Chapter 56

41 16 103
                                    

Sudahkah situasi membaik? Haruskah membuka sepasang netra? Kala dengarlah bagaimana suara ledakan menghilang sudah, membangunkan seketika mereka dari posisi tertiarap sembari mulut mengontrol sudah napas memburu nan mengejutkan efek dari pertarungan sengit sebelumnya.

Silaunya cahaya telah dan makin meredup memang, memperlihatkan keadaan sekitar tak bisa dijelaskan lagi dengan kata-kata. Setidaknya beruntung saja perbukitan ini tak runtuh habis, yang mana makhluk kegelapan berupa naga hitam berhasil sudah dikalahkan. Mendapati bagaimana belati es mata iblis tertancap tepat pada kening sang naga hitam, tepatnya area dari tanda merah yang barulah diketahui sebagai area dari permata merah yang terpasang pada gagang belati es mata iblis.

Secara perlahan, sepasang netra nyalang merah makhluk tersebut padam. Tatkala tubuh mulai menampilkan reaksi yang mengundang keempat dari mereka yang tertiarap tadi untuk mendekat, menyaksikan lebih lekat lagi akan proses yang membekukan sang naga hitam menjadi batu nan keras layaknya sebuah patung megah. Kala Pak Tua yang terengah-engah menyeka noda darah dari sudut mulutnya untuk kemudian mengibas sebelah tangannya, belati es mata iblis yang tertancap pun serta merta tertarik lepas, kembali ke dalam genggaman Pak Tua.

Alhasil, naga hitam yang telah membatu tersebut melebur sudah. Kepingan demi kepingan abu pun menghujani, sembari segel yang melindungi area ini pun berakhir menghilang seiring akan menghilangnya sumur ataupun badai serta petir yang bersahut-sahutan. Mensunyikan kembali keadaan ke sebagaimana harusnya.

Hanya saja, langit masihlah gelap. Menampilkan pula akan kemunculan bintang-bintang menghiasi, menemani kesendirian dari sang ratu malam yang entah sejak kapan telah bertengger di sana, menghujani mereka semua dengan cahaya kekuningan nan menyejukkan yang menyebar ke seluruh dunia ilusi ini. Pun lihatlah apa pula yang dihadirkan sang ratu malam, kerlipan demi kerlipan cahaya pernak-pernik diturunkan sudah.

Purnama telah tiba. Perlahan pandangan masing-masing dari mereka diarahkan pada Yue Ming yang bergelut dengan rasa sakit menyiksanya. Ingin mendekat, tapi bagaimana bisa? Ketidaktegaan menyaksikan teman mereka sampai pada tahap seperti ini, bahkan jauh lebih menyiksa terutama bagi Ji Yu pribadi. Kala luruhan air mata bergulir sudah, sepasang tungkai secara perlahan pula dibawanya mendekat. Membangunkan, membaringkan Yue Ming yang terus saja mengeluarkan darah kehitaman dari mulutnya ini ke dalam pangkuan.

Ji Yu sungguhlah tak tahu harus mengucapkan apa, rasa bersalah dan ketidakterimaan atas keputusan egois Yue Ming masihlah belum mampu dilepaskan begitu saja. Ingin marah sekali pun, apa itu pantas? Kala lihatlah bagaimana Yue Ming sendiri tak lagi mampu berucap, telinga bahkan ikut mengeluarkan darah, pun sepasang netra berair penuh arti terus diarahkan pada Ji Yu, napas tersengal-sengal seiring akan masih menjalarnya tanda hitam untuk terus naik ke wajahnya.

"Aku tahu apa yang kau ingin katakan. Jangan khawatir, aku tidak akan lagi menyalahkanmu atas keputusan egoismu ini." Menyeka air mata yang menghadang penglihatan, Ji Yu memaksakan hadirnya senyuman setulus yang mampu ia berikan. Namun, tetap saja air mata bergulir tak terhentikan.

"Ma ... af ... ti-tidak bi-bisa be-ber-juang ... ber-sa-ma ...." Senyum mengembang, mengalir sudah air mata. Satu persatu kemudian, kekasih mendiang Xia Chia ini menjatuhkan pandangan pada teman-teman satu timnya, tak terkecuali pula pada Pak Tua. Meskipun benar, mulut berlumuran darah hitamnya tak berucap, tapi melalui pandangan yang diberikan ini ... siapa memangnya yang tak paham, bukan? Jikalau inilah rasa terima kasihnya, sekaligus ... perpisahannya.

Namun, tak memungkiri pula akan hadirnya suatu penyesalan. Dan hal itu kian membuat Hui Yan, Kwan Mei dan juga Tang Yuan tenggelam dalam kepiluan. Bahkan Pak Tua memalingkan sudah wajahnya, mendesah. Kala embusan angin mulai dirasakan, meredam isakan tangis yang ada.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now