09: Takdir (Nyatanya) Terpintal antara Bulan, Bumi, Matahari, dan Bintang Jatuh

204 40 4
                                    

Hyunjin paham kalau temannya Felix itu benar-benar literal setiap tikungan ada, tetapi dia sampai harus menoleh ke arah Yeji setiap beberapa menit karena masih sukar mempercayai yang dilihatnya sekarang. Namun, Yeji malah sibuk sendiri melihat buku menu dan Hyunjin sampai melengos untuk meminta perhatian kembarannya, tetapi yang memperhatikannya malah Felix serta lelaki yang tadi memperkenalkan diri sebagai Bangchan.

"Hyun, kamu oke?" Felix tampak khawatir dan Bangchan juga ikut menatap Hyunjin. "Apa dia ada di sekitar sini dan membuatmu sesak? Kalau iya, kita pindah."

Yeji langsung menutup buku menu begitu mendengar perkataan Felix dan jelas ekspresinya tampak tidak senang. Hyunjin panik sendiri karena sebenarnya tidak seperti dugaan Felix dan Bangchan yang mendengarnya, mengernyit.

"Sesak kenapa?" Bangchan tidak menahan pertanyaannya karena penasaran. "Apa Hyunjin memiliki penyakit asma? Atau dia ada alergi dengan pengharum ruangan di tempat ini?"

"Bukan seperti itu!"

Bangchan mengernyit karena Hyunjin tampak panik dan menjawab pertanyaannya hampir berteriak seperti itu. Melirik Felix untuk meminta penjelasan dan mendengar, "Ingat ceritaku waktu itu? Sepupu yang aku maksud itu Hyunjin."

"Oh."

"Hei, kenapa malah menceritakan diriku kepada orang yang tidak kukenal?!" Hyunjin protes dan melirik Yeji untuk meminta dukungan. "Aku tidak diceritakan dengan kesan negatif, 'kan?!"

Bangchan tidak mengatakan apa pun dan Hyunjin hampir mengatakan rentetan omelannya, kalau tidak mendengar Felix menyahut, "Aku bukan dirimu yang sering mendramatisir keadaan, Hyun."

"Hei!"

"Felix, sudah jangan ganggu dia," teguran Yeji membuat Felix berdecak. "Dia dari tadi hanya mencari perhatianku karena ingin dijelaskan kenapa dirimu dan Bangchan-ssi bisa saling mengenal."

Hyunjin mendelik ke arah Yeji karena ternyata kembarannya menyadari semua tingkahnya dan justru memutuskan untuk mengabaikannya. Membuatnya mendorong Yeji sehingga perempuan itu sedikit terdorong dari kursinya, tetapi kemudian Hyunjin malah dibalas dengan dipukul dengan buku menu yang luarnya tebal. Tentu Hyunjin berteriak kesakitan dan seolah lupa kalau dia sekarang berada di luar serta bersama orang asing. Bahkan Hyunjin tidak menyadari dia bersikap dramatis seperti biasanya kalau merasa dianiaya oleh Yeji atau Felix akau tidak mendengar tawa yang membuatnya berhenti.

"Baru panik sekarang?" Felix menggelengkan kepalanya dan Yeji akhirnya ikut tertawa bersama Bangchan. "Terlambat Hyunjin untuk menyelamatkan citramu di depan orang asing, dia sudah melihatnya."

Hyunjin menarik-narik Yeji untuk dia bisa bersembunyi di belakang punggung perempuan itu dan Felix hanya bisa menggelengkan kepalanya. Badan saja Hyunjin itu seperti tiang listrik, tetapi kalau urusan sikap masih seperti anak TK.

Setelah pertemuan itu, Hyunjin benar-benar tidak mau bertemu dengan Bangchan. Harga dirinya sudah jatuh seperti keset welcome, tetapi sejak kapan semesta baik kepada Hyunjin? Karena dua hari kemudian Hyunjin bertemu dengan Bangchan saat dia melihat-lihat art supply yang kata internet, menyediakan berbagai macam yang diinginkannya dengan harga bersahabat.

Uang jajan Hyunjin masih diberikan mingguan oleh Yeji meski sudah mengetahui dirinya punya ATM sendiri untuk uang jajannya.

"Hyunjin!" Panggilan itu tidak membuatnya menoleh dan pura-pura fokus dengan kuas-kuas di depannya, padahal di keranjang yang dipegang sebelah tangannya, dia sudah memilih banyak kuas. Tepukan pelan di bahunya membuat Hyunjin tersadar bahwa dia tidak bisa mengabaikan Bangchan. Menoleh dan melihat lelaki itu tersenyum lebar ke arahnya. "Sendirian atau sama Felix?"

Cosmic Railway | HyunsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang