Chapter 16

97 31 207
                                    

Sekiranya, seperti apa itu dunia setelah kematian? Seperti apa pula rasanya kematian itu sendiri? Apakah benar terasa seperti sedang tertidur nyenyak? Ataukah ... hanya berupa kegelapan yang menyelimuti keseluruhan pandangan saja? Semacam sedang terkurung dalam suatu ruangan tanpa pencahayaan sedikit pun, dan barangkali itulah kenapa kematian itu sendiri dianggap layaknya sedang tertidur.

Namun, siapa yang tahu jika tidak mengalaminya sendiri, bukan? Bahwa kematian mungkin tidaklah sesunyi itu, melainkan bisa saja menjadi suatu keramaian di dalam sepasang pendengaran. Seperti kasus dari ia yang kini mulai menggerakkan sepasang netra terpejamnya. Menangkap suatu jenis suara kicauan saling bersahut-sahutan, pun aliran air terdengar cukuplah jelas. Yang mana terpaan angin terasa begitulah lembut, dan dingin. Cukup membuat ia yang tergeletak pada tepian berbatuan kerikil ini perlahan terbangun, merasakan pula sengatan mentari yang baru saja meninggi menyerang permukaan kulit putih mulus nan halusnya seraya sepasang netra mulai diedarkan ke sekitaran.

"Apa-apaan ini? Kenapa bisa begini dan kenapa aku masih di sini?"

Kebingungan jelas menghantam, sana-sini yang terlihat hanyalah tempat yang dikelilingi rerimbunan hutan. Tidak tahu pula apakah tempat ini bagian atau area dari jurang abadi, tapi jika memang benar, ke mana perginya perbukitan dari jurang abadi tersebut? Karena hampir semua perbukitan yang ada di sini terlihatlah begitu asing dan juga ... serupa, seakan perbukitan ini kembar.

Akan tetapi, ke mana pasangan satunya yang melompat bersama? Yang mana seruan memanggil terus Hui Yan keluarkan dari balik bibir membiru dan wajah kehilangan ronanya itu, membawa sepasang tungkai yang cukuplah sulit diajak berkompromi ini menyusuri tepian, begitulah lemah semacam butuh penyesuaian. Namun, Hui Yan terus saja memaksakan diri meskipun benar beberapa kali ia hampir terjatuh.

"Ji Yu ... Ji Yu!" Yang mana seruannya mulai terdengar seakan melirih, teredam oleh keramaian alam dari tempat yang masih merupakan tanda tanya besar ini. Namun, tidak memungkiri jikalau terasa semacam alam sedang menyambut kedatangannya. Entahlah, karena Hui Yan mulai mempercepat langkahan menjadi larian kecil seraya pandangan melekat ke satu titik seolah telah menemukan apa yang dicari-carinya. "Ji Yu, Ji Yu, sadarlah ... Ji Yu!" Terus saja mengguncang tubuh pun menepuk-nepuk wajah Ji Yu, tapi tetap saja tidak ada tanda-tanda jikalau pria ini akan segera sadarkan diri.

Lantas ... tidak mungkin, bukan? Bagaimana jika memang ... jika memang benar Ji Yu telah ...? Menggeleng-geleng, berusaha membuyarkan pikiran tidak-tidaknya ini. Dunia tidak mungkin akan sekejam itu, bukan? Terlebih setelah apa yang dialami di jurang abadi semalam. Namun, kenapa? Air mata tidak bisa berhenti mengalir, pikiran buruk terus saja berdatangan semacam tidak ingin enyah dari kepala. Pun ketakutan kian menghantam, kian pula menghilangkan keberanian untuk sekadar memeriksakan nadi dari pria yang merupakan kekasihnya ini.

"Aku baik-baik saja."

Mendengar hal itu bagaimana bisa Hui Yan tidak lega, bukan? Air mata pun serta merta terhenti, menyeka jelas satu-satunya yang bisa ia lakukan. Tidak ingin pria yang sedang mencoba membukakan kembali sepasang netranya ini melihat. Yang mana Ji Yu berusaha pula mengambil posisi duduk dengan bantuan Hui Yan yang sesegera pula mendekap kemudian.

"Kenapa aku masih berada dalam tubuh Ji Yu? Bukankah kejadian bunuh diri mereka di jurang abadi adalah akhirnya? Lalu ... lalu kenapa aku masih terjebak di sini?"

Tidak mungkin He Ting dan Xue Jing akan selalu terjebak dalam tubuh mereka, bukan? Jikalau bukan demikian, lantas sejauh apa sebenarnya Ji Yu dan Hui Yan ini ingin menunjukkan kisah mereka? Dan yang terpenting, seberapa lama lagi harus terus berada dalam tubuh mereka ini? Di kala sepasang kekasih ini sendiri mulai bergerak, melihat-lihat di mana tepatnya tempat yang mendamparkan mereka ini berada. Tempat yang bagaikan mustahil untuk dijadikan tempat tinggal manusia, apalagi saat mereka memutuskan untuk berada di kedalaman dari hutan yang ada ini. Mungkin akan lebih cocok dijadikan tempat berkumpulnya hewan buas barangkali.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon