Bab 13

4.7K 458 10
                                    

Sedangkan di ruang kerja Keiko, disana mereka sedang berbicara serius sekarang. Masalah ini menjadi rumit karena si Ken, bocah sialan itu mengadu pada pamannya yang notabenenya adalah seorang pemimpin Yakuza senior di kalangan Yakuza yang ada di Jepang.

"Ken... Bocah sialan itu sangat menjengkelkan dan merepotkan" ucap Keiko sambil memijit batang hidungnya pusing.

"Pamannya, Sakazuki Kaneki ingin berbicara langsung dengan anda. Mungkin dia akan bertanya tentang insiden kemarin" ucap Hasabe.

"Pria tua itu pamannya?" Tanya Keiko. Hasabe mengangguk.

"Dia ingin bertemu dimana? Usahakan jangan jauh-jauh, jika jauh aku takut Alesya tidak akan mengizinkanku keluar" ucap Keiko. Hasabe dan Daichi menahan tawanya. Bosnya takut dengan kekasihnya, padahal sebelumya Keiko tidak takut pada siapapun malahan siapapun itu yang takut pada Keiko.

"Jangan tertawa kalian. Dan kau Daichi, nanti jika pertemuannya jadi kau ajak juga Eiji. Kalian harus ikut untuk berjaga-jaga jika hal seperti kemarin terjadi lagi. Kalian adalah 'Crazy Twins' kebangganku" ucap Keiko. Daichi sangat tersanjung mendengar julukan itu, lalu dia tersenyum dengan lebar.

"Ha'i!" Ucap Daichi.

"Kau Hasabe, berbicaralah dengan sekretaris pak tua itu. Ingat ucapanku tadi, jangan jauh-jauh. Kita bicarakan ini nanti" ucap Keiko. Hasabe dan Daichi mengangguk lalu membungkuk hormat pada Keiko lalu pergi dari sana.

Keiko juga pergi. Dia pergi ke ruang tengah tempat Alesya dan teman-temannya sedang berkumpul. Tapi, Keiko bingung saat melihat Alesya yang sedang melamun disana. Keiko mendekat kearah Alesya lalu duduk di samping Alesya.

"Babe? Kau kenapa?" Ucap Keiko. Alesya terkejut saat mendengar suara Keiko. Alesya menoleh kearah Keiko, disana dia bisa melihat wajah kebingungan Keiko. Alesya tersenyum.

"Aku baik" ucap Alesya. Keiko menatap Alesya Dengan tatapan tidak percaya. Tapi Alesya terus mengatakan dirinya baik-baik saja.

"Kau terlihat tidak baik-baik saja babe. Bagaimana kalau kita pergi keluar?" Ucap Keiko.

"Keluar? Kemana? Ke mall? Atau ke taman bermain?" Bukannya Alesya yang menjawab tapi Freya yang menjawabnya. Keiko hanya terkekeh.

"Terserah" ucap Keiko. Para bocah itu sangat senang sekarang, mereka bisa bersenang-senang sekarang. Itung-itung refleksi dari si psikopat gila itu.

"Kita pergi ke mall saja! Kita berbelanja!" Ucap Freya menggebu.

"Tidak! Kita pergi ke taman bermain saja! Kita akan naik wahana yang menyenangkan!" Ucap Yohan sama menggebunya. Mereka berdebat sekarang, antara mall dan taman bermain. Frank mencoba menengahi persoalan itu.

"Kita pergi ke mall saja. Keiko juga belum pulih sepenuhnya. Di mall kan ada permainan juga kan? Sekarang semuanya sudah jelas, kita ke mall saja" Ucap Frank. Mereka mengangguk setuju.

"Hasabe, kau siapkan semuanya. Pastikan keamanan disana di perketat" ucap Keiko. Hasabe mengerti lalu pergi untuk menyiapkan mobil dan pada pengawal.

Setelah beberapa saat, mereka sudah siap. Mereka masuk ke mobil yang sudah disiapkan untuk siapa saja. Mereka bebas memilih mobil mana yang akan dinaiki, tapi untuk Alesya beda lagi. Alesya satu mobil dengan Keiko di mobil pribadi Keiko.

"Kei, ini kartu kredit kami" ucap Alesya sambil memberikan beberapa kartu kredit pada Keiko. Keiko hanya terkekeh.

"Tidak perlu, aku saja" ucap Keiko. Alesya menatap Keiko tidak nyaman.

"Jangan menatapku seperti itu. Lagipula aku tidak akan jatuh miskin dengan membayar belanjaan mereka. Jika kau mau, bahkan aku bisa membeli mall itu sekaligus" ucap Keiko. Alesya hanya tertawa, benar juga. Keiko sangat tajir melintir, tapi tetap saja Alesya tidak enak pada Keiko.

Yakuza YuriWhere stories live. Discover now