Bab 19

3.1K 342 9
                                    

Keiko sedang ada di dalam ruang inap Alesya sekarang, Alesya masih belum sadar. Keiko terus memegang tangan Alesya sedari tadi. Lalu Hasabe masuk kedalam.

"Keiko-sama? Kau tidak lupa dengan Tobio kan?" Ucap Hasabe.

Keiko menoleh pada Hasabe.
"Shit! Aku lupa! Karena memikirkan Alesya aku jadi lupa pada bajingan itu. Siapkan mobil, kita akan mengirimnya pergi dari dunia sekarang" ucap Keiko.

Hasabe mengangguk lalu pergi dari sana untuk menyiapkan mobil. Keiko masih memegang tangan Alesya.

"Aku pergi dulu sayang. Aku harus memberi pelajaran terakhir untuk bajingan itu" ucap Keiko lalu mencium kening Alesya.

Keiko keluar dari sana. Diluar ada Frank dan Freya yang masih duduk disana, mereka mendekat kearah Keiko.

"Kau mau kemana?" Ucap Frank.

"Aku akan pergi sebentar, kalian temani Alesya didalam" ucap Keiko lalu pergi dari sana dengan Hasabe.

Mereka langsung masuk kedalam mobil dan pergi ke markas rahasia tempat eksekusi milik keluarga Yamaguchi.

"Kau sudah menyiapkan apa yang aku minta?" Ucap Keiko

"Tentu, aku sudah mempertajam ujungnya tadi" ucap Hasabe.

Keiko terkekeh. "Bagus, ini akan menyenangkan" ucap Keiko.

Hasabe tertawa. Jiwa psikopat Keiko datang lagi, dia tahu ini akan sangat menyakitkan bagi Tobio. Tapi dia tidak peduli tentang itu, dia juga ingin Tobio binasa dari bumi ini.

Mereka sudah sampai disana. Keiko dan Hasabe langsung masuk dan mereka melihat Tobio yang sudah diikat di sebuah kursi.

"Bangunkan dia" ucap Keiko datar.

Anak buah Keiko mengangguk. Mereka menyiram wajah Tobio dengan air, Tobio terbangun seketika karena air yang mengenai luka wajahnya terasa sangat sakit.

"Kau tertidur dengan nyenyak" ucap Keiko sambil tertawa.

Tobio menggeram marah lalu menatap Keiko dengan benci.

"Lepaskan aku! Dasar sialan!!" Teriak Tobio.

Keiko tertawa lalu berjalan menuju Tobio dan meninju wajah Tobio beberapa kali dengan sangat keras.

"Ini untuk Alesya!" Teriak Keiko.

"Ini untuk anakku!" Teriak Keiko.

"Dan ini untuk anak buahku yang mati sia-sia karena ulahmu itu!!" Teriak Keiko lalu menghentikan tinjuannya.

"Pasangkan alat itu" ucap Keiko.

Anak buah Keiko mulai memasang alat itu. Tiga buah batang besi yang lumayan besar dengan ujung yang sangat tajam sekali yang mengarah pada dada Tobio.

Keiko membawa kursi duduknya lalu dia duduk di hadapan Tobio. Keiko menyeringai ketika melihat wajah Tobio yang sudah ketakutan dan berkeringat dingin.

"Aku tahu cara ini dari teman mafia Rusia ku saat berkunjung kesana, ini disebut kop'yo iskuplen'ya. Tombak ini akan menembus sedalam lima sentimeter tiap lima menitnya dan rasa sakitnya melebihi apapun" ucap Keiko.

"Mau mencobanya?" Ucap Keiko lalu menginjak tombol manual untuk menghidupkan alat itu.

Ketiga besi berbentuk tombak itu perlahan menyentuh dada Tobio dan mulai memaksa masuk kedalam kulitnya. Tobio berteriak kesakitan, teriakkannya sangat kencang sekali hingga membuat telinga mereka sakit. Keiko mengangkat kakinya dari tombol itu lalu berkata lagi.

"Tombak ini akan menembus paru-paru dan jantungmu. Dan kau akan mati seketika" ucap Keiko.

Tobio membulatkan matanya. Seketika dia menangis dengan keras dan memohon ampun pada Keiko.

