha.

"Sama siapa lo diginiin?!! Ngomong ke gue!!" Teriak Alettha lagi, Yuju belum mau menjawab sedangkan Doyoung tengah was-was menahan pergerakan spontan tubuh Alettha. Merasakan atmosfir yang memulai panas, Doyoung pun meminta Alettha untuk sedikit lebih tenang, mengingat saat ini ia tengah mengandung. Beralih lebih mendekat kepada Yuju dan menggenggan tangan Yuju.

"Ju, cerita sama kakak secara jelas apa yang udah terjadi sama kamu. Sejelas dan sebenar-benarnya!" Ujar Doyoung menatap Yuju, mencari setiap kebenaran-kebenaran yang ada. Sedangkan Alettha hanya mampu mengatur nafasnya seraya mulai menangis terisak kembali.

"Aku sama Dokyeom dijebak kak"

"Terus?" Perintah Doyoung yang saat ini lebih mendekat kepada teman sang istri.

"malam itu mereka bilang g-gak boleh ada alkohol hiks- tapi setelah gak berapa lama kita minum, aku sama Dokyeom merasa ada yang aneh sama minuman kita berdua. setelah itu a-aku cuma inget ketika ki-kita gak sadar mereka masih s-sempet giring kita ke kamar. Dan-" Potong Yuju, karena tak tahan mengingat kejadian menjijikan itu ia kembali menangis pilu, membuat yang mendengar saja akan ikut menangis. Termasuk Alettha.

"Yuju" parau Alettha ikut menangis sejadi-jadinya. Sedangkan Doyoung tengah menelan salivanya dengan susah payah setelah mendengar penuturan Yuju.

"Lettha, g-gue harus apa hiks-? Gue udah kotor Tha" parau Yuju kemudian menjambak-jambak rambutnya dan memukul-mukul perutnya. Doyoung pun dengan sigap menahan kedua tangan Yuju untuk tidak menyakiti dirinya lebih jauh, mengingat juga ada nyawa lain dalam diri Yuju.

"Ju, istigfar..." peringat Doyoung. Alettha pun tak bisa melakukan apa-apa karena keadaanya saat ini pun ia hanya mampu turut merasakan penderitaan Yuju dengan menangis pilu.

"Kak, Tha gue gak mau kayak gini kejadiannya"

Doyoung ikut bingung, ia melirik kedua wanita yang saat ini tengah bersamanya. Menangis bersama merasakan penderitaan yang berbeda. Bahkan wajah Alettha sudah membengkak akibat air matanya yang deras, tak kalah Yuju pun sama. Terlebih ketika ia menjelaskan kejadiannya ia tambah berantakan. Doyoung merasakan sakitnya apa yang dirasakan oleh Yuju. Terlebih Yuju saat ini tinggal sendiri dirumahnya, orang tuanya bekerja diluar negeri menjalankan perusahaan sang kakek.

Mas DoyoungOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz