Bab 19

4.3K 444 7
                                    

5 hari kemudian...

Di ruang inap Keiko sangat senyap. Hasabe sedang keluar bersama Daichi dan Eiji, mereka pergi untuk membeli makanan.

Sekarang, mata yang terus tertidur itu terbangun. Keiko membuka matanya, rasa pusing menjalar ke kepalanya. Dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi, tapi tidak bisa. Kepalanya terlalu pusing sekarang.

Haus.

Keiko menoleh kesamping, ada air minum disana. Keiko meraih gelas itu, tapi karena tangannya lemah gelas itu terjatuh kebawah lalu pecah.

Para pengawal yang menjaga didepan langsung masuk kedalam, mereka pikir ada penyusup. Tapi saat mereka melihat, tuannya sudah bangun. Mereka terkejut sekaligus senang melihat Keiko terbangun.

"Keiko-sama!" Ucap pria itu.

"Cepat panggilkan dokter! Beritahu juga Hasabe-san tentang ini!!" Teriak pria itu lagi. Salah satu anak buah Keiko berlari untuk memanggil dokter. Lalu ada yang menelpon Hasabe.

"Hasabe-san! Keiko-sama sadar!" Ucap pria itu.

Hasabe yang mendengar kabar itu langsung tersenyum lebar, dia memberitahu Daichi dan Eiji. Mereka berlari sekuat tenaga kearah kamar inap Keiko. Mereka sampai lupa membawa makanan mereka, mereka bisa makan nanti! Sekarang Keiko yang terpenting!

Saat Hasabe datang, dokter sedang memeriksa kondisi Keiko. Hasabe masuk, Keiko menatapnya. Hasabe hanya tersenyum kearah Keiko. Yang Hasabe khawatiran adalah Keiko menanyakan dimana Alesya. Dia harus bicara apa? Haruskah dia berkata jika Alesya pergi karena dirinya? Tapi Alesya memintanya untuk tidak memberitahu Keiko tentang itu.

Setelah dokter selesai memeriksa kondisi Keiko dokter itu mendekat kearah Hasabe. Lalu tersenyum sambil menepuk bahu Hasabe.

"Kau tidak perlu khawatir, Keiko-sama sudah stabil sekarang" ucap dokter itu. Hasabe menghembuskan nafasnya lega. Dokter itu pergi. Hasabe mendekat kearah Keiko.

"Anda butuh sesuatu?" Ucap Hasabe.

"Dimana Alesya?" Ucap Keiko. Hasabe sudah menduga ini, Keiko pasti akan menanyakan dimana Alesya. Hasabe tidak menjawab pertanyaan Keiko, dia berjalan ke samping brankar Keiko lalu mengambil minum dan memberikannya pada Keiko.

"Minumlah dulu" ucap Hasabe. Keiko mengambil gelas itu lalu meminumnya. Keiko masih menunggu jawaban Hasabe.

"Dimana Alesya, Hasabe?" Ucap Keiko dengan nada menuntut. Hasabe meneguk ludahnya sendiri.

"Nona Alesya pergi" ucap Hasabe. Keiko terdiam, dia masih memproses apa yang di ucapkan Hasabe.

"Pergi? Pergi kemana? Membeli makanan? Atau ke toilet?" Ucap Keiko. Keiko berharap Alesya hanya pergi tidak jauh. Hasabe terdiam sebentar.

"Nona Alesya pergi dari Jepang" ucap Hasabe.

Deg.

Tunggu, maksudnya adalah Alesya pergi jauh darinya? Meninggalkannya? Pasti hasabe salah, mungkin Alesya hanya pergi tidak jauh.

"Apa maksudmu? Jangan bercanda denganku Hasabe. Aku sedang dalam mood yang buruk untuk bercanda" ucap Keiko datar.

"Aku tidak bercanda, Keiko. Nona Alesya pergi 5 hari yang lalu, saat kau masih terbaring disini" ucap Hasabe.

Keiko terdiam. Jadi... Alesya... Kekasihnya pergi meninggalkannya? Tanpa disadari, air mata Keiko jatuh. Hasabe terkejut melihat itu. Baru kali ini dia melihat Keiko menangi, terakhir kali dia melihat Keiko menangis ketika Keiko kehilangan ibu dan ayahnya.

"Dia pergi meninggalkanku?" Ucap Keiko tidak percaya. Hasabe hanya diam, dia tidak menjawab.

"Dia benar-benar meninggalkanku? Seperti kedua orangtuaku? Kenapa?" Ucap Keiko. Suaranya bergetar karena menahan tangisnya.

"Dia tidak mencintaiku lagi?" Ucap Keiko. Hasabe menoleh kearah Keiko lalu berkata.

"Tidak, nona Alesya sangat mencintaimu" ucap Hasabe. Keiko hanya tertawa hambar.

"Jika dia mencintaiku, kenapa dia meninggalkanku?" Ucap Keiko. Hasabe ingin sekali menjawab jika Alesya sangat mencintainya hingga dia harus pergi untuk kebaikannya.

Hasabe teringat dengan surat yang diberikan Alesya. Dia mengambil surat itu lalu memberikannya pada Keiko.

"Ini dari Nona Alesya. Dia menyuruhku untuk memberikan ini padamu saat kau sadar" ucap Hasabe. Keiko mengambil kertas itu lalu membacanya.

'Hai Kei, ini aku Alesya... Kekasihmu. Mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah pergi darimu. Maaf tidak mengucapkan selamat tinggal padamu.

Kau berkata kalau kita hidup di dunia yang berbeda. Tapi apakah itu benar? Kita memiliki warna kulit dan mata yang berbeda, kita lahir di negara yang berbeda. Aku sangat bersyukur sudah datang ke Jepang. Aku bertemu dengan banyak orang dan yang terpenting, aku bertemu denganmu.

Kau terus menerus bertanya apakah aku takut padamu? Tapi aku tidak takut padamu, tidak pernah. Dan lagi, kau yang lebih terluka daripada aku. Aku tidak bisa berhenti merasakan itu, lucu bukan? Kau lebih pintar, lebih besar dan lebih kuat daripada aku, tapi aku selalu merasa kalau aku harus melindungimu. Aku tak tahu apa yang ingin ku lindungi dari dalam dirimu.

Kamu pernah cerita padaku soal seekor macan tutul yang kau baca di buku, kalau macan tutul itu tahu kalau dia tak bisa kembali dan aku berkata kalau kau bukan seekor macan tutul, dan kau bisa merubah takdirmu. Kau tidaklah sendirian aku selalu bersamamu, jiwaku selalu bersamamu.

Aku tidak tahu akankah kita bisa bertemu lagi tapi mari bertemu lagi suatu hari nanti. Entah sejauh apa jarak memisahkan kita, kau adalah orang yang ku cintai dan orang yang sangat berarti yang kumiliki.'

Itulah isi surat Alesya. Tangis Keiko pecah, dia menangis dengan keras sekarang. Bahkan para anak buahnya terkejut mendengar suara tangisan Keiko. Hasabe mendekat kearah Keiko lalu memeluknya.

"Dia benar-benar meninggalkanku Hasabe" ucap Keiko. Air matanya tidak berhenti mengalir dari pipinya. Hasabe hanya menepuk-nepuk punggung Keiko pelan, menenangkan Keiko.

"Kau tahu Alesya, apa yang paling aku benci? Yaitu pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal" ucap Keiko sendu.

"Tapi, mari bertemu lagi." ucapnya.

END.

Yuhuuuu udh selesai, ga nyangka bisa nyelesaiin cerita ini. Makasih banget buat kalian, pembaca setia aku... Aku berterimakasih sebesar-besarnya. Berkat dukungan kalian yang bikin aku semangat! Sampai bertemu lagi di cerita selanjutnya~

With Love, From the Author❣️

Yakuza YuriWhere stories live. Discover now