Bab 18

3.9K 427 6
                                    

Mereka sudah menunggu berjam-jam sekarang, tapi dokter belum keluar juga. Para anak buah Keiko menunggu dengan cemas, sama halnya dengan Alesya. Dia berjongkok di depan pintu ruang operasi.

"Duduk disini Sya, apakah kau tidak pegal?" Ucap Frank. Alesya hanya menggeleng.

"Ini sudah berapa jam? Mereka belum keluar juga" ucap Alesya. Suara Alesya bergetar karena menahan tangis. Frank menghampiri Alesya lalu menenangkan Alesya.

"Berdoalah kepada Tuhan" ucap Frank. Daichi dan Eiji mendekat kearah mereka, lalu memberi mereka minuman.

Saat sedang menunggu, tiba-tiba pintu operasi terbuka. Seorang suster berlari dengan tergesa-gesa. Semua orang terkejut melihat itu. Alesya menahan suster itu.

"Bagaimana keadaannya?" Ucap Alesya.

"Pasien kehilangan banyak darah. Minggir nona, saya harus mengambil kantung darah" ucap suster itu lalu berlari. Alesya jatuh di tanah, badannya bergetar hebat... Alesya menangis.

"Kei..." Lirih Alesya. Mereka semua menatap Alesya. Freya memeluk Alesya dengan erat, sembari menenangkan Alesya. Alesya terus saja menangis dengan keras.

...

Tanpa sadar mereka sudah menunggu sampai pagi hari. Freya dan Yohan sudah tepar tertidur di kursi. Sedangkan yang lainnya masih berjaga dan setia menunggu. Dokter pun keluar sambil membuka masker medisnya. Mereka semua mendekat kearah dokter.

"Bagaimana? Bagaimana keadaan kekasihku?" Ucap Alesya sambil memegang lengan dokter itu dengan erat. Yang lainnya juga menunggu jawaban sang dokter.

"Peluru itu mengenai sedikit organ vitalnya. Jantung Keiko-sama sempat berhenti tadi, tapi untungnya kami bisa mengembalikan detak jantungnya" ucap dokter itu sambil menghela nafasnya. Alesya menangis lagi sekarang. Anak buah Keiko juga sama halnya dengan Alesya, mereka menundukkan kepala mereka... Menahan tangis mereka...

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Ucap Daichi serius.

"Kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar Keiko-sama cepat bangun" ucap dokter itu.

Jderrr

Mereka semua mematung. Cepat sadar? Tunggu, Keiko.... Alesya merasa kakinya sangat lemas, dia terjatuh terduduk di lantai.

"Maksudmu? Katakan dengan jelas sialan!!!" Teriak marah Eiji.

"Keiko-sama dalam keadaan koma" ucap dokter itu lalu pergi dari sana. Eiji dan Daichi masih terdiam di tempatnya. Alesya sudah tidak menangis tapi dia hanya menatap kosong lantai.

Pintu operasi terbuka lagi, saat mereka melihat... Para perawat sedang mendorong hospital bed, Keiko ada di atasnya. Banyak alat bantu pernafasan di tubuh Keiko. Alesya berdiri lalu menghampiri Keiko. Alesya menyentuh wajah Keiko dengan pelan-pelan.

"K-kei? Ini aku hiks bangun" ucap Alesya sambil menangis. Alesya tidak mau melepaskan Keiko. Para perawat harus memindahkan Keiko sekarang, Freya menarik Alesya.

"Biarkan mereka melakukan tugas mereka Alesya" ucap Freya. Setelah dipindahkan ke ruang inap. Daichi memesan kamar VVIP untuk Keiko.

Mereka semua sedang berada di ruang inap Keiko sekarang. Diluar tidak kalah ramenya, para anak buah Keiko menjaga ruangan itu dengan sangat ketat.

Alesya masih duduk di samping tempat tidur Keiko. Alesya memegang tangan Keiko lalu mengelus tangan Keiko dengan lembut.

"Dimana Hasabe-san? Aku tidak melihatnya dari kemarin" ucap Frank pada Daichi.

"Dia sedang berada di luar negeri, ada beberapa urusan yang harus diselesaikan. Dia sedang di pesawat sekarang, mungkin sebentar lagi dia akan datang" ucap Daichi.

Yakuza YuriWhere stories live. Discover now