Chapter 13 - Cupcake

2.7K 207 2
                                    

Sabtu ini aku mendapat tugas belanja bulanan dari Bunda seperti biasa. Kali ini aku pergi sendiri. Tugas belanja bulanan ini sebenarnya cukup mudah. Bunda dan Mbak Siti sudah membuat daftar barang apa yang harus dibeli. Aku tinggal mengikuti saja.

Begitu sampai di supermarket, aku langsung mengambil barang sesuai list dari Bunda. Dengan lincah, aku berpindah dari satu lorong ke lorong lainnya. Kujelajahi semua penjuru mulai dari daily needs, dairy, snacks, produce food, frozen food dan section lainnya. Entah kenapa aku cukup menikmati grocery shopping kali ini.

Ketika sedang berada di deretan rak baking section, sebuah tepukan pelan mampir di bahuku diiringi suara berat yang bertanya. "Permisi, Mbak. Bisa bantu pilihin tepung mana yang harus saya beli buat cupcakes nggak?"

Aku menoleh dan refleks mundur selangkah. Pemilik suara berat yang bertanya padaku itu adalah seorang laki - laki berpostur tinggi yang sangat kukenal. Tapi bukan tinggi badannya yang membuatku tersentak kaget, melainkan penampilan orang tersebut. Aku yakin terakhir kami bertemu penampilannya tidak seperti sekarang ini.

"Mbak?" Tanya laki - laki itu lagi sambil mengulum senyum.

"K-Kris?" Aku tergagap masih belum sepenuhnya pulih dari rasa terkejut. "Ngapain disini?"

Kris Martin yang ada di hadapanku sekarang sangat berbeda. Rambutnya jadi berwarna hitam legam. Tak ada lagi semburat kecoklatan. Poninya dibiarkan jatuh. Tidak ditata naik ke atas yang memperlihatkan dahinya seperti biasa.

Kris nyengir. "Aku lagi belanja bahan cupcake. Tapi ga tahu tepung mana yang harus dibeli. Tepung tapioka, tepung beras atau tepung maizena?" Ia bertanya dengan ekspresi bingung sambil menunjuk ke arah rak tepung.

"Elo? Bikin cupcake?" Tanyaku tak percaya.

Kris meringis. "Ga cocok banget ya," Aku mengangguk setuju sambil ikut nyengir.

Pertemuan ini benar - benar tidak terduga. Kris bukan tipe orang yang bisa kalian temui kapan saja di supermarket. Apalagi bertanya tentang tepung untuk membuat cupcake. Random banget kan?

Aku berjalan ke rak dimana berbagai tepung berada. Kris mengikuti dengan trolinya dari belakang. "Lo bisa pake ini," Kuserahkan sebungkus tepung terigu serbaguna padanya.

"Oke," Tanpa banyak tanya Kris meletakkan tepung terigu itu ke dalam trolinya.

"Dalam rangka apa bikin cupcake?" Tanyaku kepo.

"Hari ini ulang tahun nyokap. Jadi aku, Mark sama Wendy rencana mau bikinin homemade cupcake karena favorit nyokap banget,"

Aku hanya manggut - manggut. "Kalo gitu gue duluan ya. Semoga sukses buat cupcake-nya!" Tak ingin berlama - lama menahannya, aku pamit dan mulai mendorong troli ke rak lain.

"Kira - kira apa lagi ya bahan yang perlu buat cupcake?" Kris malah mengikutiku.

Aku menghentikan langkah lalu memperhatikan barang yang sudah ada di dalam trolinya. "Lo perlu icing butter sama sprinkles,"

Kris mengerutkan dahinya. Terlihat kebingungan. "Aku bener - bener ga tahu apa yang barusan kamu bilang,"

Duh... Kok Kris keliatan menggemaskan kalau lagi bingung gini. "Kenapa sok - sokan mau buat cupcake kalo bahannya aja ga tahu," Sindirku.

"Adikku maksa,"

Tiba - tiba, seorang gadis mendekat ke arah kami. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Wendy Martin, adik bungsu dari Kris.

"Abang... lihat deh! Ini bisa dipake buat hiasan di atas cupcake!" Wendy berkata sambil memperlihatkan bungkusan meses warna - warni pada kakaknya.

GEORGINAWhere stories live. Discover now