Chapter 19 - Plan

2.5K 190 5
                                    

Rendah hati adalah kata yang tepat kalau aku diminta untuk mendeskripsikan Kris. Dari beberapa bulan terakhir ini aku mengenal dan berinteraksi dengannya, itulah kesan yang kudapat. Kris memang bukan orang yang hobi tersenyum dan cepat akrab ngobrol dengan siapa saja. Tapi dia memiliki tingkat kepedulian yang selalu membuat aku tersentuh.

Kris selalu mematikan rokoknya dan menyuruh teman - teman yang lain juga ikut berhenti kalau aku, Hanna, Elsa dan Krystal berada dalam radius yang dekat. Semua anak - anak Avengers kecuali Vino, Sean dan Dion adalah perokok. Pernah sekali waktu Kris menegur Chico untuk berhenti main game dan fokus memperhatikan Sammy yang sedang menjelaskan strategi main tim futsal mereka. Kris lebih memilih nonton bareng kami dan tidak segan gantian mengantri tiket film Fantastic Beast di studio reguler XXI, padahal dia bisa saja nonton di The Premiere bersama Stefany yang juga mengajaknya.

Di waktu yang lain, aku pernah melihat Kris ngobrol dengan satpam saat ia menungguku di parkiran FISIP. Mungkin terlihat biasa, tapi tidak semua orang bahkan aku saja tidak pernah bertegur sapa dengan satpam. Kris juga tidak segan memberi jalan bagi orang yang ingin menyebrang atau mobil lain yang ingin masuk atau keluar lorong.

Tanpa diminta, Kris akan membawakan tas Elsa yang selalu berat diisi buku, meskipun setelahnya langsung diambil alih Kevin. Ngomong - ngomong hubungan Elsa dan Kevin sudah naik kelas lho. Mereka sudah upgrade jadi pasangan kekasih. Kevin akhirnya memberanikan diri nembak dan ngajak Elsa pacaran di acara ulang tahun Kevin beberapa waktu lalu.

Seperti kali ini, aku menemukan rekomendasi tempat makan baru di Instagram. Makanan yang dijualnya sejenis bakso seafood. Ada bakso kepiting, bakso lobster, bakso kerang. Aku sangat ingin mencoba, namun tempatnya berupa warung kecil dan lokasinya di dalam kampung perumahan warga.

Aku iseng mengajak Kris untuk mencoba bersama. Eh, dia mau dong! Ketika kami kesana, akses jalannya sangat sempit. Jadi mobil Kris harus parkir agak jauh. Kami pun harus jalan kaki lagi untuk sampai ke warung itu.

Rupanya banyak orang yang juga sedang kesana. Pengunjung ramai yang datang. Tempatnya jadi viral karena banyak food vlogger yang merekomendasikan. Alhasil kami harus masuk waiting list dan menunggu giliran makan.

"Maaf ya gue gak tahu kalo rame banget gini," Kami duduk di salah satu bangku yang disediakan untuk menunggu. "Lo ada janji lain gak? Kalo ada kita gak jadi aja deh. Kayaknya bakal lama ini nunggunya," Aku hendak bangkit membatalkan pesanan.

Kris menahan lenganku. "It's okay, Nana. I'm all yours today," Aku kembali duduk. "Selagi nunggu kita main game aja yuk," usul Kris.

Aku mengerutkan dahi. "Game apa?"

"20 questions game. Jadi kita gantian saling tanya. Terserah tentang apa aja, tapi harus dijawab. Kalau gak mau jawab, dikasih hukuman. Gimana?" Kris terlihat sangat antusias dengan permainan ini.

"Hukumannya apa?"

Kris tampak berpikir sejenak. Kemudian senyum jahil terbit di bibirnya. "Jadi babu si penanya selama seminggu,"

"Oke. Siapa yang duluan?" Kuterima tantangannya.

"Ladies first," Kris mempersilakan.

Aku mengusap dagu sambil mencari pertanyaan yang tepat. "Kita mulai dari pertanyaan mudah ya. Apa kebiasaan buruk lo?"

"Gak sarapan," Kris langsung menjawab.

Aku mendengus. "Tolong diperjelas ya pak kenapa memilih gak sarapan sebagai kebiasaan buruk anda," Tuntutku sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Kris tertawa pelan. "Aku gak suka makan sendiri," Aku mengangguk karena tahu kebiasaan Kris ini. "Sedangkan jadwal orang serumah beda, jadi waktu sarapan pun gak ketemu. Makanya aku sering skip sarapan karena gak ada temen. Padahal Mommy selalu nyempetin masak sarapan buat kami sekeluarga meskipun dia juga sibuk. Nah aku sering ngerasa bersalah karena itu," Kris menjelaskan dengan panjang lebar.

GEORGINAWhere stories live. Discover now