CHAPTER - 19. A day with You

106 6 12
                                    

Happy Reading🐠!

Happy Reading🐠!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

••••••

Hujan turun dengan deras nya, membuat siapapun berlari untuk berteduh tak terkecuali Razan.

Razan menepikan motor nya di pinggir jalan, refleks tangan nya menarik pergelangan tangan Aruna erat.

Aruna mengikuti langkah Razan mereka berteduh di kios penjual makanan.

Aruna menyadari tangan nya yang masih di genggam oleh Razan, jantung nya kembali berdetak kencang.

"Khm!"

"Eh sorry Run" Razan langsung melepaskan tangan Aruna yang berada di genggaman nya.

Razan kira itu tangan nya, karena tangan itu sangat nyaman di genggaman nya.

"Gapapa" jawab Aruna tersenyum canggung.

Aruna menyesali perbuatan nya, coba saja tadi dia tidak bergumam pasti tangan nya masih berada di genggaman Razan.

"Sorry ya pulang nya kemalaman deh, lo udah telpon keluarga lo?" Tanya Razan tak enak hati.

Razan kira dalam perjalanan mereka tidak ada hambatan, tapi ternyata hujan turun dengan deras nya.

"Gapapa Zan, oh ya gue telpon dulu" ungkap Aruna.

Razan mengangguk mengiyakan ucapan Aruna.

Aruna menghindar dari Razan dan mencoba menelpon Adik nya, karena jika Mamah dan Papa tau pasti mereka akan khawatir.

"Hallo dek" Sapa Aruna kepada Kia.

"Hmm" Kia bergumam sebagai jawaban.

"Gue masih di jalan nih, neduh. Nanti kalo Momy sama papa nanya bilang aja gue kejebak hujan" jelas Aruna panjang lebar.

"Oh yauda nanti gue bilang papa biar lo di jemput" Saran nya.

Aruna menggeleng, sudah pasti Kia tidak melihat nya karena jarak mereka sangat jauh.

"Eh jangan!!" Cegah Aruna langsung.

"Kenapa heh!!?"

"Gue sama temen-temen gue, ga enak banget kalo gue di jemput, mereka udah jauh-jauh nganterin gue" Alibi nya berbohong.

"Yaudah deh Oke. Bye!!"

Sambungan terputus, Kia yang lebih dulu memutuskan telpon nya. Aruna mendengus kesal untung Adik coba musuh, mungkin Aruna sudah lenyapkan saja Adik nya itu.

"Run" Panggil Razan.

Aruna mendongak melihat Razan yang dari tadi menatap nya, Astaga semoga saja Razan tidak mendengar percakapan nya dengan Kia.

"H-hah iya Zan" Aruna gugup, sungguh jika berada di kondisi sedekat ini kebodohan nya selalu Ada.

"Udah?" Tanya Razan memastikan.

ARUZAN (COMPLETED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt