09

4.8K 511 41
                                    

"Anna, mama sama papa mau pergi sebentar ya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Anna, mama sama papa mau pergi sebentar ya. Kamu sama Jeno di sini aja dulu," kata mama setelah rapi dengan pakaian terbaiknya.

"Mama mau kemana? pacaran sama papa, ya?" tuding Anna membuat mama, papa dan Jeno yang berada di ruang tengah lantas tertawa. "Have fun ya, Ma, Pa."

"Oke sayang! Papa berangkat dulu, ya."

Anna mengangguk sambil tersenyum senang melihat kedekatan orangtuanya. Tak lain dari Jeno hanya tersenyum seadanya. Jeno merasa Anna sangat beruntung memiliki orang tua lengkap dan sayang padanya. Sedangkan Jeno hanya anak angkat yang tiba-tiba beruntung.

"Kalau gue punya keluarga nanti, gue nggak mau jadi kaya papa." Jeno membuka suaranya membuat Anna menoleh. "Gue mau anak-anak gue nanti dapet kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan. Gue nggak mau menghabiskan waktu gue sama pekerjaan. Yang jelas, gue nggak mau anak-anak gue nanti ngerasain apa yang gue rasakan selama ini."

"Jangan bahas itu lagi ya, Jen. Sekarang kita nonton film aja. Gimana?"

Jeno tersenyum dan mengangguk. Sedangkan Anna sibuk mencari film yang bagus untuk di tonton malam ini. Sampai beberapa menit kemudian akhirnya ada satu film yang menarik perhatian Anna.

"Ini horor bukan, Na?"

"Bukan kok."

"Romance?"

Anna mengangguk, "Bisa di bilang begitu."

"Na."

"Ya?"

"Gue boleh jadiin paha lo sebagai bantal?"

Anna mengangkat alisnya, "Sure."

Dengan perasaan bahagia Jeno merebahkan dirinya di atas sofa dengan kepala di paha Anna. Mereka mengamati film dengan seksama.

Tapi lama setelah itu, Jeno bosan. Akhirnya Jeno memutuskan untuk meluruskan tubuhnya dan menatap Anna dari bawah.

"Aaaaa gue pengen jadi ceweknya. Tapi gue nggak punya pacar, nggak bisa uwu-uwuan," monolog Anna masih fokus dengan film di televisinya.

"Na."

"Ya?" jawab Anna tanpa mengalihkan atensinya.

"Anna."

"Apa, Jeno?"

"Na, gue kalo gue bilang gue suka—"

"Sebentar."

Anna menghentikan pemutaran film tersebut dan menyuruh Jeno untuk bangun dari posisinya. Lalu setelah Jeno bangun, Anna meraih ponselnya yang bergetar.

"Hallo?"

"Anna, kamu lagi ingin apa? Kebetulan saya sedang di luar. Terus saya inget kamu. Jadi saya ingin membelikan kamu sesuatu, tapi saya bingung."

Anna membulatkan matanya, "Nggak usah, Pak. Saya lagi nggak pengen apa-apa."

"Serius, Anna. Kalau kamu mau saya bakal beliin."

"Nggak, Pak. Terima kasih."

"Na.."

"Iya, Pak?"

"Kalau saya bilang saya suka sama kamu gimana?"

Anna hanya diam bingung harus menjawab apa. Anna juga mengigit bibir bawahnya karena terlampau gugup.

"Anna.."

"Iya, Pak. Nggak apa-apa kok kalau bapak suka saya. Saya juga nggak ada hak larang bapak, kan? Itu kan perasaan bapak."

"Kamu mau bales perasaan saya nggak?"

"Nggak tau, Pak. Liat nanti saja."

"Hmm.. Oke deh. Omong-omong, kamu serius nggak mau saya belikan sesuatu?"

"Nggak, pak. Terima kasih."

"Ya sudah saya tutup teleponnya ya."

"Iya, pak."

Sambungan pun terputus. Setelah selesai berteleponan dengan Jeffrey, Anna kembali menolehkan kepalanya pada Jeno yang sejak tadi sudah menunggunya sambil menatap dengan serius.

"Siapa?"

"Pak dospem."

"Lo lagi deket sama dia?"

Anna mengangkat bahunya, "Nggak bisa di bilang deket sih. Tapi dia suka sama gue."

Jeno menganggukkan kepalanya singkat.

"Tadi lo mau bicara apa, Jen?"

Jeno menggelengkan kepalanya, "Nggak jadi. Nggak penting juga," ucap Jeno sambil tersenyum kecil.

Anna mengangguk setuju dan tidak berniat memaksa Jeno untuk melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong tadi. Karena Anna pikir dipaksa itu tidak enak.

Tapi sepertinya Anna salah.

Jeno justru menunggu saat di mana Anna kembali bertanya tentang ucapan sebelumnya.

"Mungkin memang nggak seharusnya aku menyukai sahabat ku sendiri."





















- Bersambung -

Kalian tim Anna - Jeno,
or Anna - Jeffrey ?

Kepo ni hahaha...

[✓] DOSPEMDove le storie prendono vita. Scoprilo ora