"Jangan! Jangan lakukan itu!!! Ampuni aku! Tembak aku!! Bunuh aku sekarang!!!" Teriak Tobio.

Keiko tertawa lalu tiba-tiba wajahnya menjadi sangat datar. "Aku akan memastikan kau mendapatkan rasa sakit yang lebih dari Alesya. Dan inilah caraku mengirim seseorang ke akhirat, dengan pelan dan menyakitkan" ucap Keiko.

Keiko berdiri lalu hendak pergi dari sana. Tapi dia berhenti ketika ingat sesuatu, dan berjalan kembali kearah Tobio.

"Aku lupa mengatakan ini padamu. Beristirahatlah dengan tenang" ucap Keiko lalu memberikan penghormatan terakhir yang sering dilakukan jika seseorang meninggal.

"Dasar sialan!! Akan aku tunggu kau di neraka nanti!!!" Teriak Tobio.

Keiko tertawa dengan keras.
"Ya, tunggulah aku" ucap Keiko.

"Akan aku jadikan alat ini menjadi otomatis, bisa aku pastikan besok pagi kau sudah pergi dari dunia ini dengan ketiga tombak yang sudah melubangi paru-paru dan jantungmu" ucap Keiko lalu menekan tombol otomatis itu.

Ketiga tombak itu mulai bergerak lagi secara perlahan dan mulai melubangi paru-paru dan jantung Tobio dengan sangat pelan. Tobio berteriak dengan sangat keras, Keiko benar... Rasa sakitnya sungguh sangat-sangat lah sakit.

Keiko menghiraukan suara teriakan Tobio. Dia berjalan keluar dengan Hasabe dan anak buahnya. Keiko masuk lagi kedalam mobil dan pergi ke rumah sakit lagi.

"Sialan, ada darah di pakaianku" ucap Keiko lalu menggosokkan pakaiannya.

Setelah sampai di rumah sakit dia langsung berjalan kearah ruang inap Alesya. Saat Keiko membuka pintu itu, masih ada Frank dan Freya yang duduk di samping Alesya yang masih belum sadar itu.

"Kau sudah kembali?" Ucap Frank.

"Ya" ucap Keiko.

Keiko menaruh jasnya di sebuah sofa lalu meminum air yang ada di atas meja. Freya menatap baju Keiko yang ada sedikit darah disana.

"Kau habis apa? Kenapa ada darah disana" ucap Freya.

Keiko tersedak air yang sedang diminumnya. Frank tertawa melihat itu, sedangkan Freya menatap Frank bingung.

"Kau ini bagaimana sih, Keiko pasti sudah menghilangkan orang yang menembak Alesya" ucap Frank.

Freya terkejut lalu menatap Keiko.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?! Jika aku tahu pasti aku akan membantumu! Aku juga ingin menghajar pria sialan itu!!" Teriak Freya menggebu.

Keiko terkekeh. "Aku sudah mewakilimu, pria itu sudah tamat. Kalian tidurlah di sofa itu, pasti lelah kan?" Ucap Keiko.

"Benar juga. Setelah selesai tugas dari Islandia kita langsung ke Jepang untuk menemui Alesya. Tapi tak apa jika kau yang menjaga Alesya?" Ucap Freya.

"Tentu saja, aku sangat senang jika aku yang menemani Alesya disini" ucap Keiko.

Mereka berdua mengangguk. Frank dan Freya tidur di sofa besar di belakang Keiko. Untung sofa ini empuk, jika ini keras sudah pasti besok mereka akan sakit leher.

Keiko memegang tangan Alesya lagi, dia tersenyum kearah Alesya lalu mencium tangan Alesya.

"Aku kembali, kau tahu? Aku sudah menghabisi pria itu" ucap Keiko.

Keiko menatap tangan Alesya, dan memegang cincin yang ada di jari manis Alesya. Keiko melepaskan cincin itu dan menciumi tangan Alesya lagi.

Setelah itu hening. Ruangan itu sangat senyap dan mulai larut lagi. Keiko sudah mulai mengantuk sekarang dan Keiko tertidur di samping Alesya.

.

.

.

TBC

Yakuza YuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang