Chapter 6 - Lunch

2.9K 234 1
                                    

"Lo ada jadwal lagi ga abis ini?" Aku bertanya pada Reno setelah kelas Komunikasi Global usai.

"Gue masih punya dua kelas lagi abis ini. Mata kuliah peminatan," jawab Reno sambil menungguku memasukkan semua barang ke dalam tas.

Aku langsung cemberut begitu mendengar jawaban Reno itu.

"Kenapa emangnya, Na?" Tanya Reno ketika aku sudah siap. Kelas sudah hampir kosong ketika kami keluar.

Aku dan Reno mengambil peminatan Ilmu Komunikasi yang berbeda. Aku, Elsa dan Hanna mengambil peminatan public relations alias hubungan masyarakat. Sedangkan Reno mengambil peminatan penyiaran.

"Gue ga ada kelas lagi abis ini. Rencana mau ngajakin lo makan siang di luar. Bosen makan di kantin kampus," jelasku sambil berjalan beriringan dengan Reno.

Reno tertawa kecil. "Hey... kuliah baru aja mulai dua minggu dan sekarang lo udah bosen makan di kantin kampus?"

"Salahin Krystal tuh. Tiga hari dia ngidam makan mie ayam. Pake ngajakin kita lagi makan mie ayamnya. Gimana gue ga enek?"

"Sorry ya, Na. Gue masih ada kelas abis ini. Jadi ga bisa nemenin makan di luar," Reno mengusap puncak kepalaku dengan raut bersalah.

Aku makin memasang tampang cemberut ke Reno untuk menambahi 'bumbu' rasa bersalahnya.

"Hey, jangan kasih gue muka busuk gitu dong. Coba tanya cewek – cewek deh, atau Kevin," saran Reno.

"Gue ga tau Hanna bisa ga. Tapi Elsa gue pastiin ga bisa. Gue inget Elsa hari ini kelasnya padat karena ada kelas di HI juga," Aku masih cemberut pada Reno.

"Hanna ada kelas juga seinget gue. Coba ajak Kevin atau Krystal. Mungkin mereka free," Reno menyarankan lagi.

"Ngajak Krystal? Terus mau diajak makan mie ayam lagi? NOPE!" Tolakku mentah – mentah.

"Oke kalo gitu coba tanya Kevin deh. Gue yakin dia bisa. Nah sekarang gue ke kelas dulu ya, tuan putri. Kelas gue ada di lantai 4," Reno pamit sambil mengacak – acak rambutku.

Aku masih memasang tampang cemberut. Tapi mau tak mau aku harus melepas kepergian Reno ke kelasnya. "Bye, Reno!" Aku melambaikan tangan pada Reno.

Reno tersenyum dan membalas lambaian tanganku. Kemudian ia bergegas menuju tangga untuk naik ke lantai 4. Kelas kami tadi kebetulan berada di lantai 3. Jadi Reno tinggal naik 1 lantai untuk mencapai kelas selanjutnya.

Aku pun bergegas turun ke lantai dasar melalui tangga karena lift sudah dipenuhi oleh mahasiswa lain. Keadaan lobby lantai dasar cukup ramai saat itu. Ada anak tingkat akhir peminatan penyiaran yang sedang mengambil gambar untuk tugas Produksi Video. Sebuah pemandangan yang lumrah terjadi di FISIP terutama jurusan Ilmu Komunikasi.

Aku berjalan keluar dari gedung sambil mencoba menelepon Kevin. Pada dering ketiga, teleponku tersambung dan suara nge-bass Kevin menyambutku.

'Halo, Nana.'

"Kevin, lo dimana?" Aku langsung bertanya to the point.

'Gue lagi di gedung jurusan HI ni. Kenapa, babe?'

"Makan siang di luar yok," Aku merengek pada Kevin menggunakan suara nasalku. Aku menggunakan trik ini kalau menginginkan sesuatu dan biasanya berhasil.

'Ayo! Sebenernya gue emang mau makan siang di luar,'

Tuh kan! Meskipun Kevin memang berencana makan di luar, tapi trik suara nasalku tadi juga membantu kesuksesan ajakanku untuk diterima.

GEORGINAWhere stories live. Discover now