07: Penasaran, Tetapi Tidak Mau Mencari Solusinya

198 40 7
                                    

"Aku yakin sebenarnya kamu tidak bodoh, tetapi mari anggap dirimu memang bodoh." Perkataan Changbin membuat Jisung tidak ragu melemparkan bungkus Subway ke wajah temannya. "Hei! Buang sampah ke tempatnya, bukan ke wajahku. Wajahku ini mahal, oke!"

"Tidak lebih mahal dari sepatuku."

"Sepertinya dirimu sudah lama tidak kubanting, Jisung."

"Serius ya, aku sampai hari ini masih tidak terima kalau second gender-mu itu..." Jisung tidak melanjutkan perkataanya, lalu menghela napas panjang, "lupakan soal tadi. Seperti aku tampak lebih baik darimu."

"Aku bukan orang mudah tersinggung sebenarnya, jadi kalau mau mengatakannya dengan lantang tidak akan mengangguku."

Jisung mendengarnya hanya menghela napas panjang. Seharusnya dia tidak datang kepada Changbin untuk meminta pendapat, tetapi karena tidak ada yang teman dekatnya yang bisa dimintai pendapat yang terdengar masuk akal—Jisung jelas langsung mencoret nama Minho dari daftar teratas karena meminta pendapatnya sama dengan meminta masuk ke dalam jalan kesesatan—tentang hal yang menganggu pikirannya belakangan ini.

"Jadi si Hyunjin Hyunjin ini..." suara Changbin membuat Jisung menoleh dan melupakan pemikirannya sendiri, "kamu mencium aromanya meski samar, tetapi saat di rumah sakit dia jelas-jelas disebutkan sebagai Beta murni."

"Aku sudah menjelaskan tiga kali, Seo Changbin! Jangan membuatku menjelaskan untuk ke empat kalinya."

Changbin tampak tidak peduli dengan wajah kesal Jisung dan memungut bungkus Subway untuk dibuangnya ke tong sampah yang ada di dekat meja belajarnya. Sebenarnya dia yakin kalau Jisung mengerti maksudnya, tetapi menolak kenyataan karena menyakini bahwa hatinya hanya untuk Jeongin. Padahal tahu bahwa anak itu bahkan tidak tertarik dengan hal-hal bernama cinta dan sengaja mentato tubuhnya dengan tato yang sudah ada di dunia ini untuk membuat pasangannya di masa depan bingung apakah Jeongin benar-benar pasangannya atau bukan.

Sungguh, Hyunjin yang malang memiliki takdir sebodoh Jisung.

"Kenapa kamu penasaran dengan status Hyunjin?" tanya Changbin yang memutuskan berselonjor di lantai daripada duduk bersebelahan dengan Jisung.

Apalagi kalau lelaki itu tengah marah, aroma white pepper bisa membuat hidung Changbin gatal. Rasanya ingin terus bersin, tetapi tahu Jisung akan semakin tersinggung dan aroma itu yang semakin menguat. Begini sekali nasibnya Changbin sebagai orang yang hidung sensitif, tetapi tidak mengalami hal seperti Jisung yaitu beraroma tipis. Meski masalahnya Changbin kalau sekilas terlihat mirip seperti Jisung, meski dia termasuk golongan yang normal.

Jika Jisung bermasalah dengan aromanya yang tipis, maka Changbin bermasalah dengana aromanya yang kelewatan sederhana dan semua orang mengira aroma itu hanya untuk 1 jenis.

"Aneh banget Beta normal sepertinya punya aroma Stella jeruk yang biasa ada dimobil!"

"Han Jisung, aku bahkan tidak tahu Stella jeruk itu eksistensinya seperti apa?!" Changbin mendelik ke arah Jisung. "Bisa pakai perandaian yang lebih bisa dibayangkan? Orang sejenius Minho saat mendengar ceritamu pasti akan melemparkan Dori karena kesal tidak bisa membayangkannya."

"Wow Changbin si Tuan Muda sensitif, memuji Minho hyung. Aku akan laporkan ini kepada Minho hyung."

Changbin melempar bantal dipangkuannya dan Jisung meski sudah menghindari bantal pertama yang dilemparkan, tetapi terkena bantal kedua yang dilemparkan tanpa diketahuinya. Tentu Jisung berdecak karena bisa-bisanya menyerangnya saat dia lengah.

"Jisung, sekali lagi kamu menyebut namanya aku tidak akan segan menedangmu dari rumahku."

"Ampun Tuan Muda." Jisung yang sujud ke arah Changbin—tentu sengaja melakukannya untuk mengejek—dan menahan tawa saat mendengar decakan pemilik kamar ini. Kemudian, Jisung kembali ke posisi duduknya yang semula dan melihat Changbin yang tampak sibuk dengan iPad-nya. "Kamu mau buka bokep ya?"

Changbin mungkin akan diam dengan kalimat asal bunyinya Jisung, kalau Kakak perempuannya tiba-tiba membuka pintu yang membawakan nampan berisi buah. Membuat Changbin langsung menoleh ke Jisung dan berseru, "Mulutmu Han Jisung!"

Jisung tertawa, kemudian mengatupkan kedua tangannya saat Kakak perempuan Changbin mendekati mereka. Apalagi aroma Kakak perempuan Changbin yang sudah pada dasarnya kuat—karena dia Alpha—dan sekarang makin tercium tajam karena sepertinya kesal. "Nuna maaf ... maaf aku bercanda. Changbin anak baik yang cuma sedang membuka artikel kesehatan, iya kan, Bin?"

"Benar, Changbin?"

"Iya." Changbin memperlihatkan laman pencariannya tentang Beta ke Omega kepada Kakak perempuannya. "Anak bodoh yang selalu asal omong ini sepertinya harus diberikan penjelasan saintifik untuk tidak menyiksa Hyunjin."

"Hei, aku tidak melakukan apa pun kepada Hyunjin!"

Kakak perempuan Changbin menatap Jisung, mengkernyit. Kemudian menatap Changbin, mencoba mendapatkan penjelasan. "Hyunjin siapa?"

"Ini." Changbin memperlihatkan kelingkingnya dan tentu Jisung mengkernyit karena apa hubungannya dengan Hyunjin? Namun, sepertinya Seo bersaudara ini punya bakat membaca pikiran satu sama lain atau Kakak perempuan Changbin hanya pura-pura mengerti, karena saat tatapannya kembali bertemu dengan Jisung, dia terlihat menggelengkan kepalanya. "Lihat, nuna sampai menganggap Jisung bodoh, 'kan?"

"Kenapa aku heran kalian berdua masih bisa berteman di titik ini ya?"

"Nuna!" Jisung protes karena dibilang bodoh. "Aku tidak bodoh meski Alpha."

"Setidaknya Changbin lebih pintar darimu," jawaban Kakak perempuan Changbin—yang memang kenyataannya—membuat Jisung cemberut, "saranku, sekali-kali berhentilah dan lihat sekitarmu untuk dipedulikan."

Sebenarnya Jisung ingin protes karena dia tidak paham perandaian yang dimaksud, tetapi tidak berani mengatakannya karena ya begitulah. Jisung dari dulu takut dengan Kakak perempuannya Changbin, mengingat dia pernah dihampiri saat kelas 1 SMA dan dimarahi—tentu jangan lupakan aromanya yang dominan sehingga tidak ada yang berani mendekati mereka—hanya gara-gara seragam Changbin tidak sengaja dia coret bagian belakangnya menggunakan pulpen merah.

Jelas-jelas tidak sengaja, tapi Jisung rasanya seperti telah melakukan penganiayaan berat kepada Changbin.

Setelah kepergian Kakak perempuan Changbin, kemudian Jisung mengernyit saat melihat iPad Changbin sudah berada di atas kasur. Changbin dengan santainya makan sepotong melon dengan kaki yang sebelah diberdirikan untuk menumpu lengannya yang memegang garpu dan tangan lainnya memegang remote untuk menyalakan televisi.

"Kenapa malah artikel tentang Beta ke Omega, Changbin?!"

"Sudah dua orang yang bilang dirimu bodoh, Jisung. Setidaknya jangan sampai ada tiga, aku tidak punya piring cantik untuk menyelamatimu."

Jisung berdecak dan memutuskan mengeluarkan laman yang ditampilkan iPad Changbin. Ini bukan jaman dahulu yang mana orang-orang salah didiagnosa second gender-nya karena tidak meratanya peralatan yang digunakan untuk memeriksa hal ini.

Cosmic Railway | HyunsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang