Chapter 26

75 21 143
                                    

Kesunyian menyambut, kegelapan mengambil alih pandangan seutuhnya. Tak tahu pula hari telah menunjukkan pukul berapa, mungkin saja tengah malam ataukah mungkin dini hari. Entahlah, kala di mana sepasang kekasih yang menaruh kecurigaan penuh akan desa ini mulai terbangun. Tepatnya, dibangunkan oleh sesuatu yang diketahui ketidaktenangan pikiran.

Namun, ketidaktenangan pikiran itu malah kini berganti menjadi ketidaktenangan dalam bentuk lainnya. Lilin yang baru saja Ji Yu pasangkan, malah padam begitu saja tanpa sebab pasti alasannya karena apa. Dan hal itu tidak hanya terjadi sekali, melainkan dua kali berturut-turut.

Lantas, haruskah mencoba lagi? Saat aura dari rumah ini sendiri mulai terasa tak biasa, mencekam hingga keduanya saling bertukar pandang untuk kemudian berakhir memilih meninggalkan kamar. Di mana Hui Yan pun ikutan bertindak aneh, selangkah demi selangkah dengan pandangan kosong ia terus saja mendekatkan diri pada jendela yang tertutup, memerhatikan luaran sana dari balik celah yang ada.

Kabut jelas saja menyelimuti, tebal seakan awan dari atas sana yang turun mengambil alih. Hanya saja, benarkah apa yang tertangkap penglihatan kini? Bayang-bayang tampak sedang menerobos kabut, dua orangkah? Pun Ji Yu kian pula melekatkan pandangan mengintipnya, teryakini pula jikalau dua orang tersebut bukanlah warga melainkan panjaga desa.

Apa mungkin sedang tugas jaga? Tapi bagaimana bisa berjaga tanpa bantuan pencahayaan apa pun? Belum lagi apa ini yang sedang terjadi? Benarkah hanya berupa kebetulan belaka ataukah bukan? Kala di mana kabut kian menipis, tepat saat dua penjaga desa berakhir melalui area penelusuran. Sontak pula, Ji Yu menyudahi sesi pengintaian untuk kemudian siap melepaskan kait pengunci pintu. Namun, sejadinya pula Hui Yan menyetop. "Lihatlah, mereka sedang memerhatikan rumah Kwan Mei sekarang."

Akan tetapi, benarkah hanya sekadar memerhatikan? Kala dua penjaga desa malah terlihat seperti sedang mengawasi, mematung atau barangkali tak bicara pula? Entahlah apa yang mereka lakukan, bahkan ketika beberapa saat waktu berlalu pun tak pula menunjukkan tanda-tanda pergerakan. Hingga ... senandung akan suara nyanyian dari area hutan bergema. Hutan Malam Abadi.

Apa mungkin suatu sinyal pemanggil? Pasalnya dua penjaga desa terlihat mulai bergerak, membawa sepasang tungkai menjauh meninggalkan area rumah para warga untuk menghampiri asal datangnya suara gema tersebut. Pun tanpa ragu pula, sepasang kekasih pengintai ini mengekor dalam jarak tertentu, ditemani pula ketakutan, kehati-hatian bahkan kewaspadaan sampai titik di mana di sinilah mereka berada. Yang mana kabut tipis menghilang sudah, memperjelas pandangan jikalau dua penjaga desa telah berada di atas jembatan kayu beraruskan air di bawahnya.

Dengan cepat, Ji Yu menarik Hui Yan tepat ketika dua penjaga desa tersebut mulai mengedarkan pandangan dari balik wajah bertopengnya itu, menyembunyikan diri di balik dari suatu gundukan tanah bebatuan yang ditumbuhi rerumputan juga ilalang. Hanya saja, amankah dengan terus-terusan bersembunyi seperti ini? Kala Ji Yu mulai memberanikan diri mengintip, biar kata hanya sedikit saja, tapi setidaknya itu lebih baik untuk mengetahui pergerakan dua penjaga desa itu, bukan? Seperti akan ke mana dan apa yang hendak dilakukan mereka.

Namun, apa lagi kini yang datang? Koakan demi koakan terus saja mengudara, sukses membuat Ji Yu atau bahkan Hui Yan mendongak, menyaksikan kemunculan tiba-tiba gerombolan gagak menghiasi kosongnya langit. Tak sampai di situ pula, bahkan sebagian gagak lainnya terlihat bertengger pada pohon yang tak jauh dari posisi persembunyian, terus berkoak nyaring seolah melaporkan pada dua penjaga desa untuk menangkap dua pengintai yang ada.

Oleh karenanya, usiran demi usiran tanpa suara terus saja dilakukan sepasang kekasih ini. Akan tetapi, bukannya berhasil, malahan sejumlah gagak yang bertengger turun pada gundukan tanah untuk kemudian melengkingkan lebih lagi koakan khas yang dimiliki seraya sepasang netra lekat diarahkan pada Hui Yan ataupun Ji Yu. Pun karena alasan itu pula, dua penjaga desa berakhir menggerakkan sepasang tungkai tanpa melepaskan sedikit saja arah pandang pada gundukan tanah yang mampang.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now