Chapter 58

47 16 96
                                    

Cetar cambuk menggema. Masih pula penjaga desa ini tak melepaskan target. Semacam tidak sama sekali mendengar, atau bahkan berpura-pura tidaklah memahami maksud dari cetar barusan adalah suatu gertakan tuk melepaskan. Oleh karenanya, cetar berikutnya pun dilakukan secara lebih keras lagi, membelit leher sembari ditarik segera oleh Ji Yu yang geram.

"Sekarang ... Tang Yuan!"

Kala Tang Yuan sendiri sibuk meraup udara sebanyak mungkin, tak jarang pula terbatuk-batuk sembari membangunkan tubuh tergeletaknya. Mendapati bagaimana penjaga desa ini berjuang semampu yang ia bisa, mencoba melepaskan diri dari tahanan Ji Yu yang tak membiarkan ia bangun dari posisi bertekuk lutut seraya lilitan cambuk tak dibiarkan sama sekali mengendur.

Namun, apa yang terjadi pada hutan bambu ini? Getaran pada permukaan tanah terasa, angin ribut meramaikan hutan bahkan menghadirkan gemuruh yang sukses membubarkan sejumlah burung-burung berterbangan bubar, menjauh bahkan memekik seakan memberitahukan akan suatu kabar buruk dari balik paruh mereka itu. Yang mana tak sampai di situ saja, guncangan semacam gempa pun turut serta kemudian.

"Kita tidak punya waktu, cepatlah!"

Pun Tang Yuan bergegas menghadapkan belati es mata iblis lurus pada penjaga desa, batu permata merah sontak saja menyala dalam pendaran yang kian dan kian menerang. Menyinari sang penjaga desa yang masihlah berjuang melepaskan diri dari tahanan Ji Yu, terlihat sudah bagaimana cahaya kemerahan dari sekujur tubuh tertarik keluar untuk kemudian terhisap, tersedot ke dalam belati ... penjaga desa pun serta merta tak lagi berkutik, melainkan mengerang sudah.

Meskipun begitu, tak juga Ji Yu mengendurkan apalagi melepaskan lilitan cambuk sang penjaga desa ini. Memastikan seutuhnya jikalau proses penarikan sejumlah energi ini sukses dan selesai sampai titik akhir. Kala bertepatan dengan itu pula, alam dunia ilusi ini semakin bertindak liar nan aneh. Semacam marah, semacam siap menghancurkan mereka semua yang masihlah berada di sini. Bahkan gemuruh yang terdengar kian menguat, parahnya lagi tak tahu berasal dari mana. Yang jelas bukan dari langit menggelap tanpa bintang di atas sana, melainkan mungkin akan lebih tepat jikalau gemuruh berasal dari .... Reruntuhan dataran tinggi dalam dunia ilusi ini.

DEG!

Serta merta Ji Yu kembali memfokuskan diri dalam proses penarikan energi sang penjaga desa yang masihlah belum usai. Menandakan kalau energi jahat yang tertampung, ataupun dimiliki cukuplah besar sampai membutuhkan waktu seperti ini. Tak mengherankan jikalau penjaga desa mampulah sekuat itu, bahkan tak menua ataupun merasakan letih tiap kali pertarungan berlangsung. Lantas sekiranya, seberapa besar kekuatan A'Gui? Selaku sebagai pemimpin dari penjaga desa.

"Aku melihatnya, Ji Yu."

Tersadarkan sudah Ji Yu dari dunia pikirannya, mencoba melihat ke arah di mana Tang Yuan melihat. Namun tetap saja, tak menemukan apa pun yang mencurigakan, apalagi berupa titik cahaya putih yang dimaksudkan Tang Yuan. Lagian Pak Tua sudah mengatakan sebelumnya, kalau hanya sesama penjaga desa saja yang mampu melihat, bukan? Dan Ji Yu kembali mengalihkan pandangan pada Tang Yuan yang berpeluh. "Cepatlah, kurasa dunia ilusi ini akan segera runtuh," ucapnya kemudian, napas memburu, suara memberat di setiap tarikan yang mempertahankan lilitan cambuk pada leher.

Anggukan pun Tang Yuan berikan, sepasang netra ditajamkan pada paha kiri penjaga desa yang sungguhlah tak berdaya ini. Kemudian ....

JLEB!

Darah terpercik pada wajah, tapi tak sama sekali membuat Tang Yuan mengerjap. Kala di mana Ji Yu barulah mengendurkan tarikan, melepaskan pula cambuk yang membelit leher sang penjaga desa yang bahkan erangan saja tak lagi ada. Dan lihatlah apa yang menjadi proses berikutnya, tubuh penjaga desa yang tertikam belati es mata iblis tepat pada paha kirinya ini mulai melebur, terurai menjadi debuan halus tanah yang seketika saja berbaur dengan angin. Menyisakan, atau meninggalkan pakaian serta topeng belaka. Bukti jikalau apa yang disaksikan adalah benar, bukanlah ilusi atau apa pun itu.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now