Chapter 46 - Family

2.2K 168 2
                                    

Sebelum baca, tekan tombol bintangnya dong hehe...

🌼🌼🌼🌼🌼

Sore nya kami sekeluarga datang ke kediaman The Martin untuk menghadiri undangan makan malam dalam rangka syukuran kelulusan Kris. Ayah dan Bunda hanya stay selama satu jam karena malam itu juga bertepatan dengan acara peresmian project Ayah. Mereka cuma ngobrol sebentar dengan Om Erik dan Tante Elena, tidak lupa mengucapkan selamat kepada Kris, lalu pamit. Mbak Vina dan Gio pun ikut bersama mereka, meninggalkanku sendirian di acara itu. Keluargaku pamit bahkan sebelum acara utama makan malam dimulai supaya tidak terlambat sampai di lokasi acara peresmian. Ayah akan melakukan pidato sambutan soalnya.

Yang diundang di acara syukuran ini hanya keluarga saja. Semua keluarga Kris datang. Ketika aku bilang 'semua' berarti memang semuanya datang, baik dari sisi Martin maupun dari sisi Adinata (Tante Elena). Dari mulai kakek, nenek, om, tante, sepupu hingga keponakan.

Yang membuat aku jiper dan membuat jiwa introvert-ku meronta-ronta adalah setiap ada keluarga yang datang aku akan langsung diperkenalkan. Celakanya aku yang pelupa dan punya ingatan seperti Dory si ikan short-term memory loss ini diharuskan mengingat nama dan semua silsilah keluarga mereka. Bisa dibayangin kan gimana ketar ketir nya aku sekarang? Aku sampai membuat pohon keluarga imajiner di otak untuk bantuan mengingat.

Keluarga Kris yang diperkenalkan pertama kali padaku adalah opa dan oma dari klan Martin. Keduanya datang khusus dari Surabaya untuk menghadiri kelulusan Kris. Mereka sudah datang dan menginap di rumah sejak kemarin. Baru kuketahui ternyata Om Erik adalah anak tunggal. Jadi selain mereka, tidak ada lagi perkenalan dari klan Martin.

Nama Kris terinspirasi dari Opa-nya itu, Chris Alexander Martin. Opa Chris adalah pria keturunan Inggris asli yang sudah jadi WNI sejak menikah dengan Oma Aruna. Jadi dapat disimpulkan caucasian look yang tampak pada Om Erik dan anak - anaknya menurun dari Opa Chris. Sedangkan Oma Aruna sendiri adalah orang Surabaya asli.

Darah pengusaha sudah mengalir kental di klan The Martin. Setelah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Martin Corp pada Om Erik bukannya pensiun total, Opa Chris malah beralih mengelola tanah keluarga di kampung halamannya di Inggris menjadi perkebunan anggur. Sekarang perkebunan itu jadi salah satu produsen anggur terbaik dan terbesar di Inggris. Habis jadi kuli bangunan, si Opa beralih jadi petani.

"Gina, you mesti liat kebun anggur Opa disana. Nanti ai ajak you keliling. Udara disana masih bersih soalnya berada pedesaan. You pasti suka," Opa Chris memanggilku 'Gina' bukan 'Nana' sejak kami berkenalan.

"Iya, Opa. Nanti kalau ada kesempatan ke Inggris, pasti aku bakal ke tempat Opa," Aku tersenyum sopan.

Opa Chris menoleh pada Kris. "Kris, you ajaklah girlfriend you ini liburan ke tempat opa. Sebelum you kerja lembur bagai quda sama daddy you nanti, you refreshing lah dulu,"

Semua yang mendengar perkataan Opa Chris barusan sontak tertawa. Opa Chris ini memiliki selera humor yang lumayan. Beda dengan kesan pertama 'dingin' yang kudapat saat berkenalan dengan Om Erik dan Kris, dengan Opa Chris kesan hangat dan akrab langsung terasa. Oma Aruna pun juga ramah, hanya saja lebih pendiam dari Opa Chris yang lebih banyak bicara.

"Ya sponsorin dong Opa. Kalau ajak pergi doang sih gampang," Kris menjawab enteng.

Opa Chris berdecak. "You aturlah sendiri. Nanti tinggal klaim sama si Arman," Opa Chris mengedikkan kepala pada pria yang dari tadi berdiri di belakangnya. Yang kuyakini fungsinya sama seperti Sandi-nya Kris.

"Bulan depan Oma sama Opa bakal stay tiga bulan di Inggris," Tambah Oma.

"Beneran? Liburan semester ini kami ke Inggris Opa yang berangkatin ya?" Tanya Kris memastikan.

GEORGINAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt