i n t r o

524 71 7
                                    

"Yeji, kamu bisa gak pake parfum jangan aneh-aneh?" Protesan Hyunjin membuat perempuan itu mendelik ke arah kembarannya. "Aneh banget kamu beli parfum aroma bumbu dapur gini."

"Kalo aku bawa parfumku, gak bakalan seharian ini bad mood karena orang yang aku taksir malah papasan denganku saat lagi jelek banget!"

"Jadi ini bukan aromamu?"

"Hyun, aku bilang kamu mabuk kaporit makanya ngomong asal." Yeji melengos dan tidak menyadari kalau Hyunjin yang tadinya berjalan di sebelahnya, menghentikan langkahnya. "Lagian ya, emangnya ada parfum aroma bumbu ... Hyunjin?"

Saat Yeji menyadari Hyunjin tidak melangkah di sampingnya, membuatnya berhenti melangkah dan berbalik ke belakang. Melihat wajah Hyunjin yang memucat dan membuatnya refleks berlari ke arah kembarannya itu. Pada akhirnya Yeji sampai terduduk di trotoar karena menangkap Hyunjin yang tiba-tiba pingsan dan tentu dia panik karena hari sudah malam. Tidak ada yang melintas di sekitar mereka dan sialnya, ponsel Yeji sudah mati sejak sejam yang lalu.

"Hyunjin ... Hwang Hyunjin!" Yeji menguncang tubuh Hyunjin. "Kamu kalau mau jadi drama king jangan sekarang, aku gak bisa gendong kamu. Hei ... Hyunjing bangun!"

Yeji benar-benar panik dan berusaha mencari ponsel Hyunjin. Namun, sialnya meski sudah merongoh kedua saku celana Hyunjin, yang dicari tidak ditemukan dan rasanya Yeji ingin menangis. Suara ranting yang terinjak membuatnya menoleh dan melihat lelaki dengan hoodie hitam, celana merah dan ... oke Yeji, fokus untuk mengamati ekspresinya. Bukan mengamati selera pakaian lelaki random yang sepertinya seumuran dengannya.

"Pacarmu kenapa?"

"Dia bukan pacarku, tapi kembaranku!" Yeji mengamuk karena bisa-bisanya Hyunjin selalu dituduh adalah pacarnya oleh orang asing yang melihat mereka. "Bisa pinjam ponselmu? Aku perlu menelepon ambulan karena kembaranku pingsan."

Lelaki itu menyerahkan ponselnya kepada Yeji. Saat perempuan itu tengah mencari di internet nomor untuk menelepon ambulan—karena otaknya mendadak bodoh untuk mengingat hal sesepele ini—dia tidak menyadari lelaki asing itu berjongkok di dekatnya dan mengamati Hyunjin. Baru menyadari kalau posisi lelaki itu terlalu dekat dengannya saat merasa kepala Hyunjin sudah tidak berada di pahanya dan ternyata lelaki itu menggendongnya.

"Aku tahu ini tidaklah sopan mengangkat saudaramu tanpa izin, tapi aku bisa membawanya ke rumah sakit dekat sini secepatnya." Lelaki itu memandang Yeji. "Kamu bisa mengikutiku dengan taksi, aku duluan."

Yeji bahkan belum sempat bereaksi saat melihat lelaki itu sudah mulai berlari. Tentu Yeji refleks mengikuti dan meski di sekolah dia termasuk nilai olahraga di atas rata-rata, Yeji tidak bisa mengimbangi kecepatan lari lelaki asing itu. Rasanya Yeji di otaknya hanyalah untaian makian yang dipikirkan karena manusia normal seharusnya....

Sebentar, kalau lelaki itu Beta seperti Yeji dan Hyunjin, seharusnya kemampuannya tidak seperti ini.

Rasanya Yeji saat sampai di instalasi gawat darurat yang membutuhkan pertolongan karena sampai terduduk di lantai karena kakinya menyerah untuk tetap berdiri. Tentu menjadi perhatian orang-orang, sementara Yeji mengatur napasnya.

"Apa kamu tidak naik taksi?" suara itu membuat Yeji mendongakkan kepala dan lelaki yang membawa Hyunjin, mengulurkan tangannya. "Padahal aku bilang kamu bisa naik taksi."

"Kamu gila untuk menyuruhku menunggu taksi sementara kembaranku yang memang sering menyebalkan dan bodoh itu dibawa oleh seseorang yang tidak aku kenal?!" Amuk Yeji yang menepis tangan lelaki asing yang terulur kepadanya. Berdiri sendiri dan sedikit terhuyung ke belakang, tetapi memberikan tanda untuk tidak disentuh. "Di mana dia? Ck, pasti anak itu terlalu memaksakan diri sehingga pingsan."

Setelahnya, Yeji mengetahui nama lelaki yang menolong Hyunjin. Namanya Han Jisung dan benar dugaan Yeji bahwa lelaki itu seumuran dengan mereka. Serta second gender-nya adalah Alpha karena dokter yang menangani Hyunjin bilang aromanya seperti dalam masa rut. Orang tuanya akhirnya datang satu jam kemudian dan memarahi Yeji karena tidak menjaga Hyunjin dan tidak mengucapkan terima kasih kepada Jisung.

Biasalah, anak perempuan pertama selalu tempatnya salah karena tidak bisa menjadi sempurna.

Namun, Yeji dan Hyunjin tidak pernah menyangka jika hari itu akan membolak-balikkan kehidupan mereka. Membuat Hyunjin memiliki identitas baru dan Yeji yang benci ketidak mampuannya melakukan apa pun saat melihat kembarannya melewati banyak penderitaan dengan identitas barunya.

Cosmic Railway | HyunsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang