04

7.6K 842 23
                                    

"Pak—"

"Duduk dulu, ngga sopan banget."

Anna langsung duduk tepat di depan Jeffrey sambil mengatur napasnya yang memburu. Karena menuju ke cafetaria ini Anna harus berlari supaya Jeffrey tidak menunggu terlalu lama. Kalau menunggu lama, mungkin Jeffrey akan semakin marah dengannya.

Apa lagi Jeffrey bukan tipe orang yang suka buang-buang waktu. Baginya waktu itu emas. Jadi Jeffrey lebih suka on time.

Setelah napas Anna kembali normal, Anna berdiri kembali dan membungkukkan badannya. "Saya minta maaf atas keteledoran saya kemarin, Pak. Saya benar-benar nggak tau kalau itu bapak. Saya pikir itu kontak teman saya. Sekali lagi saya minta maaf, Pak."

Jeffrey yang tadinya sibuk menatap laptop dihadapannya, lantas membulatkan mata saat Anna berlaku seperti itu.

Jeffrey tahu Anna salah. Tapi membungkukkan badan selama beberapa menit seperti tadi membuat Jeffrey merasa bersalah. Alhasil Jeffrey memaksa Anna untuk kembali duduk.

"Emangnya kamu chat saya nggak lihat namanya dulu?"

Anna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emm... Anu—"

"Anu apa?"

"Nama kontak bapak cuma saya kasih inisial. Terus kebetulan nama temen saya juga cuma saya beri nama 'Jen'. Jadi ketuker deh. Maaf ya, Pak."

"Sopan banget kamu ngasih nama kontak saya cuma inisial. Kamu pikir saya tahanan yang diberi insial doang?" kata Jeffrey sambil sibuk mengutak-atik laptopnya.

"Maaf, Pak."

Tanpa membalas maaf Anna, Jeffrey langsung membuka bimbingan ini. Tapi saat Jeffrey sedang berbicara, Anna tak sengaja menatap intens wajah Jeffrey yang ternyata sangat tampan.

Anna terpesona.

Sampai-sampai Anna tak sadar sudah bertanya, "Bapak udah punya istri belum?"
























Ekspresi Jeffrey setelah ditanya seperti itu sama Anna :

Ekspresi Jeffrey setelah ditanya seperti itu sama Anna :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] DOSPEMWhere stories live. Discover now