31

2.5K 215 14
                                    

Jen
online

Jen |
Tadi lo nggak jawab mau dibawain makan apa |
Akhirnya gue beliin lo ini |
send a pict |
|

Jen |Tadi lo nggak jawab mau dibawain makan apa |Akhirnya gue beliin lo ini |send a pict ||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

mau ya makan ini |
Gue nyarinya susah, sampe muter-muter sama bokap lo |

| Lagian gue nyuruh lo tangkos
| Ngapain pake bebawaan segala?

Gue kan mau jenguk lo |
Ya harus bebawaan lah |
Gue kan mau kasih perhatian ke lo juga supaya lo nggak marah lagi sama gue hehe.. |

| Oh

Anna menggelengkan kepala saat menerima balasan singkat dari Jeno. Anna berharap Jeno sudah benar-benar memaafkannya dan mau memulai kehidupan yang baru.

Beberapa menit Anna dan Jeffrey di dalam mobil menuju rumah sakit, akhirnya mereka sampai. Anna membantu Jeffrey untuk duduk di kursi roda, lalu mendorongnya dengan perlahan menuju ruangan Jeno.

"Kamu check up kapan lagi, Jef?" tanya Anna sambil mendorong kursi roda milik Jeffrey.

"Lusa harusnya check up. Tapi pas banget sama hari Jeno operasi."

"Lho.. emangnya kenapa?"

"Aku mau tungguin Jeno sampai selesai operasi. Aku mau dampingi dia walaupun cuma nunggu di luar ruangan."

"Selagi nunggu kamu kan bisa check up dulu. Lagian check up kamu nggak selama operasinya Jeno, kok. Nanti pas kamu check up aku yang anter. Kalau yang nungguin Jeno biar mama sama papa aja," ucap Anna sambil membuka pintu ruang inap Jeno.

"Apa nggak ngerepotin mama sama papa?" tanya Jeffrey setelah sampai di dalam. Sedangkan Jeno yang tidak tahu pembicaraan tersebut hanya bisa mengerutkan keningnya.

"Mama sama papa udah kenal Jeno lebih dulu ketimbang sama kamu. Mereka udah anggap Jeno sebagai anak kandungnya sendiri. Jadi jangan khawatir takut direpotin. Nanti biar aku yang bilang sama papa buat nemenin Jeno di hari H."

"Apa ni? Kok nama gue lo bawa-bawa?" tanya Jeno pada Anna.

"Lagi nyusun strategi buat lusa."

"Kenapa lusa?"

"Kan lo harus operasi, tapi nggak ada yang nungguin selain mama sama papa Joona. Sedangkan papa lo harus check up."

"Terus lo kemana?"

"Gue temenin papa lo dulu. Nanti kalau urusannya udah selesai, baru gue ke ruang operasi lo. Nggak apa-apa, kan?" tanya Anna penuh hati-hati. Karena takutnya Jeno berpikir bahwa Anna lebih mementingkan Jeffrey, daripada dirinya.

"Check up aku di undur aja, Na.. Nanti kita bicara sama dokter yang nangani aku buat atur waktu lagi. Saat ini Jeno lebih butuh kehadiran kita. Aku nggak mau dia sedih," ucap Jeffrey sambil mendongakkan kepalanya menatap Anna.

Anna hanya diam bingung harus bagaimana. Tapi Jeno membuka suara dan memutuskan sesuatu. "Papa check up aja sama Anna. Aku biar sama papa Joona."

"Kamu serius nggak apa-apa?"

"Hmm.."

"Maaf ya, Jen.."

"Nggak usah minta maaf mulu ih. Dikit-dikit minta maaf, aku pusing dengernya," ucap Jeno sambil memutarkan bola matanya malas. Sedangkan Jeffrey dan Anna hanya tertawa kecil.

Kemudian Anna menyodorkan barang bawaannya pada Jeno. "Corndog special untuk anak ganteng cem Jeno."

"Lebay lo," ucap Jeno sambil mengambil corndog pemberian Anna.

"Ih kan sebentar lagi lo jadi anak gue. Ya kan, Pa?" tanya Anna sambil menoleh ke arah Jeffrey.

"Kalau mau jadi mama dan anak, bahasanya coba di perbaiki lagi. Jangan pakai gue-lo, kasar banget kedengerannya."

"Ah ribet."

"Heh, nggak boleh gitu, Jeno.. Papa kan ngajarin yang baik supaya kamu bisa bersikap sopan sama Anna."

Jeno tidak suka topik pembicaraan ini. Karena ini bisa membuat pertahanannya kembali goyah. Jeno sudah mengikhlaskan Anna untuk Jeffrey. Tapi, Jeno belum bisa terima bahwa ia akan jadi anak dari sahabatnya sendiri. Gadis yang ia cintai dulunya.

"Kalau lo nggak mau anggap gue sebagai orang tua lo nanti nggak apa-apa kok, Jen. Lo bisa anggap gue sebagai teman. Gue tau perasaan lo yang nggak bisa terima semua ini. Udah di kasih restu aja gue berterimakasih. Tapi kita bisa memperbaiki cara bicara kita supaya terlihat akrab dan sopan," ucap Anna.

"Iya, aku juga minta maaf karena terlalu baper selama ini. Aku belum bisa mengontrol emosiku dengan baik. Aku harap setelah kamu jadi mama ku nanti, kamu bisa mengontrol emosiku jika sudah kelewat batas."

Anna dan Jeffrey tersenyum mendengarnya.

"Jen, kamu udah maafin aku kan?"

Jeno mengangguk.

Anna benar-benar tidak bisa menahan rasa bahagianya. Akhirnya titik terang yang selama ini ia tunggu hadir juga. Dengan spontan Anna memeluk tubuh Jeno yang sedang duduk. Begitu pula Jeno yang membalas pelukan Anna atas dasar sayang sebagai ibu.

"Kalau aku nggak bisa memiliki kamu secara utuh, setidaknya izinkan aku untuk merasakan punya ibu yang baik seperti kamu, Na.. Makasih selama ini kamu udah merawat aku dengan baik. Maaf kalau ada sikap atau perkataan aku yang buat hati kamu sakit. Setelah ini aku janji akan menghilangkan perasaan suka aku ke kamu, dan menggantinya dengan perasaan sayang antara anak dan ibu.."

Jeffrey yang duduk di kursi roda hanya bisa menyaksikan sambil tersenyum hangat. Sebelum akhirnya mereka bertiga berakhir dalam pelukan.




















- bersambung -

JANGAN LUPA KOMEN YAA!

[✓] DOSPEMWhere stories live. Discover now