Chapter 62

68 17 98
                                    

Celetar cambuk terdengar, terlontar pada Mo Shan yang seketika menghindar, melepaskan Hui Yan dengan cara melemparkan wanita berdarah bangsawan tersebut seakan ia sebuah barang saja, yang mana tubuh tersebut siap menghantam permukaan dinding tak rata yang ada.

Menyaksikan hal tersebut, selaku suami lantas bagaimana bisa membiarkan begitu saja, bukan? Pun Ji Yu yang telah terbiasa mempergunakan kemampuannya, berakhir melesatkan tubuh dalam kecepatan yang bahkan Hui Yan sendiri tak mampu lihat. Tahu-tahu saja, sang suami sudah mendekap, menggantikan posisinya yang siap menghantam keras dinding bebatuan untuk kemudian tersungkur sudah pada permukaan pijakan.

"Ji Yu, Ji Yu!"

Gelengan, Ji Yu berikan. Dirasa hal itu belum juga cukup menenangkan Hui Yan, senyuman pun diberikannya, menyeka air mata yang membasahi wajah Hui Yan. Tanpa ragu, pelukan erat layaknya tak ingin berpisah Ji Yu pun dapatkan. "Kau pasti sangat khawatir, maaf ... maaf. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi." Mengelus lembut kepala Hui Yan yang kian menangis, gemetaran.

Tangisan senang, sedih, takut dan khawatir, semua bercampur padu. Senang akan Ji Yu yang kembali dalam keadaan hidup, sedih akan bagaimana menyaksikan sekujur tubuh pria ini begitulah kacau dan dipenuh luka segar. Serta takut dan khawatir jikalau mereka berempat gagal memenuhi misi dan tanggung jawab. Bahkan parahnya, takut dan khawatir telah mengecewakan para nyawa tak bersalah yang telah pergi dengan cara sangatlah tidak adil.

Namun, bukan saatnya untuk tenggelam dalam perasaan emosional begini, bukan? Pertarungan belumlah berakhir, masih ada dua makhluk kegelapan yang haruslah dimusnahkan. Dan dua makhluk ini bukanlah makhluk biasa yang akan mudah untuk ditangani, jangankan Mo Shan, A'Gui seorang saja akan sangat kewalahan. Kala kini Tang Yuan berseru, meminta pemimpin penjaga desa tersebut untuk melepaskan segera Kwan Mei dari aksi mengarahkan pedangnya.

"A'Yuan, tidak apa-apa. Dia tidak akan berani melukaiku sedikit pun, kau tahu betul itu." Berkaca-kaca, tapi Kwan Mei berusaha menampilkan senyuman sembari mengangguk-angguk untuk meyakinkan lebih agar sang suami tak bertindak ceroboh. Apalagi terpengaruh ataupun mudah terpancing. Utamakan pikiran sebelum hati, benar. Itulah yang kemudian Kwan Mei sampaikan melalui sorot sepasang netranya.

Pun Tang Yuan membalas dengan anggukan pula, yang mana kemudian ditujukan sudah pandangan pada Mo Shan. "Jadi ini dirimu, akhirnya kami tiba juga dalam kerajaan, tidak ...! Tapi penjaramu," ucapnya, menyeringai. Seringaian yang jelas tak ingin kelihatan kalah liciknya dari Mo Shan.

"Beraninya kau berucap seperti itu! Tang Yuan, ingatlah siapa kau ... kau masihlah bagian dari penjaga desa!" geram A'Gui, ditendangnya sudah Kwan Mei hingga terjungkal. Pedang yang mengarah pada Kwan Mei pun serta merta diarahkannya pada Tang Yuan, hendak bertarung.

Namun, hanya dengan aba-aba Mo Shan yang mengangkat sebelah tangan saja, A'Gui seketika berhenti, mengurungkan niat liar membunuhnya. Bahkan membiarkan begitu saja Tang Yuan mendekati istrinya, membangunkan Kwan Mei yang tampaklah baik-baik saja. Sedangkan Mo Shan, apa sebenarnya yang ada dalam pikiran makhluk gelap ini? Apakah sebegitu lucu dan menghiburnya menyaksikan penderitaan dan kekhawatiran di antara pasangan? Yang mana terus saja ia tertawa-tawa, bertepuk tangan sembari ekspresi wajahnya seolah sedang menyaksikan suatu pertunjukan menggelikan, memuakkan hingga berakhir sudah ia mengarahkan jari telunjuknya ke sisi lain dari gua dalam kerajaannya ini.

BOOMM!!!

Getaran mengguncang seluruh gua. Menggoyangkan api-api lilin, tapi tidak sampai memadamkannya. Sementara debu-debu dari bagian dinding yang diledakan mulai menguar ke sekitaran, mengalihkan sesaat pandangan dari mereka, Ji Yu dan Tang Yuan yang memeluk melindungi pasangan mereka masing-masing. Heran dan terkejut akan tindakan tiba-tiba makhluk kegelapan bernama Mo Shan ini, apa dan kenapa melakukan hal seperti ini di dalam gua yang bahkan langit-langit di atas sana berguncang seakan siap menjatuhkan bebatuan runcing yang menggantung.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now