Bab 20

4.1K 358 8
                                    

Keesokan harinya, Alesya terbangun.
Dia melihat sekelilingnya, dia melihat banyak orang yang tertidur disana. Dan Keiko, dia tidur di sebelahnya sambil memegang tangannya.

Alesya merasa perutnya sangat sakit. Kemudian Alesya teringat kejadian itu, bayinya! Alesya melihat perutnya yang sudah rata. Dimana bayinya!
Alesya menangis, apa bayinya sudah meninggal?

Keiko terbangun karena mendengar suara tangisan Alesya. Dia langsung berdiri.

"Sayang? Kau sudah bangun! Kenapa kau menangis? Ada yang sakit?" Ucap Keiko cemas.

Mereka semua terbangun lalu menoleh pada Alesya dan langsung menghampirinya.

"Ada apa ini?" Ucap Frank.

"Kei, dimana bayiku? Kenapa perutku sudah begini?" Ucap Alesya sambil menangis.

Mereka semua tertawa. Alesya yang melihat itu langsung kesal seketika, dia menatap Keiko kesal.

"Kenapa kalian tertawa? Dimana bayiku!!!" Teriak Alesya kencang.
Keiko tersenyum lalu mencium bibir Alesya singkat.

"Tenanglah Alesya, bayi kita baik-baik saja. Mereka ada di ruangan bayi sekarang" ucap Keiko.

Alesya terdiam. Bayinya selamat? Dan sudah lahir? Alesya tersenyum kearah Keiko.

"Benarkah?! Biarkan aku melihat mereka Kei! Ayo!!" Teriak Alesya.

"Tidak sekarang, kau baru sadar. Pasti lukamu masih terasa sakit, nanti jika dokter sudah memeriksa mu barulah aku akan membawa kedua pangeran kita kemari" ucap Keiko.

Alesya bingung. "Pangeran?" Ucap Alesya.

Keiko terkekeh lalu memeluk Alesya.
"Kedua bayinya adalah laki-laki sayang" ucap Keiko.

Alesya senang sekarang. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Keiko. Semua orang yang ada di ruangan itu langsung keluar dan memberikan mereka waktu.

Keiko melepaskan pelukannya lalu mencium Alesya. Setelah beberapa saat, Keiko melepaskan ciuman itu.

"Terimakasih sudah berjuang dan melahirkan kedua bayi kita" ucap Keiko.

Dokter datang lalu memeriksa Alesya.

"Dia sudah stabil Keiko-sama" ucap dokter itu.

"Bisakah aku membawa bayinya kemari?" Ucap Keiko.

Dokter itu tertawa. "Tentu saja, nanti aku akan menyuruh suster untuk membawa mereka" ucap dokter itu.

Setelah dokter itu keluar, Hasabe dan yang lainnya masuk kedalam. Mereka tersenyum kearah Alesya.

"Selamat Alesya" ucap Hasabe. Alesya tersenyum.

Lalu, teman-temannya yang berbicara.
"Kau sudah menjadi ibu Alesya, selamat" ucap Frank.

"Ya, jadilah ibu yang baik Sya" ucap Freya lalu tertawa.

"Aku ingin segera melihat bayinya, tadi aku sibuk menemani Eiji di ruangannya" ucap Yohan.

Alesya teringat sekarang. Eiji! Sebelumnya dia tertembak karena mencoba melindunginya.

"Bagaimana keadaan Eiji?" Ucap Alesya khawatir.

"Kau tenang saja, dia sudah baik-baik saja" ucap Yohan.

Alesya menghela nafasnya lega. Untunglah jika begitu, dan kalau Eiji tiada dia akan merasa bersalah seumur hidupnya.

Tiba-tiba dua suster membawa bayi kedalam. Alesya menatap kedua bayi itu, dia menangis. Itu adalah bayinya.

Suster memberikan satu bayi pada Alesya lalu satu lagi pada Keiko. Mereka semua tersenyum melihat itu.

"Ini adalah bayi yang ada di dalam kandungaku?" Ucap Alesya sambil memainkan tangan kecil itu.

"Ya" ucap Keiko.

Alesya mencium kepala bayi itu.

"Aku ingin menggendongnya Alesya!" Teriak Freya.

Bayi itu menangis karena mendengar suara teriakan Freya. Mungkin kaget, mereka menatap tajam Freya.

"Bisakah kau mengecilkan suaramu?" Ucap Frank.

Freya tersenyum canggung. Alesya menimang-nimang bayi itu agar diam dan bayi itu diam tidak menangis lagi.  Keiko memberikan bayi yang ada di gendongannya pada Freya.

"Hati-hati, jika dia terjatuh kau akan menyesal nanti" ucap Keiko lalu menatap Freya datar.

"Jangan memandangku seperti itu Keiko! Tidak mungkin aku menjatuhkan bayi ini!" Ucap Freya.

Keiko tidak menjawab ucapan Freya lalu berjalan menuju Alesya. Dia duduk di pinggir brankar, lalu melihat bayi yang ada di gendongan Alesya.

"Sya, biarkan aku yang menggendongnya" ucap Frank lalu membawa bayi itu dari gendongan Alesya.

Keiko berlutut di hadapan Alesya lalu memegang tangan Alesya. Alesya terkejut melihat itu, mereka semua melihat Keiko lalu tersenyum.

"Alesya, mungkin aku bukan pria yang seharusnya menjadi pendampingmu. Tapi aku sungguh mencintaimu dengan segenap hatiku, aku mungkin orang yang buruk untukmu tapi aku akan berusaha yang terbaik untuk menjadi lebih baik lagi... Mungkin ini bukan waktu yang pas untuk mengatakan hal ini tapi aku ingin segera mengikatmu dalam hubungan yang sah dan tercatat di pemerintah. Will you marry me?" Ucap Keiko sembari mengeluarkan sebuah kotak yang didalamnya ada cincin.

Alesya menangis sekarang. "Yes, I will" ucap Alesya.

Keiko tersenyum lalu memasangkan cincin itu pada jari manis Alesya. Lalu memeluknya dan mengucapkan kata terimakasih beberapa kali.

"Kiss! Kiss! Kiss!" Teriak mereka yang ada di ruangan itu.

Keiko tertawa lalu mencium Alesya.

"Ekhem. Jangan terlalu lama Keiko, masih ada kami disini" ucap Freya.

Keiko melepaskan ciuman itu lalu tersenyum. Dia memeluk Alesya lagi, Freya dan Frank sudah mengembalikan kedua bayi itu kepada Keiko dan Alesya. Lalu mereka keluar dari sana.

"Bukankah ini cincin yang kita beli waktu itu?" Ucap Alesya sembari melihat cincin itu.

Keiko terkekeh. "Ya, aku melepaskan cincin itu saat kau masih belum sadar" ucap Keiko.

Mereka melihat kedua bayi itu. Sungguh tampan dan menggemaskan.

"Kau sudah memilih nama?" Ucap Alesya.

Keiko mengangguk. "Ryo Yamaguchi dan Reiji Yamaguchi. Bagaimana, kau suka?" ucap Keiko.

"Ya, aku suka Kei" ucap Alesya.

Mereka tersenyum satu sama lain. Ini adalah momen yang sangat penting bagi mereka. Ryo dan Reiji sudah ada sebagai pelengkap mereka.

"Hidupku sudah lengkap sekarang" ucap Keiko.

"Ya, aku juga Kei" ucap Alesya.

Tamat? Tentu tidak! Satu bab lagi guys!! Besok tamat ayeaye><

.

.

.

TBC

Yakuza YuriWhere stories live. Discover now