CHAPTER - 11.Razan and his feelings

122 6 15
                                    

Happy Reading🐠!

Mentari memang selalu memancarkan sinar nya, sama hal nya dengan Aruna yang selalu memancarkan senyuman nya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Mentari memang selalu memancarkan sinar nya, sama hal nya dengan Aruna yang selalu memancarkan senyuman nya.

Senyum nya menghilang ketika dia melihat Razan dan juga Mila.

Mata nya menatap ke arah Razan begitupun sebalik nya, Razan juga menatap mata huzzle Aruna.

Aruna mengalihkan tatapan nya, mencoba bersikap biasa-biasa saja saat akan melewati mereka berdua yang ada di hadapan nya.

Aruna terus berjalan lurus tanpa memperhatikan Razan yang dari tadi juga memperhatikan nya.

"Aku duluan ya" Ucap Razan kepada Mila.

Mila mengerucutkan bibirnya sebal, padahal ini masih pagi tapi Razan sudah membuat nya darah tinggi.

"Tapi kan, aku belum selesai ngomong" rengek nya manja.

Razan tersenyum, Mila sangat menggemaskan bagi Razan. Saat pertama kali bertemu Razan sangat mengagumi seorang Mila.

"Nanti jam istirahat Aku jemput. Suer!!" Razan membentuk jarinya 'V' berusaha meyakinkan Mila.

"Yaudah. Aku duluan ke kelas" Pasrah nya.

Dan Akhirnya Mila pergi ke kelasnya, begitupun dengan Razan yang berlari menuju kelas nya.

Bukan kelas sih yang Dia tuju lebih tepat nya mengejar Aruna.

"Aruna!!" Teriak Razan memanggil Aruna.

Langkah Aruna terhenti, jantung nya berdetak kencang lagi. Sekarang apa yang akan anak ini lakukan, membuat baper Aruna lagi kah?

"Hm"

Aruna hanya bergumam sebagai jawaban, ntahlah rasanya masih terasa dongkol ketika melihat Razan bersama dengan Mila tadi.

"Lo kok main nyelonong aja, sapa Kek. Gue kan Ketua Osis sekaligus ketua Kelas, ga ada sopan santun nya ya Lo!!" Katanya dengan Kesal.

Aruna menatap Razan sebentar setelah itu dia malah kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"Runa, kenapa sih?!! Ko gue di diemin kaya gini?" Tanya Razan masih berusaha berbicara dengan Aruna.

Aruna masih tidak menggubis pertanyaan nya, biar saja Razan lelah dengan sendiri nya.

Tidak kehilangan akal akhirnya Razan menarik Tas ransel milik Aruna.

Aruna yang kaget hampir saja terjatuh tapi dengan segera Razan menahan tangan nya untuk menopang tubuh Aruna.

Mata mereka bertemu, jangan tanyakan bagaimana keadaan Aruna sekarang.

Jantung nya berdetak kencang, ya tuhan ujian apalagi ini, kalo kaya gini Aruna tidak bisa mengalihkan tatapan mata Razan yang menyorot tapi meneduhkan.

"Khmm... Pagi-pagi udah uwu-uwu depan mata gue, sopankah begituu Aruna, Razan?!!" Teriak Via yang ntah sejak kapan berada di hadapan mereka.

ARUZAN (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora